Kisah Hancurnya Kekaisaran Ottoman Gara-gara Tak Bisa Bayar Utang Negara


Naviri Magazine - Ketika Tsar Nicholas I menggambarkan Kekaisaran Ottoman sebagai "orang sakit di Eropa," ia juga menggambarkannya sebagai sebuah bangsa yang tidak mampu mengikuti kemajuan kekuatan-kekuatan besar Eropa. Hal ini terlihat jelas, karena pada akhir abad ke-19 kekaisaran tersebut masih dikelola dengan cara Abad Pertengahan.

Transportasi kereta api hampir tidak ada, industri masih didasarkan pada manufaktur manual skala kecil, dan ekonomi sebagian besar didasarkan pada perpajakan penduduk miskin, di mana sebagian besar penduduknya agraris.

Pada tahun 1853, Kekaisaran Ottoman perlahan mulai mengembangkan infrastrukturnya, tetapi tidak dapat maju jauh dengan keuangannya yang terbatas tapi tidak mau berhutang kepada negara-negara Eropa. Namun Perang Krimea mengubah pendirian mereka, dan Kekaisaran Ottoman akhirnya meminjam modal dari Inggris dan Prancis.

Sayangnya, pemerintah gagal untuk membayar bunga sebesar £ 200 juta pada tahun 1875, sehingga provinsi Mesir diduduki oleh Inggris pada tahun 1883 untuk membayar utang publik mereka. Mengutip dari laman Turkeys War, setelahnya pemerintah Ottoman sangat bergantung pada Inggris dan Prancis untuk masalah keuangannya.

Mereka terus stagnan sampai Perang Dunia I meletus. Kondisi ini membuat wilayah mereka lepas satu per satu ke tangan para kreditornya. Invasi Inggris setelah perang akhirnya mengambil Mesopotamia (Irak), Palestina, Lebanon dan Suriah, dan perjanjian Sykes-Picoult membagi wilayah Ottoman untuk Kerajaan Prancis dan Kerajaan Inggris.

Akhirnya, pada tahun 1923, setelah diduduki oleh kekuatan Sekutu, Kekaisaran Ottoman resmi dibubarkan dan Republik Turki dibentuk sebagai gantinya.

Related

History 8480794768078976887

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item