Kisah di Balik Wajah Gabriel Garcia Marquez yang Muncul di Lembaran Uang


Naviri Magazine - Gabriel Garcia Marquez adalah nama besar di bidang kesusastraan, tidak hanya di Kolombia atau Amerika Latin, namun juga di dunia secara luas. Dia dikenal, khususnya karena karyanya, yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul “Seratus Tahun Kesunyian”. Kini, sang sastrawan besar tersebut menghiasi lembaran uang Kolombia.

Seperti Benjamin Franklin bagi orang-orang Amerika Serikat dan Soekarno-Hatta bagi kita, Gabriel Garcia Marquez telah resmi menjadi alat tukar dalam perdagangan rakyat Kolombia. Awal September 2017, di Bogotá, bank sentral Kolombia meluncurkan uang kertas 50 ribu peso edisi terbaru. Nilai pecahan itu setara 222,5 ribu dalam rupiah.

Pada tepi kiri salah satu sisi uang itu, Gabo—panggilan akrab untuk Garcia Marquez—bertopang dagu. Namun, air mukanya jauh dari kesan murung. Gabo tampak seperti orang yang “sedang memikirkan langkah catur” sekaligus “baru saja mengadali lawan bicaranya.”

Pada bagian tengah sisi yang sama, ia tampil dengan perawakan lengkap. Gabo berpakaian seperti Jet Li dalam Fist of Legend, menghadap ke kiri, dan mengangkat sebelah lengannya. Tidak, tangan itu tak menunjuk matahari seperti halnya patung Saparmurat Niyazov di Turkmenistan, tetapi sedang menciptakan kupu-kupu.

Mengingat penghargaan Kolombia yang amat besar terhadap Gabo, desain indah dan akurat itu tentu tak mengherankan. Pada 2014 saja, beberapa bulan setelah kematiannya, pemerintah Kolombia dengan sigap menerbitkan peraturan negara #1741, yang salah satu isinya adalah “menghormati lambang utama seni dan kebudayaan Kolombia.”

Juan Manuel Santos, presiden negara itu, sekali waktu pernah menyebut Gabo sebagai “(mungkin) orang Kolombia terhebat sepanjang sejarah.”

Yang ajaib, ucapan Santos itu lain dari perkataan politikus pada umumnya: ia tak mengada-ada. Pengaruh Gabo, baik di negara asalnya maupun di Amerika Latin secara umum, memang telah jauh melampaui batas-batas kesusastraan.

Pada 1982, misalnya, ia sanggup mengatur pertemuan antara pemerintahan rezim Belisario Betancur dan kelompok nasionalis sayap kiri bersenjata M-19, dan terus berperan penting hingga pertikaian berhenti. 

Persahabatannya dengan pemimpin Kuba, Fidel Castro, sama sekali bukan rahasia. Kawan-kawan politik Gabo, betapa pun mereka terancam di negeri-negeri lain, takkan dibunuh di Kolombia selama di sisinya ada sang Maestro.

Sebabnya sederhana saja: rakyat Kolombia menyayangi (kadang mereka bahkan menyebutnya Gabito alias Gabo Kecil) sekaligus menghormati dia. Seperti Mark Twain bagi rakyat Amerika Serikat, tetapi lebih. Dan kini, orang-orang itu bisa membawa Gabito mereka ke mana saja.

Related

Money 1968046039861792918

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item