Palingenia Longicauda: Makhluk yang Hidupnya Cuma untuk Kawin, Lalu Mati


Naviri Magazine - Salah satu keajaiban hidup ini adalah semua makhluk diciptakan berpasangan. Termasuk manusia dan hewan. Karena “dikondisikan” seperti itu, maka kawin atau menikah pun menjadi salah satu tujuan hidup. 

Meski ada individu yang mungkin memutuskan tidak kawin, tetapi jumlah mayoritas tetap dipegang individu yang memilih kawin, dengan berbagai alasan. Alasan paling banyak diterima tentu untuk meneruskan keturunan.

Meski dianggap penting, tetapi perkawinan bagi kebanyakan makhluk hidup hanyalah bagian dari pertumbuhan. Artinya, manusia dan kebanyakan hewan tidak hanya hidup untuk kawin. 

Dalam perjalanan usia, perkawinan hanyalah sedikit waktu yang menyita hidup mereka. Tapi rupanya ada makhluk yang hidupnya hanya untuk urusan kawin. Bahkan bisa dibilang ia lahir dan hidup hanya untuk kawin, lalu mati.

Makhluk itu bernama Palingenia longicauda.

Palingenia longicauda adalah spesies serangga purba, yang diperkirakan telah hidup sejak 200 juta tahun yang lalu. Termasuk serangga terbesar di Eropa, Palingenia longicauda jantan dapat tumbuh hingga mencapai panjang 12 sentimeter dari kepala sampai ekor. 

Serangga tersebut menjalani masa larva selama tiga tahun, dan berada di dasar sungai. Setelah masa menjadi larva selesai, serangga itu pun lahir dan segera tumbuh menjadi serangga dewasa dalam waktu hanya tiga jam. 

Ketika hidup sebagai serangga dewasa, mereka beterbangan di atas sungai, dan menari-nari dalam kelompok besar. Fenomena itu biasa disebut wedding dance. Mereka juga akan berganti kulit di atas pohon, di tanah, atau di mana pun tempat yang mereka hinggapi. 

Mereka hanya memiliki waktu hidup selama tiga jam, dan dalam waktu yang amat singkat itu mereka akan berpasang-pasangan, menemukan jodoh, kawin, kemudian mati. Sepertinya, misi hidup mereka memang cuma untuk urusan kawin—tepat seperti yang diajarkan Benjamin Disraeli, “Hidup ini terlalu singkat untuk melakukan hal-hal kecil.”

Setelah berpasangan atau kawin, serangga betina akan terbang menyusuri sungai untuk memastikan telurnya telah jatuh ke dasar sungai. Tak lama kemudian ia mati, menyusul sang jantan. Telur mereka akan menjadi larva dalam waktu 45 hari, dan akan menetas setelah tiga tahun. 

Ketika lahir, mereka tak pernah tahu siapa orang tuanya, karena sang induk telah lama mati. Lalu mereka akan mengulangi siklus leluhur mereka—tumbuh dewasa, hidup selama tiga jam, kawin, lalu mati, dan begitu seterusnya. 

Palingenia longicauda termasuk serangga yang sensitif dengan polusi. Jika mereka berada di sebuah sungai, hampir bisa dipastikan sungai itu adalah sungai bersih. Karenanya, keberadaan mereka dapat dijadikan sebagai indikator kebersihan lingkungan. 

Karena saat ini nyaris semua perairan telah tercemar, serangga itu pun telah punah di berbagai negara Eropa, dan hanya bisa ditemukan di Serbia dan Hongaria.

Related

Science 4540957910871637047

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item