Panduan Pintar Menyiasati Hutang, agar Hidup Tetap Nyaman


Naviri Magazine - Saat ini, nyaris semua barang dan produk tertentu dapat dibeli dan dimiliki dengan cara hutang, kredit atau mencicil secara bulanan. Dari rumah mewah sampai kendaraan sampai ponsel sampai alat-alat rumahtangga, semuanya dapat diperoleh dengan cara kredit yang dibayar dengan cara mencicil. 

Sekilas, kredit semacam ini begitu menggiurkan karena terkesan akan meringankan pembeli dalam membayarnya. Namun, kalau kita mau menghitung berapa selisih harga yang terjadi dalam proses pembelian secara kredit atau cicilan semacam itu, seringkali kita akan terkejut; jumlah selisihnya bisa mencapai hampir dua kali lipat dari harga kontannya.

Hutang, kredit, atau apapun namanya, sudah menjadi semacam gaya hidup orang di masa kini. Mungkin ini terjadi karena orang-orang di masa sekarang sangat sulit untuk dapat mengumpulkan uang untuk membeli keperluannya secara cash atau kontan. 

Akibatnya, kredit dan mencicil setiap bulan pun menjadi pilihan, dan ini dianggap sebagai pilihan yang efektif. Bunga cicilannya bisa dianggap sebagai sesuatu yang wajar, selisih harganya bisa dianggap rasional.

Kalau memang Anda merasa perlu untuk menggunakan fasilitas kredit semacam itu untuk membeli sesuatu yang memang Anda butuhkan, tentu saja tak ada salahnya untuk melakukannya. 

Kredit rumah, kredit kendaraan ataupun kredit lainnya, terkadang memang perlu dilakukan ketika keadaan memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan atau membelinya secara kontan. Namun, agar tujuan untuk dapat menghemat pengeluaran dapat dilakukan, maka tak ada salahnya untuk pintar-pintar dalam menyiasati jenis hutang ini.

Jangan lupa, kredit atau pembayaran atas suatu barang yang dilakukan secara mencicil itu adalah bagian dari hutang. Dan hutang itu seperti lubang yang kita bangun untuk diri sendiri. Jika kita tidak pintar-pintar menyiasatinya, bukan tidak mungkin kalau kemudian kita terperosok dan tenggelam sendiri ke dalam lubang itu. 

Pernahkah Anda menyaksikan orang yang berhutang ke bank dengan tujuan untuk membangun suatu bisnis atau usaha namun yang terjadi kemudian adalah kehilangan rumahnya karena disita? 

Itu adalah contoh mudah menyangkut orang yang terperosok sendiri ke dalam lubang hutangnya. Jadi, sekecil apapun hutang yang Anda lakukan dan seremeh apapun bentuknya, ingatlah selalu bahwa hutang itu adalah lubang. 

Biasanya, kredit (entah kredit rumah, kredit kendaraan atau lainnya) yang memiliki uang muka cukup besar akan menjadikan jumlah cicilannya menjadi semakin kecil, meskipun tentu saja kreditor dapat meminta jumlah cicilan yang lebih besar kalau memang diinginkan. 

Biasanya pula, semakin besar jumlah uang muka dan jumlah cicilannya, maka semakin cepat pula kredit itu terlunasi. Itu juga berarti bahwa barang yang dibeli dengan cara kredit itu menjadi lebih murah.

Jadi, kalau Anda ingin membeli sesuatu dengan cara kredit, upayakan untuk dapat membayar uang mukanya dalam jumlah besar. Tentu saja itu berarti bahwa Anda harus mengumpulkan sejumlah uang terlebih dulu. 

Namun ini akan membuat cicilannya kelak menjadi lebih ringan, bahkan dapat menekan harganya agar menjadi lebih murah. Lebih bagus lagi kalau Anda dapat membayar sejumlah cicilan yang juga berjumlah cukup besar. Cara tersebut akan membuat waktu angsurannya menjadi semakin singkat, dan harganya pun akan menjadi semakin murah. 

Tetapi, di atas segala-galanya, kalau Anda memang dapat membeli sesuatu dengan cara cash atau kontan, tak perlu repot-repot untuk mencoba berhutang. 

Lalu bagaimana dengan bentuk hutang yang lain?

Selain hutang dalam bentuk kredit atas barang-barang tertentu, ada kalanya orang juga memiliki hutang dalam bentuk yang lain; entah hutang kepada kawan atau tetangga, ataupun bahkan hutang dengan pihak bank. 

Hutang kepada kawan atau kepada tetangga memang biasanya tidak dikenakan bunga pinjaman sebagaimana hutang di bank, namun bukan berarti hutang jenis ini dapat dilalaikan pembayarannya. Sebisa mungkin segera lunasi hutang itu jika sudah ada cukup uang. Jangan pertaruhkan kepercayaan orang lain dengan uang yang tak seberapa. 

Begitu pula hutang di bank. Ingatlah bahwa semakin lama pembayaran suatu hutang di bank, maka semakin besar pula bunga pinjaman yang harus dibayar. Bukan tidak mungkin kalau jumlah bunga itu kemudian menjadi lebih besar dibanding dari hutang pokoknya. 

Kalau Anda menggali lubang di tanah dan kemudian lubang itu terus-menerus dikikis dan digali, maka lubang itu pun akan semakin dalam menganga. Sebelum lubang itu memakan Anda, segera timbun lubang yang ada dengan tanah meskipun sedikit jumlahnya. Sesuatu yang sedikit itu pun akan dapat segera menutup lubang—kalau kita rajin melakukannya.

Orang jaman dulu menyatakan bahwa hidup yang paling bahagia adalah hidup yang tidak dibebani dengan hutang. Filosofi itu memang mungkin sulit kalau diterapkan pada jaman sekarang, ketika masyarakat sudah menjadikan hutang sebagai semacam gaya hidup. 

Karenanya, kalau memang tidak dapat menjauhkan diri dari aktivitas hutang, lakukanlah dan perlakukanlah hutang dengan bijaksana. 

Namun, di atas segalanya, kalau Anda memang dapat menjalani hidup dengan tanpa hutang meskipun mungkin cukup kesulitan, maka hiduplah tanpa hutang. Hutang memang tidak dilarang, namun sesuatu yang tidak dilarang bukan berarti perlu dilakukan.

Related

Tips 424061574474863042

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item