Mengapa Cinta Sejati Sulit Dicari? Ternyata Ini Jawabannya (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengapa Cinta Sejati Sulit Dicari? Ternyata Ini Jawabannya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Kalau kau kebetulan belum menonton film ini, ada baiknya kalau kau meminjam VCD atau DVD-nya di rental, dan coba ingat-ingat lagi adegan dan dialog-dialog berikut ini.

“…bego banget, sih?!” maki Patrice dengan sebal sambil melangkah dengan cepat.

“Terus lo maunya apa, sih?” sahut Yulia dengan tatapan merana.

Patrice yang telah berjalan mendahului kemudian berhenti dan berbalik menghadapi kakaknya. “Gue pengen kayak dulu, Kak,” katanya dengan jengkel. “Terkenal, kaya, nyanyi pop-rock, nggak kayak sekarang—penyanyi dangdut, kenal sama Iyem, Yatno, dan sejuta nama kampung lain! Lo bisa nggak sih, Kak, balikin gue kayak dulu lagi?!”

“Balikin kayak dulu lagi? Apanya yang berubah? Selain musik kita yang berubah mendadak dangdut, nggak ada yang berubah. Lo tetep terkenal, lo tetep jadi bintang. Sedangkan gue…?” Mata Yulia berkaca-kaca. “Gue tetep jadi babu lo. Yang ngurusin lo, yang ngejagain lo kalau lagi ada apa-apa. Yang selalu kena marah sama Mama, sama Papa, manajer, promotor, perusahaan rekaman kalau lo lagi nggak bisa diatur.”

“Oh, jadi lo main itung-itungan?” sahut Patrice sambil menyentuh kakaknya dengan kasar. “Baju, siapa yang bayar? Rumah, siapa yang nyicil? Makan, siapa yang bayar?! Gue semua kan yang bayar…?!”

Yulia menjawab dengan mata yang semakin berkaca-kaca, “Dan harga diri gue juga lo yang bayar, kan?”

Patrice menatap kakaknya dengan salah tingkah. “Kak…”

Dengan suara yang parau Yulia kemudian berkata, “Dari dulu lo emang yang paling berbakat di antara semua, Pat. Paling pinter. Tapi kenapa sih, Pat, hati lo nggak segede otak lo? Kenapa sih lo harus selalu marah-marah, dan nggak pernah appreciate sama apa yang orang udah buat ke elo? Kenapa sih gue harus jadi kakak lo, yang udah terlanjur sayang sama lo…?”

Kenapa sih gue harus jadi kakak lo, yang udah terlanjur sayang sama lo…?—itulah cinta sejati. Yulia tidak memperhitungkan bagaimana sifat dan karakter dari orang yang dicintai dan dikasihinya—ia hanya mencintai, titik. 

Yulia tidak sekadar mencintai Patrice karena kebetulan Patrice adalah adiknya; Yulia mencintai karena dia ingin mencintai. Yulia mencintai dengan memberikan cintanya—dan bukan mengharap untuk mendapatkannya. Dan, sekali lagi, itulah cinta sejati. 

Jadi, apakah cinta sejati itu...?

Kalau kau berpikir untuk lebih banyak memberi dan tak pernah memperhitungkan apakah kau akan menerima atau tidak, maka itulah cinta sejati. Kalau kau mencintai seseorang lebih karena cinta itu sendiri dan bukan karena siapa orang itu, maka itulah cinta sejati. Kalau kau tahu bahwa seseorang tidak pernah merindukanmu tetapi kau tetap mengasihinya, maka itulah cinta sejati. 

Kalau seseorang mengkhianatimu namun kau sanggup memaafkannya dengan tulus dan mampu menerimanya kembali tanpa sakit hati, maka itulah cinta sejati. Kalau kau merasa menderita karena seseorang namun kau masih dapat mendoakan kebahagiaan untuk orang itu, maka itulah cinta sejati. Kalau kau menangis karena kehilangan seseorang namun kau mampu untuk tetap tersenyum saat melepaskan kepergiannya, maka itulah cinta sejati.

So, mengapa kemudian muncul ungkapan yang menyatakan cinta sejati sulit dicari? Jawabannya tetap kembali pada kenyataan; yakni karena kita mencarinya!

Besok, kalau kau berpikir atau merasa sulit untuk menemukan cinta sejati, tak ada salahnya kalau kau mulai memberikannya terlebih dulu.

Related

Psychology 5728539179979134812

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item