Penjelasan Ilmiah Seputar Pasir Hisap dan Fakta-fakta Penting di Baliknya (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Penjelasan Ilmiah Seputar Pasir Hisap dan Fakta-fakta Penting di Baliknya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Orang yang terperosok ke dalam pasir hisap hanya merasakan sedikit tekanan pada bagian dada, agak sulit bernapas, tidak sampai mengancam jiwa. Air pasang di dekat pasir hisap barulah musuh yang menakutkan bagi korban yang terperangkap. 

Orang-orang keliru menafsirkan bahwa dengan menggoyangkan kaki bisa melonggarkan pasir di sekitar badan, sehingga dengan demikian dapat membantu anggota badan untuk keluar dari dalam pasir. Ilmuwan menuturkan, sebetulnya bukan begitu. Gerakan demikian hanya akan mempercepat endapan tanah liat, memperkuat viskositas (sifat merekat) pasir hisap, dan meronta hanya akan membuat korban terperosok lebih dalam.

Benn mengatakan, cara untuk terlepas dari pasir hisap tetap ada, yaitu korban yang terperangkap harus menggerakkan secara perlahan kedua kakinya, agar air dan pasir semaksimal mungkin merembes masuk ke daerah hampa. Dengan begitu akan dapat mengurangi tekanan badan si korban, sekaligus membuat pasir perlahan-lahan menggembur. 

Selain itu, korban juga harus berusaha agar anggota badannya terpisah. Sebab jika area permukaan pasir yang disentuh badan semakin besar, daya apung yang didapat akan semakin besar. Asal korban memiliki kesabaran yang cukup, dengan gerakan yang cukup tenang dan santai, maka secara perlahan akan terbebas dari perangkap pasir hisap. 

Hasil penelitian juga mendapati, saat suatu obyek terperosok ke dalam pasir hisap, kecepatan terbenamnya ditentukan oleh densitas obyek tersebut. Densitas pasir hisap umumnya 2 g/milliliter, sedangkan densitas manusia adalah 1g/milliliter. Di bawah densitas demikian, tubuh manusia yang terbenam ke pasir hisap tidak akan mati tenggelam, kerap akan berhenti sampai sebatas pinggang.

Peneliti juga mendapati, meskipun sejumlah obyek berdensitas lebih besar dari pasir hisap, tapi tetap bisa mengapung di atas pasir hisap. Dalam percobaan, mereka meletakkan bola aluminium yang berdensitas 2.7g/mililiter di atas permukaan pasir hisap. 

Meskipun densitasnya lebih besar dari pasir hidup, namun karena mendapat pengaruh daya apung pasir hisap dan tegangan pasir, bola aluminium tetap bisa dengan tenang berada di permukaan pasir hisap. Bola tersebut tidak tenggelam, hingga para peneliti menggetarkan pasir hisap dan membuat gerakan yang menyebabkan campuran lebih cair. Ketika melakukan hal ini, bola aluminium benar-benar seluruhnya tenggelam.

Namun saat menggunakan bola aluminium yang memiliki kerapatan sama dengan manusia, yang berarti lebih rendah daripada kerapatan pasir hisap, bola tersebut tidak pernah tenggelam, walaupun diperlakukan dengan kasar. 

Jatuhnya obyek ke pasir hisap menyebabkan pastikel pasir bercampur air kehilangan kestabilan. Jika terus diberi tekanan, campuran tersebut akan berubah lebih cair di permukaan, dan sangat padat di dasarnya. 

“Semakin besar tekanannya, semakin banyak cairan yang terbentuk di pasir hisap, sehingga gerakan korban membuatnya terperosok semakin dalam,” kata Daniel Bonn, pemimpin penelitian dari University of Amsterdam, sebagaimana ditulis dalam jurnal Nature.

Berdasarkan pengukuran terhadap peralatan aluminium ini, meningkatkan tekanan fisik ke partikel sebesar 1 persen menyebabkan kecepatan tenggelamnya naik sejuta kali. Bonn menambahkan bahwa menarik benda dari pasir pada tahap ini membutuhkan kekuatan setara mengangkat mobil berukuran menengah.

Sabar dan tenang

“Yang paling berbahaya adalah apabila pasir hisap cenderung menarik dengan cepat,” katanya. Tapi, kesabaran dapat menyelamatkan Anda. Jika ditunggu dengan sabar, partikel pasir lambat laun akan stabil, sehingga daya apung campuran tersebut akan mengangkat Anda ke atas.

“Lapisan pasir di bawah lebih rapat, sedangkan air lebih banyak di lapisan atas. Lapisan pasir yang sangat pekat di bawah sangat sedikit mengandung air, sehingga sulit melepas kaki yang terperosok ke dalamnya,” lanjut Bonn. 

Sarannya, tetaplah tenang dan biasanya Anda akan terapung. Luruskan punggung Anda untuk memperluas area yang bebas, dan tunggu hingga kaki bebas dari pasir. Bonn juga menyarankan agar kaki bergerak untuk mengendalikan air sehingga Anda terapung. 

“Anda harus memasukkan air ke dalam pasir, dan cara yang paling mudah adalah memutar-mutar sekitar kaki di dalam pasir hisap,” tambahnya.

Saran tersebut kemungkinan besar benar. Buktinya, bola aluminium kedua dalam percobaan tadi tidak tenggelam lebih dari setengah bagian. Meskipun bola tersebut hanya empat milimeter diameternya, kerapatannya sama dengan manusia sehingga bisa digunakan sebagai model manusia.

Related

Science 566642503645499715

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item