Kisah dan Mitos Spartacus, Tokoh Pembebas Budak di Zaman Romawi Kuno (Bagian 1)

Naviri Magazine - Pada 73 SM, sekelompok budak melarikan diri dari pelatihan gladiator Romawi. Mereka mempersenjatai diri, membebaskan buda...


Naviri Magazine - Pada 73 SM, sekelompok budak melarikan diri dari pelatihan gladiator Romawi. Mereka mempersenjatai diri, membebaskan budak lainnya, dan mengalahkan tentara Romawi.

Selama hampir tiga tahun, puluhan ribu budak tersebut tiba di Italia, membuat kepanikan ke kerajaan Eropa terbesar yang pernah ada di dunia. Mereka dipimpin oleh seorang pria bernama Spartacus.

Peristiwa itu menjadi "pemberontakan budak paling sukses dalam sejarah Romawi," menurut Ancient History Encyclopedia, dan yang terbesar sampai Pemberontakan Budak Zanj melawan kekhalifahan Abbasiyah hampir 1.000 tahun kemudian. 

Spartacus menjadi legenda, namun legenda sering kali mengarah pada sejarah yang salah. Berikut beberapa mitos yang mungkin kalian yakini tentang Spartacus. 

Mitos: Sejarawan mengetahui banyak hal tentang Spartacus

Spartacus menjadi sebagian besar orang di zaman kuno yang tidak memiliki potret, patung, atau bahkan tulisan yang bertahan ribuan tahun, untuk diteliti hari ini. Padahal, Spartacus menginspirasi drama, buku, film, serial TV, musik, puisi, dan tim olahraga. 

Selama beberapa ratus tahun terakhir, patung-patung baru didirikan untuknya di seluruh dunia. Seperti yang ditunjukkan Ancient History Encyclopedia, hanya ada tiga penulis kuno, yakni Plutarch, Florus, dan Appian, mereka semua lahir setidaknya satu abad kemudian. Merekalah yang mengabadikan sejarah Spartacus.

Mitos: Spartacus ingin membebaskan perbudakan

Di antara sedikit fakta yang "diketahui" tentang Spartacus, menurut Ancient History Encyclopedia, Spartacus merupakan seorang budak Thracian di sekolah pelatihan gladiator dari satu Lentulus Batiatus, dan suatu hari dia dan sekitar 70 budak lainnya melarikan diri. 

Selama beberapa tahun berikutnya, Spartacus mengumpulkan cukup banyak budak dan sekutu untuk mengalahkan legiun Romawi dalam berbagai pertempuran, sebelum akhirnya dibunuh.  

Menurut Universitas Fordham, faktanya tidak ada bukti bahwa Spartacus ingin mengakhiri perbudakan. Sejarawan Florus mengatakan bahwa mereka "ingin membalas dendam pada tuan mereka." Menurut Sejarawan Plutarch, pemberontakan mereka dimotivasi oleh balas dendam dan pelarian.

Spartacus "menggiring pasukannya menuju Pegunungan Alpen, bermaksud agar mereka pulang ke rumahnya masing-masing," tetapi para budak tidak setuju, dan pergi ke Italia untuk melakukan pemberontakan. 

Mitos: Nama aslinya adalah Spartacus

Mengapa nama Spartacus dikenal? Itu karena banyak orang yang menulis tentang dia. Harus diingat bahwa mereka tidak pernah bertemu dengannya - dan mereka jelas tidak tahu asal usul keluarganya.

Jadi, bagaimana jika Spartacus bahkan bukan nama aslinya? Sejarawan dan arkeolog Ralph Häussler mengungkapkan bahwa mereka yang membeli budak biasanya akan mengganti namanya, dan bahwa gladiator biasanya memiliki nama panggung.

Dan, jika sumber kuno dapat dipercaya, Spartacus berasal dari Thrace, di mana Profesor Häussler mengatakan bahwa ia hidup di bawah pemerintahan "Dinasti kerajaan Thracian, atau biasa disebut Spartocidae, yang didirikan oleh Spartakos I." Spartacus mungkin merupakan nama panggung yang diberikan kepadanya di sekolah pelatihan gladiator.

Mungkin juga sejarawan Romawi memberinya nama ini untuk menetapkan silsilah yang tepat bagi budak rendahan yang menentang Romawi yang hebat pada masanya. Plutarch bahkan mendeskripsikan Spartacus sebagai orang yang "berjiwa tinggi", "gagah berani", dan "lebih mirip seperti orang Yunani daripada orang Romawi".

Mitos: Spartacus terlahir sebagai budak

Perbudakan di Romawi kuno adalah institusi yang jauh lebih rumit daripada yang kita pahami. Seperti yang dijelaskan PBS, sebagian besar budak adalah orang asing, mereka bisa dari ras mana saja, dan umumnya budak Romawi tidak dilahirkan dalam kondisi seperti itu. 

Begitu pula Spartacus. "Kenyataannya," jelas sejarawan Barry Strauss, "Spartacus adalah tentara sekutu yang bertempur di tentara Romawi." 

Plutarch mengatakan bahwa dia adalah seorang Thracian dari salah satu suku nomad. Sementara Appian menyatakan bahwa Spartacus adalah seorang Thracian sejak lahir, pernah menjadi tentara Romawi, tetapi menjadi tawanan dan dijual untuk menjadi seorang gladiator.

Orang Thracia dianggap sebagai pejuang yang unggul oleh orang Yunani maupun Romawi, seperti yang dijelaskan Encyclopedia Britannica. Tentara Thracia adalah tentara bayaran, terutama oleh orang Makedonia dan Romawi. Ketenaran Spartacus di zaman modern terjadi berkat buku dan film yang sangat sukses tentangnya di pertengahan abad ke-20. 

Mitos: Julius Caesar terlibat dalam peristiwa Spartacus

Kekuasaan Julius Caesar sangat berpengaruh, itu mengapa selama 1.500 tahun berikutnya, hingga jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453, kaisar Romawi menggunakan namanya sebagai gelar mereka. Dari drama biografi Bard 500 tahun yang lalu, hingga karakter di salah satu komik paling banyak dibaca di dunia, serial film Kirk Douglas, dan serial Starz tentang Spartacus dan Julius Caesar. 

Sayangnya, tidak ada yang otentik tentang kisah Julius Caesar dalam cerita Spartacus. Baik dalam acara TV Starz dan film klasik Stanley Kubrick, Julius Caesar terlibat dalam kisah Spartacus.

Faktanya, Julius tidak ada hubungannya dengan peristiwa Spartacus. Seperti yang ditunjukkan Universitas Negeri San Jose, saat Spartacus memulai pemberontakannya, Julius bertempur melawan Raja Pontus di Anatolia.

Baca lanjutannya: Kisah dan Mitos Spartacus, Tokoh Pembebas Budak di Zaman Romawi Kuno (Bagian 2)

Related

History 5587254029465745808

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item