Kisah Pria yang Menjadi Saksi Ledakan Bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki

Naviri Magazine - Selama tahap akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Yang pertama mendarat pada 6 Agustus 1945 dan yang kedua pada tanggal 9 Agustus. 

Dua pengeboman itu merupakan satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam perang. Selama 2-4 bulan pertama setelah pengeboman, efek akut menewaskan 90.000-166.000 orang di Hiroshima, dan 60.000-80.000 orang di Nagasaki.

Tsutomu Yamaguchi adalah seorang penduduk Nagasaki yang selamat dari kedua peristiwa bersejarah itu. Perlu dicatat bahwa setidaknya 160 korban hidup telah terkena pengaruh dampak kedua pemboman, namun Yamaguchi adalah satu-satunya orang secara resmi diakui oleh pemerintah Jepang sebagai korban yang hidup normal. 

Pada 1945, ia tengah berada di Hiroshima untuk mengurusi bisnis di Mitsubishi Heavy Industries, ketika kota itu dibom pada 6 Agustus pukul 8:15. Ketika bom itu meledak, Yamaguchi berada di tempat sejauh kira-kira 3 km (1.8 mil) dari pusat ledakan.

Ledakan itu memecah gendang telinganya, membutakan matanya untuk sementara waktu, dan membakar bagian atas tubuhnya. Yamaguchi tidak menerima pengobatan hingga ia kembali ke Nagasaki keesokan harinya. 

Meskipun diperban, Yamaguchi dilaporkan tetap bekerja tiga hari setelah ledakan. Namun, lagi-lagi ia berurusan dengan ledakan bom atom meski dirinya tidak terluka. Uniknya, saat itu berada di lokasi sejauh 3 km (1,8 mil) dari titik nol.

Tsutomu Yamaguchi meninggal pada tanggal 4 Januari 2010 di Nagasaki pada usia 93 tahun. Pada tanggal 22 Desember 2009, sutradara film James Cameron dan penulis Charles Pellegrino bertemu Yamaguchi saat ia berada di sebuah rumah sakit di Nagasaki, dan mendiskusikan ide untuk membuat film tentang senjata nuklir. 

Yamaguchi berkata, "Saya pikir itu adalah takdir Cameron dan Pellegrino untuk membuat sebuah film tentang senjata nuklir."