Harga Uang Kripto Kembali Naik, Kini Ada Dewan Pertambangan Bitcoin


Naviri Magazine - Harga Bitcoin kembali melonjak mendekati 40 ribu dolar Amerika serikat (AS) setelah CEO Tesla Elon Musk mengatakan dirinya sedang berdiskusi secara aktif dengan penambang (miners) Bitcoin mengenai isu keberlanjutan koin digital (cryptocurrency) tersebut.

Dalam postingan Twitter, Musk mengatakan ia berbicara dengan penambang Bitcoin Amerika Utara.

“Berbicara dengan penambang Bitcoin Amerika Utara. Mereka berkomitmen untuk mempublikasikan penggunaan energi terbarukan saat ini dan yang direncanakan dan meminta penambang di seluruh dunia untuk melakukannya. Berpotensi menjanjikan,” tulis salah satu orang terkaya di dunia itu.

Harga cryptocurrency naik tajam

Menurut CNBC, Bitcoin, cryptocurrency paling populer di dunia, mengawali pagi hari Selasa dengan harga lebih dari 39 ribu dolar AS sebelum turun kembali ke 37 ribu dolar AS.

“Bitcoin diperdagangkan sekitar 37.429 dolar AS pada pukul 9:25 pagi ET,” menurut data dari CoinDesk. Dengan harga itu, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di 700 miliar dolar AS.

Selain Bitcoin, harga Ethereum telah naik sekitar 7 persen menjadi 2.532,79 dolar AS dalam 24 jam terakhir, sementara Dogecoin telah mengalami kenaikan harga sekitar 4 persen menjadi 34 sen per koin.

Telah dibentuk Dewan Pertambangan Bitcoin

CEO Microstrategy Michael Saylor menindaklanjuti tweet Musk. Ia mengatakan dirinya telah mengadakan pertemuan bersama Musk dan beberapa penambang Bitcoin. Pertemuan itu, katanya, mengarah pada pembentukan Dewan Pertambangan Bitcoin, yang akan mempromosikan keberlanjutan.

Kabar ini disampaikan tak lama setelah isu lingkungan dijadikan Musk alasan untuk menyetop penggunaan mata uang digital itu sebagai alat pembayaran pembelian mobil listrik perusahaannya.

Penambangan Bitcoin makan banyak energi

Bukan lagi sebuah rahasia jika penambangan (mining) Bitcoin membutuhkan energi yang sangat besar.

Menurut Digiconomist, penambangan Bitcoin memiliki jejak karbon yang sebanding dengan yang dikeluarkan Selandia Baru, menghasilkan 36,95 megaton CO2 setiap tahunnya. Ini dikarenakan penambangan Bitcoin masih menggunakan bahan bakar fosil.

Fakta ini jelas bertolak belakang dengan Tesla, yang bertujuan menciptakan kendaraan listrik ramah lingkungan.

Related

News 4392694778269729357

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item