Ini Lho, Asal Usul Pola Makan Tiga Kali Sehari


Naviri Magazine - Makan tiga kali sehari kerap diyakini sebagai pola yang paling sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Meski tidak sepenuhnya salah, pola makan tidak harus 3 kali sehari demi tubuh yang lebih sehat. Kecukupan nutrisi tidak ditentukan frekuensi makan, tapi porsi dan komposisi tiap kali makan.

"Pola 3 kali makan sehari diawali saat masyarakat mulai mengenal kerja dan industri. Makan pagi untuk menyiapkan kebutuhan energi sebelum bekerja, siang untuk recharge, dan malam saat istirahat di rumah. Pola ini akhirnya tertanam hingga antar generasi," kata profesor bidang nutrisi dari University of Illinois Krista Varady, dikutip dari SuperFastDiet.

Menurut Varady, tidak perlu khawatir jika tidak bisa mengonsumsi 3 makan besar setiap hari. Namun tiap hari pastikan selalu makan besar, bukan sekadar camilan yang berfungsi mengganjal rasa lapar. Makan besar tentunya harus mengandung kecukupan nutrisi, bukan sekadar karbohidrat, untuk mencukupi kebutuhan harian.

Sebuah riset pernah dilakukan untuk mengetahui efektivitas pola makan selama 3 minggu. Riset membandingkan responden yang terbiasa makan 3 kali dan ngemil 8 kali. Responden yang makan besar 3 kali sehari terbukti lebih mampu menahan rasa lapar. Mereka tidak mudah lapar mata, dan lebih selektif memilih makanan sesuai kebutuhannya.

Responden yang terbiasa ngemil sebetulnya tidak mengalami masalah dalam mengatur rasa lapar. Namun mereka cenderung tidak mudah kenyang, sehingga selalu ingin makan saat melihat atau mencium aroma hidangan. Hal inilah yang menyebabkan asupan kalori sulit terkontrol, sehingga berat badan gampang naik.

Related

Health 7901373245186369183

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item