Makna Ayat ‘Tak Ada Paksaan Dalam Beragama’, Menurut Ulama Ahli Tafsir


Naviri Magazine - “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus…” (QS. al-Baqarah: 256)

Kita perhatikan potongan kalimat, ‘Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)’. Kemudian lanjutan penggalan kalimat, ‘sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.’

Menurut al-Hafdiz Ibnu Katsir, kalimat yang kedua adalah penjelasan bagi kalimat yang pertama. Tidak ada paksaan untuk masuk agama Islam, karena kebenaran dan kebatilan sudah sangat jelas, sehingga tidak perlu dipaksa untuk memasukinya.

Ibnu Katsir mengatakan, “Maksudnya, jangan kalian paksa siapapun untuk masuk agama Islam, karena kebenaran Islam sudah sangat jelas, nampak, kelihatan, dan sangat terang bukti-buktinya, sehingga tidak butuh memaksa siapapun untuk memasukinya. Namun orang yang mendapat petunjuk dari Allah untuk masuk Islam, Allah lapangkan dadanya, Allah beri cahaya ilmunya, maka dia akan masuk islam atas dasar telah mendapatkan penjelasan.

“Sebaliknya, orang yang Allah butakan hatinya, Allah kunci mati pendengaran dan penglihatannya, maka tidak akan memberikan manfaat baginya ketika dia masuk islam dengan cara dipaksa.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/682).

Selanjutnya, beberapa ulama ahli tafsir menyebutkan sabab nuzul ayat ini. Di antaranya yang disebutkan al-Baghawi, sebuah riwayat dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

Ada wanita anshar yang selalu gagal memiliki anak, mereka bernadzar, ‘Jika ada terlahir anak yang bertahan hidup, maka akan dimasukkan ke agama yahudi.’

Ketika islam datang, ada beberapa anak keturunan orang Anshar yang hidup bersama orang Yahudi. Pada waktu pengusiran Bani Nadzir, ada beberapa anak keturunan Anshar bersama Yahudi, hingga orang-orang Anshar hendak memaksa untuk menarik mereka. Kata orang yahudi, “Mereka ini anak-anak kami, kawan-kawan kami.”

Lalu Allah menurunkan ayat di atas. Kemudian Nabi bersabda, “Allah telah memberikan pilihan untuk keturunan kalian, jika mereka memilih kalian maka mereka bagian dari kalian. Namun jika mereka memilih Yahudi, maka mereka bagian dari Yahudi.” (Ma’alim at-Tanzil, Tafsir al-Baghawi, 1/313).

Related

Moslem World 162947249829585577

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item