Menguak Arsip-arsip Rahasia AS Terkait Pembunuhan John F Kennedy


Naviri Magazine - Pemerintah Amerika Serikat memiliki catatan atas berbagai peristiwa dan kejadian, yang semuanya terkumpul dalam tumpukan arsip. Tidak hanya peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam negeri mereka, tapi juga aneka peristiwa penting yang terjadi di luar negeri, juga tercatat dalam arsip-arsip Amerika Serikat. 

Seperti kasus pembunuhan massal pada 1965 yang terjadi di Indonesia, kasus itu tercatat dalam arsip rahasia AS, yang tempo hari dibuka untuk publik dunia, pada 17 Oktober 2017. Kini, perhatian publik terarah pada arsip-arsip rahasia AS terkait peristiwa pembunuhan Presiden Amerika, John F. Kennedy.

Donald Trump, Presiden AS sekarang, sudah menyatakan akan membuka arsip-arsip tersebut. Sesuai jadwal, menjelang akhir tahun kemarin, ribuan dokumen rahasia yang disimpan di Arip Nasional dirilis. Ada 2.891 halaman yang dipublikasikan terkait kasus pembunuhan Presiden AS ke-35 pada November 1963. 

Ada harapan bahwa deklasifikasi dokumen rahasia AS seputar peristiwa pembunuhan Kennedy bisa menjelaskan, membantah, atau mungkin mengkonfimasi berbagai analisis yang selama ini beredar.   

Meski begitu, beberapa dokumen masih ditahan lantaran Donald Trump mendapat desakan dari CIA dan FBI dengan alasan keamanan nasional, serta hal-hal terkait penegakan hukum dan hubungan luar negeri. Trump kemudian memerintahkan agen federal untuk meninjau kembali sisa arsip tersebut, dengan diberi tenggat waktu 180 hari.

Salah satu dokumen menarik yang pertama digali adalah tentang sebuah memo yang ditulis oleh direktur sekaligus pendiri FBI, J. Edgar Hoover, yang mengatakan bahwa FBI telah memperingatkan ancaman pembunuhan terhadap Lee Harvey Oswald (pelaku penembakan Kennedy), yang saat itu berada dalam tahanan polisi.

"Tidak ada yang tahu lebih jauh mengenai kasus Oswald kecuali bahwa dia sudah meninggal," tulis Hoover pada 24 November 1963 silam. "Semalam kami menerima telepon di kantor kami di Dallas dari seorang pria. Bicaranya pelan dan tenang. Dia bilang dia anggota kelompok yang dibentuk untuk membunuh Oswald.”

Hoover juga mengaku tidak punya informasi lengkap tentang sosok Jack Ruby, orang yang kemudian menembak mati Oswald. Namun, Hoover mengetahui nama asli Ruby adalah Rubenstein dan mencatat rumor soal aktivitas gelap yang dilakukan Ruby selama ini.

Dokumen tersebut juga mengungkapkan bahwa para pejabat Soviet khawatir ada sebuah konspirasi di balik pembunuhan presiden yang mungkin dilancarkan oleh kelompok sayap kanan atau bahkan pengganti Kennedy, Wakil Presiden Lyndon Johnson.

Soviet pun mengkhawatirkan bakal terjadi perang setelah kematian Kennedy. "Sumber kami lebih lanjut menyatakan bahwa para pejabat Soviet gelisah apabila kosongnya kepemimpinan bisa memicu jenderal-jenderal petualang AS meluncurkan rudal ke Uni Soviet." tulis memo tersebut.

Para pemimpin Soviet menganggap Oswald sebagai “orang yang tidak setia kepada negaranya sendiri”, tulis memo FBI yang merekam reaksi Uni Soviet atas pembunuhan tersebut.

Masa kepemimpinan Kennedy memang dilalui oleh eskalasi Perang Dingin. Sejumlah peristiwa penting seperti Invasi Teluk Babi yang dilancarkan AS untuk menggulingkan Fidel Castro, Perang Vietnam, dan Krisis Rudal Kuba, terjadi ketika Kennedy berkuasa. 

Tentu saja sisa-sisa dokumen lainnya masih akan terus menarik bagi para peneliti yang mencoba menghubungkan titik-titik misterius seputar kematian John F. Kennedy. 

Related

International 6938416689848909645

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item