Kisah Badai Matahari yang Pernah Mengguncang Bumi: Aliran Listrik Sedunia Mati Total


Naviri Magazine - Coronal mass ejection (CME) merupakan ledakan besar badai matahari. Ini sering dikaitkan dengan bentuk lain dari aktivitas matahari, terutama jilatan api matahari. Semburan api matahari ditafsirkan sebagai kemunculan energi besar yang berlangsung tiba-tiba. 

Nyala api menyemburkan awan elektron, ion dan atom melalui korona ke ruang angkasa. Awan ini biasanya mencapai bumi, satu atau dua hari setelah peristiwa. Kebanyakan semburan berasal dari daerah aktif di permukaan matahari, seperti bintik matahari. 

Selama matahari berada pada titik maksimum, yang merupakan waktu ketika matahari menunjukkan aktivitas dalam jumlah paling besar, matahari menghasilkan sekitar 3 CME setiap hari, sedangkan pada titik minimal hanya menghasilkan sekitar 1 setiap CME per 5 hari.

Titik maksimum matahari berikutnya diperkirakan terjadi pada suatu waktu antara Januari dan Mei 2013. Ketika coronal mass ejection mengarah ke bumi, gelombang partikel dapat membuat badai geomagnetik yang dapat mengganggu magnetosfer. Proses ini dapat menyebabkan aurora yang kuat di sekitar kutub magnet bumi yang dikenal sebagai Cahaya Utara dan Selatan. 

MSE dan jilatan api matahari dapat mengganggu jalur komunikasi, transmisi radio, dan menyebabkan kerusakan satelit dan fasilitas transmisi listrik, sehingga bisa terjadi pemadaman listrik besar-besaran dalam jangka panjang di Bumi. Manusia yang berada di tempat tinggi atau di pesawat terbang memiliki risiko rawan terkena paparan radiasi.

Badai matahari tahun 1859 terjadi selama siklus matahari 10. Itu adalah badai matahari terkuat yang tercatat dalam sejarah. Suar terbesarnya diamati oleh Richard Christopher Carrington dan dikenal sebagai Carrington Super Flare. 

Pada tanggal 1 September 1859, Carrington dan seorang astronom amatir Inggris, Richard Hodgson, secara independen menerbitkan pengamatan mereka tentang suar matahari. Di lain pihak, fisikawan Skotlandia, Balfour Stewart, mencatat super flare pada malam tanggal 28 Agustus 1859 di Observatorium Kew dan mempresentasikan temuannya dalam makalah pada 21 November 1861. 

Namun demikian, penghargaan diberikan kepada Richard Carrington sebagai orang pertama yang menunjukkan eksistensi badai matahari pertama.

Pada tahun 1859, suar terbesar disebabkan coronal mass ejection mengarah ke Bumi. Waktu yang dibutuhkan CME untuk tiba di bumi hanya 18 jam. Ini luar biasa karena perjalanan seperti ini biasanya membutuhkan waktu tiga sampai empat hari. 

Pada 1-2 September 1859, bumi mengalami badai geomagnetik besar. Aurora terlihat di seluruh dunia, terutama di atas Karibia dan Rocky Mountain. Sistem telegraf di seluruh Eropa dan Amerika Utara lumpuh. 

Tiang telegraf melemparkan percikan api dan spontan membakar kertas. Beberapa sistem telegraf terus mengirim dan menerima pesan meskipun telah terputus dari pasokan listrik. Sebuah peristiwa serupa bisa menghancurkan infrastruktur dunia.

Related

Science 1837043009679737627

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item