Hasil Studi: Kanker Payudara Bisa Disebabkan karena Keturunan


Naviri Magazine - Salah satu hal yang perlu diperhatikan penderita kanker payudara adalah menghindari pemakainan obat-obatan apa pun yang mengandung hormon. Seseorang yang memiliki orangtua pengidap kanker payudara, dipercaya besar kemungkinan akan juga terserang kanker ini. Setidaknya, ia akan menjadi ‘pembawa’ penyakit yang suatu saat akan muncul pada keturunannya. 

Karena itu, jika telah tahu ada keturunan yang mengidap kanker payudara (atau kanker lain yang bersifat genetik) sebaiknya segeralah kunjungi dokter ahli kanker. Tujuannya agar bisa dilakukan pemetaan keluarga dengan  pedigree (pohon keluarga) untuk mengetahui apakah kanker yang diderita masuk dalam kelompok risiko rendah, menengah, atau tinggi. 

Setelah itu lakukan tes onkologi preventif dan jalani screening secara menyeluruh, terutama pada orang yang ditumbuhi kanker, sesuai dengan riwayat keluarga penderita. Jika keluarga sebelumnya menderita kanker payudara atau leher rahim, screening bisa dilakukan dengan ultrasonografi (USG) atau mammografi. 

Salah satu ciri tumbuhnya kanker payudara karena keturunan adalah menyerang wanita pada usia muda, yaitu di bawah 35 tahun. Hal ini sudah dibuktikan melalui riset yang dilakukan RS Kanker Dharmais terhadap 447 penderita selama kurun waktu 4 tahun, yang menunjukkan pasien termuda berusia 21 tahun. 

Selain itu, riset ini menggambarkan pula bahwa pasian kanker payudara yang datang berobat kebanyakan sudah pada stadium lanjut (39,5 persen), yang mengalami kekambuhan lebih dari setengahnya. Pasien yang datang masih dalam stadium dini (stadium I dan II) hanya 13, 42 persen. 

Selain itu, wanita yang di dalam tubuhnya membawa kanker ini, juga perlu dilakukan pemeriksaan. Kendati pada usia saat ini mereka belum menemukan indikasi kanker di tubuhnya. 

Hal lain yang perlu diperhatikan penderita kanker payudara adalah menghindari apa pun yang mengandung hormon. Misalnya, pil KB (obat anti hamil), obat penunda haid, terapi hormon untuk osteoporosis, terapi dimensia, dan obat hormon lainnya, baik produk alamiah maupun sintetis/kimia. 

Alasan penghindaran ini erat kaitannya dengan produksi hormon di tubuh penderita. Pada tubuh wanita berbakat kanker (mengandung gen Brca 1 dan 2) akan menimbulkan mutasi sel tubuh luar biasa aktif karena adanya masukan hormon dari luar tubuhnya. 

Pertumbuhan sel yang luar biasa aktif ini menciptakan tumor yang mula-mula jinak dan tumbuh mengganas. Hasil penelitian di dunia kedokteran sejak lama membuktikan pemberian terapi hormon bagi wanita pasca menopouse mengakibatkan kanker leher rahim. 

Agar aman, disarankan hamil dan menyusui sebaiknya pada usia 20-25 tahun. Jika tidak mungkin, usahakan sebelum usia 40 tahun telah menikah, punya anak, dan menyusui. Aktivitas kodrati wanita seperti ini bisa menyelamatkan wanita berbakat kanker dari kanker payudara dan ovarium. 

Selain itu, wanita berbakat kanker sangat mudah terpicu karena mengkonsumsi berbagai jenis makanan. Misalnya, junk food atau fast food, makanan instan yang banyak mengandung bahan pengawet, makanan yang dibakar, diasinkan dan dipanggang, makanan berlemak, makanan tidak segar, alkohol, dan merokok. 

Lebih dari itu, wanita berbakat kanker perlu juga menerapkan disiplin istirahat, banyak gerak badan, makan makanan sehat dan seimbang, serta menghindari stres.

Related

Science 5366321166860049017

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item