Misteri Penampakan Tujuh Matahari di Langit Roma Kuno, yang Masih Dipelajari Ilmuwan Hingga Kini
https://www.naviri.org/2021/03/misteri-penampakan-tujuh-matahari-di.html
Naviri Magazine - Sekitar tengah hari pada 24 Januari 1630, tujuh matahari tampak berkobar di atas Roma. Akibatnya, banyak yang menafsirkan fenomena langit itu sebagai pertanda nasib baik atau buruk.
Seolah tak ingin terlewatkan, penganut revolusi ilmiah pun mencatat kaleidoskopik langit itu. Salah satunya adalah seorang sarjana Yesuit, Christoph Scheiner, yang mencatat bahwa fenomena itu serupa dengan yang terjadi sepuluh bulan sebelumnya.
Karyanya, disebut diagram 1630, menginspirasi filsuf dan astronom Belanda abad XVII, Christiaan Huygens, untuk mengembangkan teori-teori pertama tentang 'efek halo' yang kemungkinan muncul secara alami.
Efek halo disebabkan oleh partikel es di atmosfer yang membiaskan dan memantulkan cahaya yang sering bermanifestasi sebagai cincin, lingkaran atau busur di sekitar matahari ataupun bulan. Tiruan matahari kadang-kadang dikenal sebagai parhelia, muncul pada titik-titik tertentu di sepanjang cincin. Ini adalah apa yang dicatat Scheiner pada 1629 dan 1630, meskipun ia tidak tahu penyebabnya.
Surat dan diagram Scheiner yang menggambarkan lingkaran cahaya itu juga mempengaruhi tokoh-tokoh lain, seperti filsuf dan matematikawan Perancis, Rene Descartes, yang mencoba menjelaskan fenomena atmosfer yang sama.
Tapi, dua diagram asli telah lenyap pada 1658 ketika Huygens mencarinya. Karenanya, Huygens bekerja melalui sebuah buku karya astronom Prancis, Pierre Gassendi, yang merupakan salinan diagram 1629 dan deskripsi tertulis diagram 1630. Huygens sendiri menarik rekonstruksi melalui diagram 1630.
Selama berabad-abad, rekonstruksi Huygens dianggap sebagai diagram halo tahun 1630. Pada 1890-an, sebuah cetakan asli gambar Scheiner muncul di Perpustakaan Universitas Munich. Namun sayangnya, perpustakaan hancur ketika bom menghantamnya pada tahun 1943.
Eva Seidenfaden, pustakawan ilmiah di Perpustakaan Kota Trier, yang menjelajah koleksi digital Perpustakaan August Herzog, Wolfenbüttel, melihat diagram halo menarik dalam arsip Herzog. Bekerja sama dengan Tape Walter, seorang pensiunan matematikawan di University of Alaska dan Gunther Können, mantan kepala analisis iklim di Royal Netherlands Meteorological Institute, Eva dapat mengenali tulisan Latin yang ada pada gambar.
“Kejutan yang menakjubkan,” kata Tape.
Sementara Fokko Jan Dijksterhuis, seorang sejarawan ilmu pengetahuan di University of Twente, mengatakan bahwa diagram tersebut sangat menarik. “Salah satu pengamatan pertama tentang lingkaran cahaya yang dicatat dengan baik. Itu tidak hanya menambah pengetahuan sejarah kita, tetapi juga pengetahuan ilmiah kita,” katanya.
Ia pun membandingkannya dengan data astronomi atau meteorologi kuno untuk merekonstruksi masa lalu.
Membuat perbandingan awal di antara diagram Scheiner dan Huygens, Können berkata, "Halo yang ditampilkan pada dua diagram sangat mirip. Ini tidak begitu mengherankan, mengingat Scheiner begitu teliti dalam deskripsinya,” katanya.
Saat mengumumkan temuannya, Eva mengusulkan bahwa pekerjaan Scheiner mungkin bisa ditemukan dengan cara menelusuri bagaimana diagram itu bisa sampai ke perpustakaan Herzog.