Penelitian Soal Feromon Manusia yang Bikin Ilmuwan Kebingungan


Naviri Magazine - Setelah penelitian lebih dari 50 tahun, para ilmuwan masih bingung feromon mana dari tubuh manusia yang bisa merangsang seksualitas lawan jenis.

Pada hewan mamalia lainnya, feromon terbukti berperan besar membuat jantan-betina saling mengetahui keberadaan masing-masing. Bahkan, di alam liar, efek feromon ini luar biasa kuat. 

Saat babi betina mencium aroma androstenone, feromon khas dari babi hutan jantan, babi betina bakal gelisah ingin segera 'beraksi'. Pada serangga pun feromon juga berperan besar. Ngengat Sutra betina mengeluarkan zat aromatik bernama bombykol, yang akan menarik perhatian jantan dari jarak berkilo-kilo meter, hanya untuk datang.

Masalahnya, feromon sejenis di tubuh manusia belum tuntas dipetakan oleh ilmuwan. Penelitian masih belum punya bukti otentik ada satu zat kimia dari tubuh manusia yang berperan paling besar meningkatkan libido. 

Sejauh ini, yang paling mungkin disebut feromon dalam tubuh manusia adalah hasil sekresi dari endocrine glands. Artinya, bebauan dari ketiak, tetek, atau kelamin kita. Ada juga ilmuwan yang menduga kita horni karena mencium bau badan pasangan. Kesimpulan ini misalnya disampaikan Charles Wysocki, Peneliti Feromon dari Monell Chemical Senses Center di Amerika Serikat. 

Berdasarkan pengamatan Wysocki, cara tubuh manusia saling merangsang hasrat seksual lawan jenis tidak hanya melibatkan satu zat kimia saja. Ada ratusan unsur kimia yang terlibat dari saat kita pedekate sampai naik ke ranjang. Unsur-unsur yang diduga kuat membuat manusia horni itu dimasukkan dalam kategori 'odor print': kandidat terkuat feromon.

Dalam sebuah penelitian tentang feromon, responden perempuan diminta mengendus t-shirt beberapa lelaki. Mereka diminta memilih aroma t-shirt yang pemiliknya ingin mereka kenal lebih lanjut. 

Dari penelitian tersebut, disimpulkan responden perempuan cenderung memilih lelaki dengan gen dan sistem kekebalan tubuhnya berbeda sepenuhnya dari mereka (perbedaan gen ini dalam bahasa ilmiah disebut histocompatibility complex alias gen MHC). Kesadaran bawah sadar ini dipengaruhi oleh keinginan memiliki keturunan yang mempunyai daya tahan tubuh terbaik.

Pada penelitian berbeda, tubuh responden lelaki yang mencium baju perempuan yang sedang subur akan menghasilkan testoteron di atas lelaki normal. Tentu berbagai penelitian ini tidak berusaha menyimpulkan satu faktor tunggal yang membuat manusia mau berhubungan badan dengan lawan jenisnya. 

Sebab kita tahu, manusia juga mempertimbangkan faktor non-biologis untuk menjalin hubungan percintaan, misalnya rambutnya bagus atau tidak; atau bisa nyambung saat ngobrol.

Pada akhirnya, karena kerja tubuh sangat kompleks, ilmuwan baru mengetahui sedikit saja mengenai feromon yang berpengaruh bagi manusia lelaki dan perempuan. Masih banyak pertanyaan belum terjawab. 

Wysocki yang sudah bertahun-tahun meneliti feromon merasa optimis. "Ada beberapa laboratorium yang saya dengar sudah berusaha memisahkan feromon utama manusia dari unsur kimia lain," ujarnya. 

Related

Science 3482860214994808597

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item