Kisah Denisovich Lysenko, ‘Orang Bodoh’ yang Pernah Mewarnai Sejarah Uni Soviet


Naviri Magazine - Politisasi sains telah terjadi sejak lama. Pada abad ke-20, peringatan bagi bahaya perkawinan sains dan politik datang dari Uni Soviet pada 1930-an hingga 1960-an: skandal Lysenko. 

Waktu itu, ilmu biologi dan agrikultur dikendalikan oleh ahli agronomi bernama Trofim Denisovich Lysenko yang disokong Partai Komunis Uni Soviet. Lysenko menolak kebenaran ilmu genetika yang sedang berkembang di dunia untuk mempromosikan perkembangan “Biologi Soviet”. 

Menurut Svetlana A. Borinskaya, dkk. dari Russian Academy of Sciences dalam studi berjudul “Lysenkoism Against Genetics: The Meeting of the Lenin All-Union Academy of Agricultural Sciences of August 1948, Its Background, Causes, and Aftermath” (Genetics, Vol. 212) alih-alih menyelidiki dan mengembangkan genetika Mendel dan Darwinisme yang saat itu menguat di komunitas ilmuwan internasional, Lysenko malah menganggap genetika sebagai “sains borjuis” yang harus dilawan. 

Bisa dilihat dalam kutipan suratnya kepada Stalin pada 1947 berikut: “Mendelisme-Morganisme, Weissmanisme, dan Neo-Darwinisme tidak dikembangkan di negara-negara kapitalis Barat untuk keperluan pertanian, melainkan melayani tujuan reaksioner seperti eugenika, rasisme, dll. Tidak ada hubungan antara praktik pertanian dan teori genetika borjuis,” dikutip dari artikel Bornskaya, dkk. 

Sebagai gantinya, Lysenko kemudian mempromosikan “karya anak bangsa” Rusia, Ivan Michurin, yang mengembangkan teori evolusi Lamarckian. Gagasan-gagasan Michurin disalahgunakan oleh Lysenko yang menetapkannya dengan istilah Michurinisme sebagai ‘doktrin resmi’ di Uni Soviet. 

Setelah mengganti genetika Mendel dan Darwinisme dengan Michurinisme, Lysenko mengaku bisa mengembangkan metode pertanian baru yang dapat memberikan hasil panen berlimpah dalam periode yang lebih singkat. 

Idenya menarik perhatian Partai. Pertemuan Lenin All-Union Academy of Agricultural Science yang diselenggarakan Lysenko atas persetujuan Stalin pada 1948 mengukuhkan posisi hegemonik Lysenko dalam perkembangan sains di Uni Soviet. Lysenko menyampaikan temuan-temuannya dalam sesi itu. 

Riset dan praktik agrikultur yang dijalankan Lysenko pada tahun-tahun sebelumnya dinilai sesuai dengan cita-cita negara. Soal produksi kentang, misalnya. Sejak Uni Soviet menggalakkan kolektivisasi pertanian pada 1920-an, ilmuwan dituntut untuk menawarkan temuan praktis yang mendukung kebijakan tersebut. 

Menurut David Joravsky, dalam “The Lysenko Affair” (Scientific American, Vol. 207, 1962), pada 1931 ilmuwan diminta untuk mengembangkan varietas kentang yang mampu memberikan panen lebih banyak dalam waktu 4-5 tahun—dari yang biasanya 10-12 tahun—terutama di bagian Selatan. Nahas, muncul masalah: penyakit degeneratif pada kentang. 

Waktu itu, ilmuwan menyelidiki virus sebagai dalang kegagalan. Tetapi, pada 1935 Lysenko menawarkan solusi ajaib. Menurutnya, virus tidaklah nyata, dan tidak membuat kentang sakit. Lysenko berargumen, penyakit pada kentang disebabkan oleh persoalan temperatur, bukan virus. Lysenko memperkenalkan metode summer planting: penanaman di musim panas. Asumsinya, ini akan membuat kentang lebih sehat. 

Lysenko mengajukan usulan itu tanpa eksperimen atau uji statistik ketat yang menurutnya akan membutuhkan waktu terlalu lama di tengah kebutuhan pangan yang mendesak. Lysenko langsung loncat ke kesimpulan: dalam dua tahun, wilayah Selatan akan segera mendapati swasembada sebagai hasil summer planting. Janji itu dianggap sesuai dengan keinginan negara, dan metode Lysenko diterima. 

Metode Lysenko kemudian diterapkan dalam sistem agrikultur di Uni Soviet secara besar-besaran. Laporan Lysenko menunjukkan metodenya menghasilkan panen berlimpah. Joravsky mengatakan kegagalan tidak terlihat dalam data resmi. Sebab, misalnya, pada 1936 dari 17.000-18.000 hektare wilayah yang ditanam, hasil yang dilaporkan hanya 407 hektare. 

Satu tahun sebelumnya, dari 500 hingga 600 lahan pertanian yang disurvei, hanya 50 yang dilaporkan. Lysenko sendiri menyadari sejumlah kegagalan, namun ia menilai kesalahan terletak pada proses kultivasi yang dilakukan para petani. 

“Penanaman musim panas berjalan sangat baik, tetapi karena kultivasi yang buruk, kami memperoleh panen rendah,” kata Lysenko dalam laporan 1935 yang dikutip oleh Joravsky. 

Menurut Borinskaya, dkk, rangkaian pertemuan 1948 menjadi penanda bahwa pemikiran Lysenko dalam biologi dan agrikultur telah menjadi doktrin resmi Uni Soviet. 

Partai membuat posisi Lysenko tak tergoyahkan 

Dukungan terhadap sains ala Lysenko tidak bersumber dari perdebatan sehat dalam komunitas ilmiah, tapi dari para politikus. Berdasarkan keterangan Borinskaya, dkk., setelah pertemuan 1948 ilmuwan genetika yang mengkritisi Lysenko dicap sebagai pengusung “sains yang anti-rakyat” atau “sains borjuis”. 

Buku-buku pendidikan yang mengajarkan Darwinisme dan genetika Mendel diganti dengan buku biologi Michurinisme. Banyak pengajar biologi yang sebelumnya mendalami Darwinisme juga dipecat. 

Tentu tidak semua eksperimen sains di Uni Soviet berakhir seperti “sains anak bangsa” ala Lysenko—jika itu yang terjadi, tentu mereka sudah bubar sebelum Perang Dunia II. Namun, di sinilah ironinya: mengapa di sebuah negara yang mempelopori eksperimen jantung buatan (1937) hingga perjalanan ruang angkasa (1961), orang seperti Lysenko bisa muncul? 

Related

History 2152979478941289225

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item