Apa Itu Ghosting, dan Cara Move On Setelah jadi Korban Ghosting


Naviri Magazine - Sebagian dari kamu mungkin sudah familiar dengan istilah ghosting. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kejadian saat seseorang tiba-tiba menghilang saat sedang PDKT.

Seseorang yang melakukan ghosting tidak menjelaskan apa masalah atau alasan mereka menjauh. Pelaku ghosting hanya tiba-tiba berhenti menghubungimu dan tidak pernah membalas pesan ataupun telepon lagi. Apa pun yang berusaha kamu lakukan, mereka tidak pernah kembali dan menghilang seperti hantu (ghost).

Tampaknya, ghosting tidak hanya terjadi saat masa-masa pendekatan. Kebiasaan menghilang tanpa penjelasan ini juga bisa terjadi ketika kita sudah menjalani hubungan. Selain itu, ghosting juga bisa terjadi pada pertemanan.

Ghosting menjadi salah satu cara seseorang untuk mengakhiri komunikasi atau hubungan. Bahkan ghosting juga jadi indikasi bahwa seseorang tidak menyukai kamu, tapi tak ingin mengucapkannya secara langsung.

Mengutip Washington Post, survei YouGov terhadap orang dewasa di Amerika Serikat menemukan bahwa 30 persen responden pernah melakukan ghosting kepada pasangan atau teman. Berdasarkan survei yang dirilis oleh Elle US, 26 persen perempuan dan 33 persen laki-laki pernah melakukan ghosting atau di-ghosting.

Walau ghosting saat ini sudah biasa dilakukan, namun dampak dari sikap tersebut bisa sangat menyakiti seseorang. Terutama bagi mereka yang kurang memiliki kepercayaan diri. Para korban ghosting bisa langsung merasa insecure dan menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab mereka ditinggalkan begitu saja tanpa alasan.

Cara move on setelah jadi korban ghosting

Layaknya patah hati pada umumnya, sebagian dari kita juga membutuhkan waktu untuk bisa move on setelah di-ghosting. Menurut laporan NBC News, cara paling mudah untuk cepat move on dari masalah percintaan yang satu ini adalah dengan memutus semua kontak.

"Setelah kamu menyadari sudah jadi korban ghosting, jangan menghubungi orangnya. Meski mereka mengalami kecelakaan atau koma sekalipun, jangan dihubungi apalagi untuk meminta kejelasan. Sebab kalau mereka ingin menjelaskan, pasti mereka yang akan menghubungi kamu," ungkap penulis buku 'Ghosted', Rosie Walsh.

Ia juga menyarankan kita untuk menolak kalau pelaku ghosting tersebut kembali menghubungi. Hindari untuk mencari kejelasan, sebab ghosting sudah menjelaskan semuanya. "Saat seseorang melakukan ghosting, berarti kamu sudah mendapatkan akhir dari hubungan kalian. Hanya saja ghosting adalah bentuk jahat dan tidak sopan dari mengakhiri hubungan," pungkasnya.

Menurutnya, kalau kita menikmati semua sakit hatinya sendiri dan kemudian mulai bangkit lagi, kita bisa move on lebih cepat setelah di-ghosting.

Related

Relationship 3758488224380237464

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item