Mitos-mitos Terkenal Seputar Luar Angkasa, yang Ternyata Keliru (Bagian 1)


Naviri Magazine - Pengetahuan kita tentang antariksa sama dengan pengetahuan kita tentang sejarah – sulit membedakan apa yang kita tahu dari penelitian, dan apa yang kita tahu dari film. Dalam kedua kasus, ini artinya banyak pengetahuan sehari-hari kita tentang antariksa yang bisa jadi keliru. Berikut di antaranya.

Sabuk Asteroid Mematikan

Ingat bagaimana dalam The Empire Strikes Back, Han Solo bernavigasi di medan asteroid kacau untuk menyerang Empire? Asteroid-asteroid tersebut begitu padat sehingga pesawat sekalipun harus hati-hati terbang di antaranya, jika tidak ingin terhantam asteroid. Dan medan asteroid itu ada di mana-mana – dalam Attack of the Clones, Obi-Wan menemukan hal yang sama.

Seperti itukah sabuk asteroid? Ada jutaan batu pembunuh yang berdempetan rapat dan mempersulit pesawat lewat?

Memang ada banyak asteroid dalam sabuk asteroid. Ada sekitar setengah juta yang sudah diketahui. Walau begitu, ada juga jarak yang sangat besar. NASA mengatakan kalau kemungkinan bertabrakan dengan asteroid adalah satu dalam sejuta! Sangat kecil kemungkinan pesawat melewati sabuk asteroid akan menabrak asteroid secara acak.

Asteroid Sendirian di Antariksa

Sebenarnya, satu asteroid membutuhkan ruangan sekitar 400 ribu mil persegi hanya untuk dirinya sendiri. Itu sangat luas.

Gambaran sabuk asteroid yang super padat tidak mungkin karena masalahnya adalah hukum tumbukan di ruang bebas gravitasi. Jika mereka bertabrakan, keduanya akan terlontar bebas ke luar angkasa, dan dengan sendirinya membentuk jarak aman sesamanya.

Ini artinya, tertabrak asteroid di sabuk asteroid bukan masalah tidak memperhatikan. Untuk menabrak asteroid, Anda harus mencari asteroid dan dengan suatu cara memotong dalam waktu yang tepat, kecepatan tepat, dan arah yang tepat pada jalur orbitnya.

Lubang Hitam adalah Penyedot Debu Kosmik

Dari segala benda aneh di luar angkasa, lubang hitam mungkin bukti terbaik kalau alam semesta berbahaya. Ia tak terlihat, besar, dan memakan apa saja selama berjuta tahun dan mengubah ruang angkasa menjadi kosong melompong.

Karena kecenderungan memakan apa saja ini, lubang hitam sering terlihat di film sains fiksi. Dari film Star Trek hingga Stargate SG-1 dan Doctor Who, lubang hitam ditunjukkan sebagai pusaran penghancuran yang tidak dapat dihindari, memakan alam semesta. 

Sekarang bayangkan kalau Anda bangun besok dan mengetahui kalau seseorang telah mengganti matahari dengan lubang hitam. Apa yang terjadi? Tidak terjadi apa-apa kecuali kita mati kedinginan karena tidak ada matahari. Namun kita tidak akan tersedot ke dalam lubang hitam tersebut.

Sebesar apapun lubang hitam, ia tetap punya massa. Karena ia memiliki massa yang terbatas, maka kekuatannya pun terbatas. Dengan kata lain, lubang hitam sama seperti benda lain di alam semesta, tarikan gravitasinya hanya sekuat massa yang ia miliki. 

Jika massanya sebesar matahari, maka tarikannya juga sama sebesar matahari. Tidak kurang, tidak lebih. Fisika adalah sesuatu yang harus dipatuhi juga oleh lubang hitam. Tidak ada mekanisme khusus yang membuatnya menyedot melebihi gravitasinya, dan gravitasi juga mengikuti hukum yang sama dalam fisika.

Matahari Berwarna Kuning

Anak-anak di TK dan SD belajar kalau matahari berwarna kuning. Bahkan astronom menggolongkan matahari dalam kelas bintang cebol kuning.

Nyatanya, matahari tidak kuning atau bahkan termakan oleh api raksasa. Warna matahari sesungguhnya adalah putih, sama seperti yang dikatakan Newton dalam percobaannya mengenai pelangi.

Alasan matahari terlihat kuning karena ketika menembus atmosfer Bumi, sinarnya terlihat kekuningan. Walau begitu, suhu Matahari adalah 6 ribu Kelvin, dan setiap benda pada suhu demikian tinggi hanya punya satu warna: putih.

Dan putihnya pun bukan putih yang bagus, ia putih pucat. Dilihat dari luar angkasa, matahari mirip dengan bulan, hanya saja tanpa kawah-kawah di permukaannya.

Begitu pula ketika Anda melihat potret-potret Hubble. Potret tersebut berwarna sangat indah, namun pada kenyataannya tidak berwarna. Ini karena fotografi luar bumi itu sulit, dan gambar yang dihasilkan belum tentu memberi banyak informasi ketika hanya dipotret begitu saja. 

Baca lanjutannya: Mitos-mitos Terkenal Seputar Luar Angkasa, yang Ternyata Keliru (Bagian 2)

Related

Science 8695050352671307990

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item