Asal Usul Legenda Penunggang Kuda Tanpa Kepala, hingga Jadi Budaya Populer (Bagian 1)


Naviri Magazine - Jika zombie disebut-sebut sudah menguasai budaya pop, makhluk tanpa kepala pun punya popularitasnya sendiri. Michonne lagi-lagi memenggal zombie dengan pedang samurainya di The Walking Dead, dan hukuman yang terus-menerus ada di Game of Thrones adalah perintah feodal lama 'potong kepalanya.'

Horor selalu menggunakan kepala untuk momen-momen mengejutkan—ingatkah Anda pada kepala-kepala yang meledak di Scanners, film David Cronenberg tentang ahli telepati yang dipersenjatai, atau setan yang mendapat balasannya dengan memenggal kepala David Warner di film pertama Omen?

Semua film horor Italia yang kejam biasanya berfokus pada merusak mata, seolah ingin menghukum apa yang ingin kita lihat. Namun kini, horor di televisi menggunakan efek ini secara berlipat ganda, dan penuh dengan imaji yang mengerikan dengan tumpukan kepala zombie, atau kepala yang digunakan sebagai trofi untuk menyemangati tentara.

Setiap tahun menjelang Halloween, mitos Amerika mengenai penunggang kuda tanpa kepala muncul kembali—meski kini cerita ini diingat orang sepanjang tahun karena ada program televisi Sleepy Hollow.

Kisah ini diadaptasi dengan sangat bebas dari cerita Washington Irving pada 1820 tentang The Legend of Sleepy Hollow, yang terasa seperti dongeng dari mulut ke mulut, dikumpulkan dan diceritakan ulang lewat versi cetak satu generasi setelah kejadiannya. Peristiwanya terjadi di ruang yang kabur antara sejarah dan cerita rakyat.

Kisahnya berangkat dari permukiman Belanda di utara New York City di Sungai Hudson. Pada Perang Revolusi 1776, tentara George Washington dipaksa untuk mundur dari Manhattan.

Di Pertempuran White Plains, komandan militer Inggris mengirimkan penunggang kuda Hessian—pembunuh bayaran Jerman yang tanpa ampun, dengan reputasi mengerikan. Pada tembakan meriam pertama mengenai kepala salah satu pembunuh bayaran itu.

Dia kemudian dikuburkan dengan tergesa-gesa di kuburan dekat gereja Sleepy Hollow, karena gereja Belanda tersebut punya kedekatan dengan kampung halamannya.

Sejak itu, dia sering menunggangi kuda mencari kepalanya—yang tertinggal dan pecah di medan perang—atau mengambil kepala orang lain. Kisah ini unik karena menjadi salah satu dari sedikit contoh mitologi Amerika, mencampurkan supranatural dengan sejarah yang terjadi, terkait terbentuknya Amerika Serikat.

Kisah ini hanyalah satu dari banyak cerita rakyat mengenai penunggang kuda tanpa kepala yang banyak terdapat pada kisah-kisah Teutonik dari Grimm Bersaudara sampai mitos Skandinavia dan legenda Dullahan dari tradisi Celtic Irlandia; iblis tanpa kepala berkeliling menunggang kuda hitam. Mitos ini bahkan kemudian ada yang memodifikasinya dengan menjadi pengemudi motor besar tanpa kepala dari neraka.

The Legend of Sleepy Hollow karya Irving kemudian dikerjakan ulang oleh Tim Burton lewat filmnya pada 1999, Sleepy Hollow, dengan penampilan Christopher Walken yang sangat diingat saat memerankan penunggang kuda Hessian tanpa kepala, lengkap dengan gigi tajam dan mata tanpa ampun, namun kemudian dikhianati oleh dua gadis manis di hutan.

Dan kepala-kepala terpenggal dengan santainya dalam adaptasi Burton ini.

Serial televisi AS juga bertujuan untuk melipatgandakan keseramannya. Meski awalnya pada 1776, namun karakter protagonis Ichabod Crane dibawa ke era modern karena penunggang kuda sudah bangkit lagi.

Kali ini, mitos itu digabung dengan Empat Penunggang Kuda Pembawa Kiamat, dan si penunggang kuda adalah tanda-tanda bahwa AS memasuki Hari Akhir, seperti disampaikan dalam visi Book of Revelation. Sama halnya seperti kumpulan zombie di depan gerbang, begitu pula dengan empat penunggang kuda ini.

Di luar dari ceruk kecil akan film horor berdarah, kepala yang terputus biasanya hanya menjadi sugesti, seperti di kotak misterius yang dibawa oleh karakter John Turturro pada akhir film Barton Fink karya Coen Bersaudara, atau pada kotak yang mengerikan, yang dikirimkan pada detektif yang diperankan oleh Brad Pitt pada akhir film soal pembunuh berantai, Se7en—film yang dulunya dianggap telah mendorong batasan citra yang representatif.

Pada seri kedua Fargo, yang dirilis pada 2015, kedua kotak ini muncul lagi dengan pengiriman pos sebuah kepala, kali ini kotak tersebut dibuka.

Baca lanjutannya: Asal Usul Legenda Penunggang Kuda Tanpa Kepala, hingga Jadi Budaya Populer (Bagian 2)

Related

Mistery 6876176243859479604

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item