Ini 10 Tanda Kamu Perlu Resign atau Berhenti Kerja dari Kantor (Bagian 1)

Naviri Magazine - Bekerja adalah salah satu cara untuk bisa mendapatkan uang. Yang kadang jadi pertanyaan, apakah kamu betah bekerja di kantor yang sekarang? 

Bekerja di kantor kadang tidak selalu sesuai dengan yang kita harapkan. Kadang ada saja masalah yang mendorong kita untuk resign atau berhenti kerja. Tapi sebelum keluar, pikir ulang lagi apakah keputusan untuk keluar dari perusahaan sudah benar? 

Berikut ini adalah 10 tanda kalau kamu perlu keluar dari kantor. Jika menemukan beberapa tanda di bawah ini, maka keputusanmu untuk keluar sudah tepat.

Bosan

Bekerja adalah salah satu cara agar kita bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketika kamu sudah bekerja dalam waktu yang lama, pasti akan ada pikiran apakah kamu ingin keluar atau tetap bekerja di perusahaan yang sekarang. Tentunya ini akan menjadi pertimbangan yang cukup membingungkan.

Ada sejumlah tanda yang membuat kamu lebih baik keluar dari perusahaan yang sekarang. Salah satunya adalah rasa bosan.Tidak ada salahnya jika kamu merasa bosan dan ingin keluar dari perusahaan yang sekarang. 

Bagi kalian yang gemar mencari tantangan, ketika kalian merasa di perusahaan yang sekarang sudah membosankan karena tidak ada tantangan yang berarti, tidak ada salahnya kok jika kalian ingin keluar.

Pekerjaan Tak Ada Habisnya

Bekerja di perusahaan orang, pastinya kita akan diberi tugas. Tidak mungkin kita mendapatkan gaji apabila tidak melakukan apa-apa. Bahkan seorang pemimpin perusahaan juga memiliki tugas yang harus dilakukan. Jadi, jangan berharap kamu bisa lolos dari yang namanya tugas jika bekerja di perusahaan.

Kamu baru boleh mengeluh ketika kamu merasa bahwa sudah bekerja maksimal tapi pekerjaan yang kamu kerjakan itu tidak ada habisnya. Biar bagaimanapun, karyawan juga seorang manusia biasa yang butuh istirahat. Jika sebuah perusahaan terus menerus memberikan tugas pada karyawannya tanpa istirahat, barulah kamu berpikir untuk mencari perusahaan baru.

Stres

Stres tidak bisa dianggap remeh. Jika seseorang sudah stres, maka orang tersebut perlu kabur untuk sementara dari realita dan melakukan apa yang ia suka. Ketika stres, apapun yang dikerjakan tidak akan maksimal karena kepala sudah pusing dengan sekian banyak masalah yang harus dihadapai.

Karyawan juga sama. Bekerja di kantor yang penuh dengan tugas dan deadline yang tidak kira-kira bisa membuat karyawan menjadi stres. Antisipasi pertama untuk menghilang stres adalah dengan mengambil cuti. 

Tapi bagaimana jika stres yang kamu hadapi terus menerus menyerang? Itu tandanya kamu tidak cocok bekerja di perusahaan tersebut. Daripada stres terus menjadi-jadi, lebih baik kamu buat surat mundur.

Perusahaan Bangkrut

Perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang bisa menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Neraca keuangan yang bagus tentunya membuat karyawan juga senang bekerja disana. Tapi untuk bisa menjaga neraca keuangan perusahaan bukanlah perkara mudah. Butuh kerja sama dari seluruh karyawan untuk bisa melakukannya.

Apabila neraca keuangan tidak bisa diseimbangkan, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan bisa bangkrut. Jika sudah demikian, maka perusahaan tersebut pasti akan tutup dan kehilangan semua karyawannya. Ketika kebangkrutan sudha terjadi, kamu boleh kok memutuskan untuk keluar dari perusahaan.

Masa Depan Perusahaan Tidak Jelas

Dalam memilih perusahaan, kalian pasti akan mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan untuk mengabdikan diri di perusahaan tersebut. Segala sisi positif negatif dari perusahaan akan kalian pertimbangkan masak-masak agar tidak salah memilih perusahaan. Salah satunya adalah dengan melihat visi misi dari perusahaan.

Namun terkadang melihat visi dan misi tidaklah cukup. Ketika kamu mulai masuk dalam perusahaan barulah benar-benar terlihat bagus dan jeleknya suatu perusahaan. Jika dirasa perusahaan tempat kamu bekerja memiliki masa depan yang tidak jelas, tidak ada alasan bagi kamu untuk terus bekerja disana.

Baca lanjutannya: Ini 10 Tanda Kamu Perlu Resign atau Berhenti Kerja dari Kantor (Bagian 2)