Ini Penyebab Nyamuk Jadi Hewan Paling Mematikan di Dunia


Naviri Magazine - Bill Gates, Pendiri Microsoft dalam blog pribadinya GatesNotes menyebut bahwa nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia. Hal ini diungkapkannya sebagai bagian dari Mosquito Week. Untuk diketahui, setiap tanggal 20 Agustus diperingati sebagai Hari Nyamuk Sedunia. 

Dia mengatakan, nyamuk jauh lebih mematikan daripada hiu terbesar sekalipun.

Gates Gates menuturkan sebagian besar kematian akibat malaria terjadi di negara-negara termiskin di dunia. Penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk terus berlangsung meski terjadi pandemi virus corona Covid-19.

"Nyamuk tidak mempraktikkan jarak sosial. Mereka juga tidak memakai masker. Saat Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, penting untuk diingat bahwa hewan paling mematikan di dunia belum berhenti selama pandemi ini," ujar Gates dikutip dari CNET.

Namun sebenarnya ini bukanlah hal baru. Sejak beberapa tahun lalu, nyamuk memang sudah 'dinobatkan' jadi hewan paling mematikan di dunia.

Mengutip laman Barcelona Institute for Global Health, serangga kecil ini membunuh setidaknya 700 ribu orang tiap tahunnya.

Apa yang membuat nyamuk jadi hewan mematikan di dunia? Perlu diketahui, yang membuatnya berbahaya adalah kemampuannya menularkan virus atau parasit lain yang menyebabkan penyakit mematikan. Ada banyak jenis penyakit yang ditularkan pun bermacam-macam, termasuk malaria, demam berdarah, Japanese ensefalitis, sampai zika.

Setiap tahun, malaria saja, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles, membunuh 400.000 orang (terutama anak-anak) dan melumpuhkan 200 juta lainnya selama berhari-hari. 

Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk lainnya termasuk demam berdarah, yang menyebabkan 50 hingga 100 juta kasus per tahun di seluruh dunia, demam kuning, yang memiliki angka kematian tinggi, atau Japanese ensefalitis, yang menyebabkan lebih dari 10.000 kematian per tahun, sebagian besar di Asia.

Mengutip CDC, dalam 30 tahun terakhir, kasus demam berdarah di seluruh dunia telah meningkat 30 kali lipat. Empat puluh persen populasi dunia, sekitar 3 miliar orang, tinggal di daerah dengan risiko demam berdarah. Dengue seringkali menjadi penyebab utama penyakit di area berisiko.

Kemampuan mereka membawa virus dan penyakit ini didukung pula dengan kemampuan adaptasi mereka yang tinggi. Nyatanya, nyamuk sangat pandai beradaptasi dengan lingkungan baru dan intervensi apa pun yang kita gunakan untuk melawannya.

Misalnya, Aedes aegypti yang menjadi vektor demam kuning, zika, demam berdarah, dan lain-lain, telah beradaptasi dengan sangat baik pada lingkungan perkotaan. Nyamuk ini dapat bertelur di berbagai wadah di luar dan di dalam ruangan. 

Banyak spesies nyamuk, termasuk Anopheles, telah mengembangkan ketahanan terhadap berbagai insektisida yang banyak digunakan dan telah mengubah kebiasaan makan mereka untuk menghindari kelambu dan rumah yang disemprot insektisida.

"Nyamuk adalah makhluk yang sulit dihadapi. Mereka terus-menerus menghindari apa pun yang kami coba lakukan terhadap mereka," kata ahli entomologi ISGlobal, Krijn Paaijmans.

Ada lebih dari 2.500 spesies nyamuk, dan mereka ditemukan di setiap wilayah di dunia kecuali Antartika.

Related

Science 6458268350294882264

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item