Puing-puing Roket Tiongkok Jatuh di Bumi, NASA Ngamuk: Kenapa?

Naviri Magazine - Beberapa jam setelah sisa-sisa roket terbesar Tiongkok Long March 5B kembali memasuki atmosfer Bumi dan hancur di dekat Maladewa di Samudra Hindia pada hari Minggu, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional, atau NASA, mengkritik negara tersebut.

Dilansir dari BBC, puing-puing itu adalah tahap pendorong inti dari roket yang meluncurkan modul pertama stasiun luar angkasa Tiongkok yakni Tiangong-3 pada 29 April.

“Jelas bahwa Tiongkok gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab mengenai puing-puing ruang angkasa mereka," ucap Administrator NASA dan Senator Amerika Serikat Bill Nelson. 

"Sangat penting bagi Tiongkok dan semua negara antariksa dan entitas komersial untuk bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa."

Menurut laporan Reuters, pada Minggu pagi, media pemerintah Tiongkok melaporkan bagian-bagian dari roket tersebut masuk kembali ke atmosfer pada pukul 10.24 pagi waktu Beijing (7.29 pagi IST) dan mendarat di lokasi dengan koordinat bujur 72,47 derajat timur dan lintang 2,65 derajat utara.

Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak Tiongkok mengatakan sebagian besar puing terbakar di atmosfer.

Space-Track, sebuah badan pemantau luar angkasa yang menggunakan data militer AS, mengatakan bahwa "roket itu jatuh".

Komando Luar Angkasa AS juga mengkonfirmasi masuknya kembali roket di atas Semenanjung Arab, tetapi  tidak diketahui apakah puing-puing itu berdampak pada tanah atau air. 

"Lokasi pasti dari dampak dan rentang puing, keduanya tidak diketahui saat ini, tidak akan dirilis oleh Komando Luar Angkasa AS," katanya dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Tahun lalu, potongan dari Long March 5B pertama jatuh di Pantai Gading, merusak beberapa bangunan. Tidak ada korban luka yang dilaporkan. Roket ini diluncurkan dari pulau Hainan di Tiongkok pada tanggal 29 April.