Menguak Asal Usul Monster dan Hewan-hewan Aneh dalam Kisah Harry Potter (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2021/03/menguak-asal-usul-monster-dan-hewan.html
Naviri Magazine - Dalam karya JK Rowling, monster dan hewan-hewan mistis memainkan peran yang melebihi upaya membangun sebuah dunia imajinasi: mereka memberikan kedalaman simbolis dan psikologis, juga mengingatkan bahwa kita tengah berkunjung ke sebuah tempat penuh keajaiban.
Rowling ialah penemu sekaligus juru arsip hewan-hewan fantastis, mengisi dunia buatannya dengan campuran apa yang disebut 'monster klasik' (troll, centaurus, manusia duyung) dan tokoh cerita rakyat (bowtruckles, erklings), dengan tokoh ciptaannya sendiri (dementor).
Sebagian dari monster-monster koleksi ini lebih dikenal daripada yang lain: grindylow dan boggarts, contohnya, berasal dari cerita rakyat Keltik dan Inggris, namun mereka tidak begitu populer. Makhluk-makhluk ini seringkali mempunyai latar belakang yang tidak-begitu-fantastis: grindylow hidup di perairan dangkal dan dikisahkan suka menculik anak-anak dengan lengan mereka yang hijau dan berbentuk seperti alang-alang.
Tak sulit melihat penjelasan akan eksistensi grindylow - yang penampilannya mirip tumbuhan air, yang biasanya dapat bergerak, dan dengan demikian memiliki penampilan unik tersendiri - yakni sebagai peringatan orang tua kepada anak-anak mereka untuk menjauh dari ancaman bahaya, meski bahaya itu lebih mungkin berupa tenggelam di air daripada makhluk air yang jahat.
Namun kebanyakan monster-monster favorit Rowling didatangkan dari Dunia Kuno ke dunia yang lebih modern dan ajaib. Fawkes si Phoenix bukan sekadar hewan fantastis, yang dapat hidup kembali setelah mati, ia juga hewan bersejarah. Warna bulunya - merah dan emas - sama seperti phoenix yang diceritakan Herodotus dalam tulisan sejarahnya dari abad ke-5 sebelum masehi.
Herodotus dikenal sebagai 'bapak sejarah' dan, bagi para pengkritiknya, 'bapak kebohongan'. Ia melaporkan cerita orang-orang yang ia temui dalam perjalanannya, seringkali tanpa menyertakan bukti. Dalam hal ini, ia diberi tahu bahwa phoenix hidup di Mesir, lalu ia menyampaikan informasi ini kepada pembacanya, tanpa menambahkan bahwa ia belum pernah melihat wujud asli makhluk ini, hanya gambarnya.
Bahkan sejarawan Roma yang lebih kritis, Tacitus, melaporkan penemuan phoenix, lagi-lagi di Mesir, selama pemerintahan kaisar Tiberius pada abad pertama masehi. Tacitus menemukan beberapa perselisihan pendapat tentang masa hidup burung itu, namun disebutkan bahwa ia umumnya hidup sampai 500 tahun.
Akan tetapi semua sumber informasinya sepakat tentang bentuk paruh dan warna bulu: bahwa penampilannya berbeda dari burung lain, dan dianggap sebagai hewan suci yang berhubungan dengan matahari.
Yang menarik, Tacitus dan Herodotus menduga bahwa phoenix tidak terlahir kembali dari apinya sendiri, namun phoenix muda akan membawa jasad induknya hingga jarak yang cukup jauh, kemudian menguburnya. Meski bahkan Herodotus menyebut bagian ini ou pista - sulit dipercaya.
Hewan Harry Potter lainnya yang telah mengalami perubahan dari sifat asli fantastisnya ialah anjing berkepala banyak. Cerberus, anjing yang menjaga pintu gerbang Dunia Bawah Tanah dalam mitologi Yunani, ialah anjing dengan banyak kemampuan namun jumlah kepala yang tak pasti.
Penyair Hesiod membayangkan makhluk buas berkepala 50, dan Pindar lebih ambisius lagi, menggambarkan seratus kepala. Penulis Yunani dan Roma setelah mereka biasanya hanya menggambarkan tiga, meskipun pelukis vas - ada contoh lukisan Cerberus di vas yang bagus di Museum Louvre - seringkali menggambarkannya dengan dua kepala.
Mungkin dua kepala lebih mudah dilukis daripada tiga. Berapapun jumlah kepala yang ia miliki, Cerberus punya satu kesamaan dengan Fluffy, anjing berkepala tiga dalam novel pertama Harry Potter: keduanya teralihkan perhatiannya oleh musik.
Cerberus adalah anjing cerdas, dan butuh tiga permainan kecapi dari musisi sekelas Orpheus untuk melumpuhkannya (seperti yang diceritakan Virgil dalam The Georgics).
Fluffy adalah audiens yang lebih gampang, dan dapat dibuai sampai tidur karena tersihir kecapi. Sebagai penghormatan kepada mitos Cerberus, Rowling mempekerjakan Fluffy sebagai anjing penjaga, berbaring di atas pintu rahasia yang menuntun Harry, Ron, dan Hermione dalam pencarian batu bertuah.
Apakah kita diajak membayangkan anak-anak itu memasuki pintu gerbang neraka? Mereka menjalani ujian yang tak asing bagi mitologi Dunia Bawah Tanah Yunani: puzzle yang menyiksa, mara bahaya, dan trauma emosional.
Baca lanjutannya: Menguak Asal Usul Monster dan Hewan-hewan Aneh dalam Kisah Harry Potter (Bagian 2)