Mengenal Poin-poin Penting dalam Surat Lamaran Kerja (Bagian 2)


Naviri Magazine - Artikel ini adalah lanjutan artikel sebelumnya (Mengenal Poin-poin Penting dalam Surat Lamaran Kerja - Bagian 1). Karenanya, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sangat disarankan untuk membaca artikel sebelumnya terlebih dulu.

Perhatikan bahasa surat

Di dalam pelajaran menulis ada peringatan penting; ‘menulislah dengan bahasa yang sesuai untuk orang yang akan membacanya’. Artinya tentu saja bahwa kita dituntut untuk menulis sesuai dengan tingkat nalar si pembaca tulisan kita, atau berdasarkan ‘siapa’ yang akan membacanya. 

Lalu siapa yang akan membaca surat lamaran kita? Tentu saja petugas penyelia, HRD atau manajer personalia. Karenanya, menulislah dengan bahasa yang formal, sekaligus profesional.

Menulis dengan bahasa yang formal tidak berarti harus kaku seperti buku fisika, namun setidaknya menggunakan bahasa yang baik dan benar, sesuai dengan EYD atau Ejaan yang Disempurnakan. Hindari penggunaan bahasa-bahasa gaul yang slengekan atau menggunakan kode-kode tertentu yang biasa digunakan dalam penulisan SMS, chatting atau e-mail. Selain itu, menulislah dengan santun. 

Surat lamaran yang kita tulis adalah sarana yang kita gunakan untuk berbicara kepada pihak perusahaan. Nah, seseorang terkadang terkesan kepada seseorang yang lain karena melihat cara berbicaranya. 

Begitu pula halnya dengan surat. Seseorang bisa saja menjadi terkesan (atau menjadi tidak terkesan) karena membaca cara berbicara seseorang dalam surat itu. Karenanya, bicaralah (maksudnya menulislah) dengan cara yang formal namun menyenangkan, santun tapi profesional.

Perhatikan kualifikasi 

Yang seringkali dilihat oleh seorang petugas penerima surat lamaran dalam rangka menyeleksi surat-surat lamaran yang masuk adalah soal kualifikasi. Ketika mereka tengah membutuhkan seorang sekretaris, umpamanya, mereka akan memfokuskan pada surat-surat lamaran yang menunjukkan bahwa si pelamar memiliki kualifikasi di bidang itu. 

Karenanya, mereka akan jadi kesal dan tentu saja tak akan tertarik untuk membaca atau mempelajari lebih lanjut surat-surat lamaran yang jelas-jelas tidak menyebutkan kualifikasi, atau yang menyebutkan kualifikasi namun tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.

Karenanya pula, ketika menulis surat lamaran, jangan lupakan hal yang penting ini untuk membantu kerja para petugas yang malang itu. Nyatakan kualifikasi kita dengan jelas dalam surat lamaran tersebut, bahwa kita memang memiliki potensi dan kualitas untuk mengisi lowongan pekerjaan yang tengah diperebutkan tersebut.

Yang tak kalah penting dari itu adalah; hindarkan untuk melamar bidang pekerjaan yang jelas-jelas jauh dari kualifikasi yang kita miliki. Umpamanya kita yakin kalau kita memiliki bakat yang hebat serta kualifikasi yang jelas dalam bidang teknik bangunan, rasanya akan lebih baik kalau kita mengirimkan surat lamaran ke lowongan pekerjaan yang membutuhkan arsitek, dan tidak usah membuang-buang waktu melamar ke perusahaan yang tengah membutuhkan satpam! 

Ini bukan hanya akan membuang-buang waktu, tenaga dan biaya, namun juga akan membuat kesal pihak penerima surat lamaran kita. Lebih dari itu, ini sama sekali tak akan membantu masa depan kerja kita.

Sebutkan ‘network’ yang dimiliki

Kalau kita melamar suatu pekerjaan dan kebetulan kita memiliki hubungan dengan pihak-pihak lain yang memiliki bidang yang relevan dengan pekerjaan yang kita lamar tersebut, tak ada salahnya untuk menyebutkannya di dalam surat lamaran—sepanjang hal tersebut tidak akan mengakibatkan kontradiksi.

Misalnya, kita melamar suatu pekerjaan di bidang penerbitan. Kebetulan, sebelum itu kita memiliki hubungan dengan suatu penerbit sebagai editor freelance atau editor lepas (pekerja yang tidak terikat dengan perusahaan). Nah, kita bisa menyatakan hal tersebut di dalam surat lamaran kita, dengan menyebutkan bahwa kita pernah bekerja sebagai editor lepas pada sebuah perusahaan (bisa disebutkan nama perusahaannya).

Dengan pernyataan hal tersebut, kita secara tak langsung telah menunjukkan bahwa kita memiliki kualifikasi yang benar-benar memadai untuk dapat dipertimbangkan oleh perusahaan yang kita lamar itu, dengan bukti bahwa kita sebelumnya telah diterima bekerja oleh perusahaan penerbitan lain. Dari sini, jika perusahaan yang menerima surat lamaran kita tertarik, mereka akan bisa melakukan cek atau cross check kepada perusahaan yang kita sebutkan itu.

Namun hati-hati. Penyebutan ‘network’ semacam ini hanya berlaku jika hubungan kita dengan perusahaan tempat kita bekerja sebelumnya itu memang berlangsung secara baik. 

Artinya, ketika kemudian pihak perusahaan yang menerima surat lamaran kita itu melakukan cross-check ke perusahaan yang kita sebutkan tersebut, jawaban yang akan mereka terima adalah jawaban yang positif—dan itu akan menambah nilai plus kita. Namun jika hubungan kita dengan perusahaan terdahulu itu tidak baik, maka bisa saja jawaban yang akan mereka berikan menyangkut kita kepada perusahaan itu akan negatif pula—dan ini tentu saja tidak akan membantu kita, bahkan sebaliknya.

Tapi yang jelas, penyebutan ‘network’ di dalam surat lamaran akan memberikan nilai tersendiri kepada kita, sekaligus juga akan memudahkan pihak perusahaan penerima lamaran itu untuk menentukan sikap selanjutnya terhadap surat lamaran kita.

Baca lanjutannya: Mengenal Poin-poin Penting dalam Surat Lamaran Kerja (Bagian 3)

Related

Career 2063793264664982335

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item