Tips Pintar Seputar Penggunaan Deodoran dan Parfum

Naviri Magazine - Biasanya orang memakai deodoran dengan tujuan agar bau-bau yang tidak sedap di bagian tertentu tubuhnya bisa digantikan dengan bau harum deodoran. 

Tapi kadang tujuan itu berbalik jadi kesengsaraan kalau deodoran digunakan tanpa mempertimbangkan kondisi kulit. Bagi kulit yang tidak sensitif, semprat-semprot deodoran mungkin tak terlalu menjadi masalah, tapi bagaimana jika kulit yang sensitif?

Pilihlah deodoran yang formulanya fragrance free, bebas alkohol atau yang formulanya ramah lingkungan. Kalau masih juga was-was, pilih saja cara tradisional. Tumbuklah sebongkah tawas sampai halus, dan campurkan dengan seperempat gelas air. Oleskan pada bagian ketiak setelah habis mandi. 

Untuk Anda yang sering melakukan wax pada rambut ketiak, tentunya akan takut menggunakan deodoran karena ketiak yang habis dicukur akan terasa perih bila dikasih deodoran. 

Sebenarnya ada deodoran yang tidak meninggalkan rasa perih. Krim atau deodoran yang mengandung hydrocortisone tidak akan membikin Anda meringis menahan perih saat memakainya meski ketiak Anda telah bersih dari rambut. Sebagai pendingin, Anda juga bisa membubuhkan bedak bayi.

Tips agar wangi parfum tahan lama

Tidak jarang, bahkan mungkin pasti, kita menggunakan parfum untuk mewangikan tubuh kita saat keluar untuk menghadiri suatu acara. Dengan parfum, kita bisa menjadikan tubuh berbau wangi dan orang-orang lain pun merasa nyaman dekat dengan kita. 

Tapi parfum pun kadang-kadang tidak terlalu menolong. Belum dua jam, wangi parfum sudah hilang tertelan bau keringat. Nah, biar wangi parfum yang kita kenakan bisa tahan lama wanginya, biasakanlah untuk meneteskan parfum ke kapas, lalu oleskan di belakang telinga, titik nadi, lekuk leher, tengah dada, lekuk lengan, lekuk lutut, dan juga mata kaki sebelah kanan.

Panas tubuh kita akan membantu wangi parfum menyebar. Selain itu, hindari menyemprotkan parfum ke baju, karena cairan parfum bisa meninggalkan noda kekuningan di baju, apalagi kalau kita memakainya terlalu sering.