Fakta dan Polemik Riset Microsoft Terkait Perilaku Warganet Indonesia (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Fakta dan Polemik Riset Microsoft Terkait Perilaku Warganet Indonesia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Bukti paling akurat riset tersebut langsung muncul ketika laporan dirilis. Akun media sosial Microsoft "dihajar" warganet Indonesia yang tak terima dianggap berperilaku buruk di media sosial. Dalam kolom komentar Instagram Microsoft, apapun unggahannya, netizen Indonesia ramai-ramai menulis sumpah serapah. 

Microsoft sempat menonaktifkan fitur komentar di akun Instagramnya. Tagar #BoikotMicrosoft sempat memuncaki trending topic di Twitter. 

Riset Microsoft yang menyebut bahwa pengguna media sosial di Indonesia kurang sopan sesungguhnya tak mengherankan. Sebagaimana ditulis Mark Zuckerberg dalam opininya di The Washington Post pada Maret 2019 silam, di media sosial apapun, terutama di platform buatan Zuck, konten-konten negatif (dan juga positif) wajar muncul karena media sosial dihuni miliaran orang. 

Miliaran orang tersebut memiliki perilakunya sendiri-sendiri, termasuk perilaku yang negatif. Di sisi lain, dalam riset yang dilakukan Muhammad Okky Ibrohim berjudul "A Dataset and Preliminaries Study for Abusive Language Detection in Indonesian Social Media" (dipaparkan dalam 3rd International Conference on Computer Science and Computational Intelligence 2018), kata-kata kotor yang diunggah netizen Indonesia bukan tidak jarang muncul. 

Sebagaimana keadaan di dunia nyata, dunia maya Indonesia juga dipenuhi ekspresi negatif, entah dalam bentuk kata, frasa, dan klausa, yang semuanya disampaikan dalam bahasa informal. Karena informalitas bahasa negatif inilah menurut Okky, konten negatif sulit dibendung. 

Tak ketinggalan, bahasa informal juga membuat sukar mendeteksi apakah unggahan netizen Indonesia benar-benar negatif atau tidak. 

Robert Zaretsky, dalam tulisannya di The Atlantic, menyebut bahwa keriuhan dunia maya dengan konten negatif, wabilkhusus menyasar satu tema (misalnya pelarangan Indonesia tampil di All England), muncul karena para netizen ini masuk dalam situasi "crowd" alias kerumunan. 

Mengutip The Psychology of Crowd (1895) karya Gustave Le Bon, Zaretsky menyebut kasarnya perkataan netizen di dunia maya dimungkinkan karena mereka yang mengunggah konten-konten negatif itu "dibentuk oleh ide-ide sederhana, yang umumnya merupakan 'ide nakal' seperti teori konspirasi dan ketakutan-ketakutan, untuk menjadi satu kerumunan utuh." 

Tatkala seorang netizen bergabung dalam kerumunan ini, "nalar dan analisis berpikirnya menipis". Bukan karena seorang netizen tersebut tak memiliki kemampuan, tetapi karena adanya dorongan untuk ikut-ikutan. Tutur Zaretsky, ada semacam "mikroba" yang mampu memancing orang bergabung dalam kerumunan, dan mikroba tersebut membuat orang yang bergabung bagai orang mati berjalan atau binatang buas. 

"Ketika seorang diri, dia (warganet atau individu) mungkin seorang individu yang berbudaya. Dalam kerumunan, dia adalah orang barbar—yaitu makhluk yang bertindak berdasarkan naluri," tulis Zaretsky. 

Individu bergabung ke dalam satu kerumunan karena ada "agen" yang menggiringnya, yakni seorang pemimpin atau sosok karismatik atau sosok berpengaruh. 

Tentu, konten negatif yang diunggah netizen Indonesia sangat memprihatinkan. Menurut Xuan Zhao dalam riset berjudul "The Many Faces of Facebook: Experiencing Social Media as Performance, Exhibition, and Personal Archive" (dipaparkan dalam The Sigchi Conference on Human Factors in Computing Systems 2013), dunia maya sesungguhnya tak terpisahkan dari dunia nyata. 

Segala unggahan di media sosial merupakan cerminan diri yang bertahun-tahun terakumulasi, akhirnya akan menjadi semacam "museum pribadi". 

Jika apa yang kita unggah di media sosial merupakan hal yang baik-baik, media sosial akan menguntungkan. Namun, jika sebaliknya, mengutip salah satu responden Zhao, "unggahan tersebut sangat memalukan bagi saya [...] saya ingin sekali menghapusnya". 

Related

Internet 8360378121402521213

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item