Bagaimana Cara Dinosaurus Bertarung dengan Sesamanya? Ini Penjelasan Ilmuwan


Naviri Magazine - Luka akibat pertempuran terkait dengan cakar melengkung yang menakutkan milik kerabat dinosaurus, Velociraptor. Menurut para peneliti, Velociraptor memberi titik terang tentang bagaimana cakar digunakan sebagai senjata. 

Dinosaurus berusia 75 juta tahun ini merupakan raptor berbulu, bernama Talos sampsoni. Nama Talos diambil dari mitologi Yunani, sedangkan sampsoni dipakai untuk menghormati Scott Sampson, seorang kurator penelitian di Utah Museum of Natural History.

Sebuah penemuan terkenal di Mongolia 30 tahun lalu menunjukkan Velociraptor yang terkunci dalam pertempuran bersama mangsanya. Fosil tersebut menunjukkan jika cakarnya digunakan sebagai senjata.

Talos merupakan jenis troodontid, sekelompok dinosaurus dengan anatomi yang terkait erat dengan burung. Panjangnya diperkirakan sekitar 6 kaki (2 meter) dan beratnya sekitar 83 pon (38 kilogram). Talos tidak dapat dikategorikan sebagai troodontid terkecil atau terbesar. Sebab, Talos jauh lebih besar dari troondontids kecil seperti Anchiornis yang berberat 100 gram. Namun jika dibandingkan dengan Troodon (panjangnya 8 kaki), Talos lebih kecil dan lebih ramping.

"Talos berkaki tangkas dan ringan," kata peneliti Lindsay Zanno, seorang ahli paleontologi vertebrata di University of Wisconsin-Parkside. "Si kecil ini tukang berkelahi," tambahnya.

Para peneliti menemukan spesies ini di Grand Staircase Escalante National Monument, sebelah selatan Utah. Daerah ini adalah salah satu kuburan dinosaurus terakhir nan asli di Amerika Serikat. Di daerah ini, setidaknya sudah 15 spesies dinosaurus baru yang ditemukan, seperti ada hanya dalam dekade terakhir, termasuk kalkun seperti Hagryphus giganteus, Utahceratops dan Kosmoceratops, dinosaurus berparuh bebek, Gryposaurus monumentensis, dua tyrannosaurus baru, dan sejumlah dinosaurus lapis baja yang dikenal sebagai ankylosaurs.

Setelah peneliti mulai mempelajari fosil, mereka menemukan tanda-tanda trauma pada jari kedua di kaki kiri. "Ketika kami menyadari bahwa kita memiliki bukti dari cedera, kegembiraan terlihat jelas," kata Zanno. "Sebuah spesimen yang cedera memiliki kisah untuk diceritakan."

Bukti dari cedera dapat menjelaskan bagaimana bagian tubuh digunakan, para peneliti menjelaskan. Cedera pada kaki raptor, misalnya, dapat menghasilkan rincian baru tentang potensi fungsi jari kaki dan cakar.

Menggunakan mikro-CT scanner beresolusi tinggi, Zanno dan rekan-rekannya melihat cedera sebatas jari kaki yang memiliki cakar besar. Mungkin retak atau tergigit dan kemudian menderita infeksi lokal.

"Orang-orang telah berspekulasi bahwa cakar pada kaki raptor digunakan untuk menangkap mangsanya, berkelahi dengan anggota lain dari spesies yang sama, atau membela hewan terhadap serangan," kata Zanno. "Interpretasi kami mendukung gagasan bahwa hewan-hewan ini secara teratur menempatkan kaki mereka dalam bahaya."

Menariknya, jari kaki yang cedera menunjukkan tanda-tanda jenis perubahan dalam tulang yang terjadi selama beberapa minggu hingga bulan. Hal ini menunjukkan bahwa Talos hidup dengan cedera serius pada kakinya untuk waktu yang lama.

"Apa pun itu, apakah untuk memperoleh mangsa atau berinteraksi dengan anggota lain dari spesiesnya, pasti mampu dilakukannya dengan cakar di kaki kanan," kata peneliti Patrick O'Connor di Ohio University.

"Data kami mendukung gagasan bahwa cakar raptor tidak digunakan untuk tujuan yang membosankan, seperti berjalan," kata Zanno. "Itu adalah instrumen yang dimaksudkan untuk menimbulkan kerusakan."

Namun, masih belum jelas apa yang mungkin telah dimakan Talos. "Banyak yang masih memperdebatkan apa makanan mereka," kata Zanno. "Penelitian terbaru saya menunjukkan bahwa Talos kemungkinan karnivora atau omnivora."

Talos tinggal Amerika Utara, di terusan dangkal yang membentang dari Teluk Meksiko melalui Samudra Arktik yang membagi benua itu menjadi dua daratan, Amerika Timur atau Appalachia dan Amerika Barat atau Laramidia, selama beberapa juta tahun.

"Kawasan itu sangat basah, lingkungannya sangat subur, hampir berawa-rawa, dan secara teratur dibombardir oleh badai besar yang datang dari terusan yang membagi Amerika Utara pada waktu itu," kata Zanno.

Misteriusnya, dinosaurus dari benua hilang, Laramidia, tampak luar biasa beragam. Biasanya, hewan-hewan besar berbagi seluruh area di mana mereka hidup dengan hewan-hewan lain, seperti halnya anjing hutan dan singa gunung saat ini. Hal itu berarti pula harapan untuk membuktikan keberadaan benua yang relatif kecil, seperti Laramidia.

"Kami sudah tahu bahwa beberapa dinosaurus yang menghuni Utah selatan selama periode Cretaceous Akhir. Tapi, Talos mengatakan kepada kita bahwa singularitas ekosistem ini tidak hanya terbatas untuk satu atau dua spesies saja. Lebih tepatnya, seluruh wilayah itu seperti sebuah dunia yang hilang," tambah Zanno.

Lantas, bagaimana keragaman tersebut berkembang? "Kami hanya bisa mengajukan pertanyaan itu sekarang," kata Zanno. "Beberapa penelitian awal yang dilakukan oleh rekan saya menunjukkan kemungkinan tentang adanya hambatan geografis pegunungan, dan sungai membagi populasi, menjaga mereka terisolasi cukup lama untuk menjadi spesies baru."

Fosil Talos dipamerkan untuk pertama kalinya di Past Worlds Observatory di Utah Museum of Natural History yang baru, Salt Lake City. Para ilmuwan merincikan temuan mereka dalam jurnal PLoS ONE.

Related

Science 5795184234688934679

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item