Mengenal Sinkhole atau Lubang Besar di Tanah, dan Proses Terbentuknya


Naviri Magazine - Bagaimana kalau tiba-tiba tanah tempat kita berpijak tiba-tiba ambrol dan berlubang? Seperti yang terjadi di Guatemala, sebuah sinkhole terbentuk dengan kedalaman 330 kaki (100 meter).

Secara geologi, ada syarat-syarat tertentu atau mekanisme tertentu dan diawali tanda-tanda tertentu dalam pembentukan sinkhole. Salah satu indikasi yang paling sering adalah adanya perubahan sistem air tanah (perubahan geohydrology) sebelum terjadinya amblesan ini.

Sinkhole terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock) berupa batu gamping.

Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Hal ini biasanya terjadi pada daerah yang tersusun oleh batu gamping. Batu gamping relatif mudah terlarutkan ketimbang batu pasir (batuan yang tersusun oleh pasir, biasanya mineral kuarsa). 

Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga, karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.

Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan di atasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” di bagian atas tidak kuat menahan dan akhirnya hancur.

Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter, seperti yang terjadi di Guatemala.

Proses pengendapan di atas cekungan ini akhirnya menutup sinkhole yang seringkali tidak disadari oleh penghuni di atasnya.

Proses siklus ini berjalan ribuan tahun, yang dalam skala geologi sering dalam juta tahun, bisa saja hanya disebut proses yang sekejap. Tetapi walaupun terjadi seribu tahun yang lalu, barangkali kita tidak memiliki rekaman itu, dan kita hanya menggunakan tanah di atasnya seolah-olah dahulu tidak terjadi apa-apa.

Bagaimana mengenali kemungkinan terjadinya fenomena ini?

Pertama, ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock)-nya adalah batu gamping.

Gejala-gejala sebelum terjadinya amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi. Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah cekungan.

Dijumpai retakan-retakan tanah. Misalnya pohon-pohon yang miring menuju ke arah titik yang sama (pusat amblesan), pintu susah ditutup karena mleyot-mleyot.

Lembah sinkhole ada yang mengalami banjir karena sistem pembuangan atau saluran drainasi alamnya tertutup.

Lembah-lembah sinkhole lain mengalami banjir pada waktu adanya runoff water. Gejala perubahan groundwater geology ini yang sering menunjukkan bagaimana sitem aliran sungai bawah tanah di daerah berbatu gamping. 

Aliran sungai bawah tanah bisa saja tertutup, yang menunjukkan adanya kemungkinan runtuhan bawah tanah. Pola hidrologinya tentu saja akan terpengaruh akibat runtuhan bawah tanah ini. Jadi tentunya sebelum melakukan uji pengeboran mencari apakah ada terowongan di bawah, perlu juga dilakukan pengamatan permukaan. 

Apakah ada cekungan-cekungan bekas sinkhole? Adakah perubahan hidrologi yang teramati dalam kurun waktu tertentu ketika musim penghujan dan musim kering? Uji pengeboran pun belum tentu bisa membuktikan atau menolak hipotesa, karena mencari bolongan ini tidak bisa dilakukan dengan mudah. 

Bayangkan kalau area yang luasnya 2 Km persegi harus dibuktikan dengan satu lubang bor… itu seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Salah satu cara adalah dengan pengamatan (survey) geofisika bawah permukaan, baik survey geolistrik, elektromagnetik, gravitasi dll.

Related

Science 115795278780211084

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item