Elon Musk Akui Mengalami Sindrom Asperger, Ini Penjelasan dan Gejalanya


Naviri Magazine - Pemilik SpaceX sekaligus CEO Tesla Elon Musk, beberapa waktu lalu mengungkapkan dirinya mengalami sindrom Asperger. Sebenarnya sindrom seperti apa itu, lalu bagaimana mengenalinya?

Sindrom Asperger merupakan gangguan perkembangan bagian dari gangguan spektrum autisme (ASD), menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS).

ASD tergolong sekelompok kondisi neurologis yang dapat menyebabkan gangguan dalam keterampilan bahasa dan komunikasi, bersama dengan pola berulang atau restriktif.

Gejala terbesar sindrom Asperger ialah minat obsesif pada satu objek atau topik. Anak-anak dengan sindrom Asperger ingin tahu segalanya tentang topik tertentu, dan mereka tidak ingin banyak membicarakan hal lain.

Gejala lain sindrom ini bisa termasuk: rutinitas yang berulang, keanehan saat berbicara dan berbahasa, perilaku yang tidak pantas secara sosial dan emosional, ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, masalah dengan komunikasi nonverbal, canggung.

Anak-anak dengan sindrom Asperger sering diisolasi karena keterampilan sosial yang buruk dan memiliki riwayat keterlambatan perkembangan, kata NINDS.

Apakah sindrom Asperger masih merupakan diagnosis? Secara teknis, tidak.

Edisi kelima Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Mental (DSM-5) menghapus sindrom Asperger pada tahun 2013 dan memasukkannya ke dalam istilah umum gangguan spektrum autisme. 

Kondisi yang sebelumnya hanya dikenal dengan autisme ini berkembang menjadi gangguan spektrum autisme.

Ada beberapa alasan mengapa Asperger tidak lagi menjadi diagnosis, salah satunya sulit dibedakan dari autisme. 

Sindrom Asperger dan autisme sekarang dianggap sebagai diagnosis yang sama. Artinya, keduanya bagian dari gangguan spektrum autisme.

Sindrom Asperger dulu dipandang berbeda dari ASD karena orang dengan Asperger memiliki tingkat bahasa dan kecerdasan rata-rata atau lebih tinggi dari rata-rata, menurut Cleveland Clinic.

Dari sudut pandang medis, Pakar kesehatan dari The Ohio State University Wexner Medical Center, Christopher Hanks mengatakan istilah Asperger tidak boleh digunakan pada saat ini.

Related

News 961605131737397064

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item