Kisah Krisis Ekonomi yang Mencengkeram Jerman dan Pecahnya Perang Dunia II


Naviri Magazine - Pada tahun 1919, Perjanjian Versailles menyatakan bahwa Jerman dan sekutunya bertanggung jawab atas semua kerusakan yang terjadi di negara-negara Sekutu. Pada tahun 1921 diputuskan bahwa Jerman berutang 269 miliar mark emas untuk dana perbaikan moneter dan material tersebut. 

Namun pada tahun 1922 Jerman mulai kesulitan membayar "cicilan"nya, menghentikan pengiriman batu bara dan kayu ke Prancis, sehingga mendorong Prancis untuk menduduki wilayah Ruhr milik Jerman. Peristiwa ini akan melemahkan Perjanjian Versailles dengan kedua belah pihak mengklaim bahwa mereka saling tidak menghargai satu sama lain.

Dilansir dari BBC, pemerintah Jerman pun mencetak semakin banyak uang untuk mencoba menutupi kemerosotan ekonomi dan membayar utang. Namun membanjirnya uang justru menyebabkan inflasi yang membutuhkan lebih banyak uang. Hai ini menyebabkan nilai uang anjlok dan jadi tidak berharga lagi. 

Efeknya pada orang miskin dan kelas menengah sangat memprihatinkan. Pada tahun 1923 misalnya, sepotong roti dihargai sebesar 200 juta mark. Semua ini membuat orang Jerman pada umumnya merasa bahwa mereka sedang dianiaya, sengaja dibiarkan kelaparan dan dimiskinkan, karena sesuatu yang bukan kesalahan mereka. 

Satu hal yang ada di pikiran mereka saat itu adalah bahwa tentara Jerman tidak kalah dalam perang, tetapi para politisi, Bolshevik, sosialis dan Yahudi Weimar-lah yang telah menyerah kepada Sekutu.

Ketika Adolf Hitler menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933, ia mengeksploitasi semua isu ini. Partai Nazi pun menguasai Jerman lewat gelombang baru nasionalisme dan akan memulai Perang Dunia II tidak lama setelahnya.

Related

History 9091302190131720279

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item