Fakta-fakta Menarik Aurora: Bagaimana Aurora Bisa Muncul di Bumi?


Naviri Magazine - Kalian pasti tahu apa itu aurora. Tapi tahukah kamu bagaimana aurora terjadi? Bisakah Aurora terjadi di Indonesia? Berikut ini uraian menarik seputar aurora.

Apa Itu Aurora?

Aurora adalah suatu fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer suatu planet. Hal ini terjadi di daerah kutub, yaitu kutub utara dan selatan. 

Aurora yang terjadi di utara dikenal dengan aurora Borelalis. Sedangkan aurora yang terlihat di selatan disebut aurora Australis. Aurora Borelasis selalu terjadi di antara bulan September – Oktober dan Maret – April. Jadi bila ingin melihat aurora, datanglah kutub utara di antara bulan-bulan tersebut.

Bagaimana Aurora Terjadi?

Aurora adalah hasil emisi foton di atas Bumi, tepatnya di atas 80 Km. Aurora terjadi akibat adanya tabrakan antara ion dan atom dari medan magnet Bumi dan badai Matahari. Karena itulah aurora hanya dapat dilihat di bagian kutub atau disekitar kutub Bumi.  Karena bagian kutub memiliki medan magnet yang lebih kuat dibandingkan bagian lain di Bumi. 

Apakah Aurora bisa terjadi di Indonesia? Kemungkinan tidak, karena kekuatan magnetik di daerah khatulistiwa sangat kecil. Hal ini tidak memenuhi syarat untuk terjadinya Aurora.

Aurora memiliki warna yang beragam, tergantung unsur apa yang diemisikannya: Warna Hijau atau merah: unsur yang diemisi adalah oksigen. Warna biru atau merah: unsur yang diemisi adalah nitrogen.

Hubungan Badai Matahari dan Magnetosfer (Magnet Bumi)

Kita telah mengetahui bagaimana aurora terjadi. Agar lebih lengkap, berikut ini hubungan antara badai Matahari dan magnetosfer yang menimbulkan aurora.

Bumi terus-menerus tenggelam dalam badai Matahari. Badai Matahari adalah aliran jernih plasma panas (gas elektron bebas dan ion positif) yang dipancarkan oleh Matahari ke segala arah. 

Biasanya, angin Matahari mencapai Bumi dengan kecepatan sekitar 400 km/s, kepadatan sekitar 5 ion/cm 3 dan intensitas medan magnet sekitar 2-5 nT (nanoteslas; bidang permukaan bumi biasanya 30,000-50,000 nT). Ini adalah ketetapan umum, tapi pada kenyataannya hal tersebut bisa berlangsung lebih besar dan lebih cepat.

Magnetosfer dibentuk oleh dampak dari angin Matahari pada medan magnet Bumi. Membentuk sebuah penghalang angin Matahari pada jarak sekitar 70.000 Km, membentuk sebuah busur 12.000 Km hingga 15.000 Km lebih ke arah hulu. 

Lebarnya mengikuti magnetosfer Bumi, biasanya 190.000 Km. Gangguan dalam angin Matahari meningkatkan aliran ion ini, sehingga terjadi tabrakan antara atom dan ion Matahari dengan magnetosfer, lalu terbentuklah aurora.

Efek Aurora Terhadap Bumi

Efek aurora terhadap Kehidupan di Bumi masih diteliti hingga sekarang. Belum ada data yang signifikan untuk membuktikan efek aurora terhadap Bumi. Namun, Beberapa ahli memperkirakan aurora dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Hal ini didasarkan karena badai Matahari dan magnetosfer terdiri dari gas yang terionisasi. Menurut Michael Faraday, gas yang terionisasi ini bermuatan listrik.

Bukti lainnya yaitu ketika badai magnetik aurora terbesar terjadi. Yaitu pada tanggal 2 Agustus dan 2 September 1859. Pada saat yang bersamaan terjadi percakapan antara 2 operator Telegraph Amerika Line antara Boston dan Portland, pada malam tanggal 2 September 1859

Percakapan tersebut berlangsung selama 2 jam dan tanpa menggunakan daya sama sekali. Hal ini menjadi dasar, mungkin di masa yang akan datang dapat diciptakan alat pembangkit listrik tenaga aurora. 

Related

Science 6079336631686134700

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item