Setiap Tahun, 500 Anak di Amerika Dibunuh Orang Tuanya: Apa yang Terjadi?


Naviri Magazine - Kita pasti sudah sangat sering mendengar orang mengatakan, “Tidak ada orang tua yang ingin menyengsarakan anaknya.” Seiring dengan itu, kita juga sering diberitahu bahwa “surga ada di bawah telapak kaki ibu”, yang merupakan pepatah untuk mengingatkan setiap anak agar menghormati orang tua, khususnya ibunya.

Sayang, kenyataan yang terjadi tak selalu seperti itu. Orang memang bisa saja mengatakan “tidak ada orang tua yang ingin menyengsarakan anaknya.” Tetapi, di mana-mana, kita mendapati kabar orang tua yang membunuh anaknya, menganiaya anaknya, memperkosa anaknya, dan lain-lain. Jika orang tua disebut “tidak akan menyengsarakan anaknya”, lalu akan disebut apa perbuatan mereka?

Di Indonesia saja, sudah berkali-kali muncul berita mengenai anak yang dibunuh ayanya, atau anak yang dibunuh ibunya. Itu kasus yang mencuat ke publik, karena menyebabkan si anak tewas. Padahal, di luar itu, ada banyak kasus penganiayaan lain yang membuat si anak terluka dan tersiksa, namun beritanya tak sampai muncul, karena setidaknya si anak masih hidup.

Mungkin sangat mengejutkan bahwa, sebagai ilustrasi, di Amerika setidaknya ada 500 anak yang dibunuh orang tuanya setiap tahun.

Sebuah studi di jurnal Forensic Science International melihat kasus pembunuhan anak pada tiga dekade (antara 1976 dan 2007), dan menemukan bahwa kasus pembunuhan tang dilakukan orang tua terhadap anak terjadi sekitar 500 kali setahun di Amerika Serikat.

Jurnal tersebut memaparkan berbagai data soal kasus pembunuhan anak. Misalnya, hampir 72 persen dari mereka yang dibunuh oleh orang tua adalah anak usia 6 tahun atau lebih muda. Sepertiga korban adalah bayi di bawah usia 1 tahun.

Cheryl Meyer, salah satu penulis buku tentang masalah ini, mengatakan bahwa ada kemungkinan seorang ibu membunuh seorang anak di Amerika Serikat setiap tiga hari.

Fakta lain adalah hanya 10 persen korban dibunuh oleh orang tua tiri mereka. Itu berarti 90 persen korban adalah anak kandung. Pembunuhan pada anak laki-laki juga lebih besar, yaitu 52 persen, sedangkan anak perempuan 38 persen.

Penulis utama pada studi ini, Dr. Timothy Mariano, mengatakan bahwa orang tua yang sakit secara mental memiliki kadar testosteron lebih tinggi, dan anak yang mereka bunuh mungkin dianggap tidak diinginkan.

Ada lima alasan mengapa orang tua tega menganiaya anaknya, menurut Phillip J. Resnick, Psikiater forensik, yaitu altruisme, atau membunuh anak karena menganggap itu demi kebaikan sang anak.

Misalnya jika anak menderita penyakit tertentu, atau karena orang tua juga akan bunuh diri dan tak tega meninggalkan anaknya sendiri.

Alasan lain adalah psikosis akut, orang tua membunuh anak berdasarkan gagasan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, orang tua percaya anak itu telah dimiliki setan.

Selain itu, orang tua juga bisa membunuh anak yang dianggap sebagai penghalang dan memang kehadirannya tak diinginkan. Atau, ini terjadi untuk balas dendam pada pasangan.

Namun, alasan lain adalah faktor ketidaksengajaan. Kematian anak bisa juga terjadi karena orang tua yang tak sengaja menganiaya anaknya.

Related

International 8603867684765184567

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item