Duduk Perkara 'Turki Pesan Vaksin Nusantara': Telanjur Heboh, Eh Dibantah Dubes


Naviri Magazine - Heboh kabar vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dibeli oleh Pemerintah Turki. Kabar ini pertama kali diungkapkan oleh Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Prof Chairul Anwar Nidom.

Awalnya, Prof Nidom dalam dialog di kanal Youtube Siti Fadilah Supari, menyampaikan bahwa vaksin Nusantara akan dipesan Turki sebanyak 5,2 juta dosis. Disebutkan juga pemerintah Turki menawarkan uji klinis fase 3 vaksin Nusantara di negara tersebut.

Kabar ini juga dikonfirmasi oleh Prof Nidom dalam wawancara dengan kantor berita ANTARA. Dalam wawancara tersebut, ia mengaku mendapat informasi dari Terawan mengenai keinginan Turki membeli vaksin Nusantara.

"Yang jelas, memang luar negeri sudah ada yang minat. Saya dapat informasi dari Dokter Terawan (penggagas vaksin Nusantara) bahwa ada keinginan dari negara Turki membeli vaksin Nusantara," katanya. 

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PAN, Saleh Daulay, menyinggung kabar vaksin Nusantara diminati Turki. Dalam rapat kerja bersama Menteri Kesehatan yang juga dihadiri Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito, Saleh menyebutkan produk besutan Terawan dibeli oleh negara lain dan sementara di Indonesia malah ditolak.

"Saya membaca di media, vaksin Nusantara ini sekarang lagi dipesan oleh Turki sebesar 5 koma sekian juta. Sementara di Indonesia, di republiknya ini, itu ditolak. Itu ada di media, Ibu Penny, nggak usah goyang kepala. Itu ada di media," kata Saleh.

Saleh juga menyingung integritas BPOM yang diniai mempersulit perizinan vaksin Nusantara.

Setelah heboh kabar vaksin Nusantara dipesan Turki, juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologus atau bersifat individual.

"Sel dendritik bersifat autologus, artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," kata dr Nadia.

Meski demikian, dr Nadia mengungkapkan vaksin Nusantara masih bisa diakses oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.

Klaim dipesan Turki dibantah Dubes RI

Duta besar RI di Ankara, Turki, Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan pemerintah Turki tidak pernah berencana membeli vaksin Nusantara. Salah satu alasannya karena pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut sudah mengembangkan vaksin buatan sendiri.

Dalam keterangan tertulis, Lalu mengatakan Turki sudah mengembangkan 3 jenis vaksin COVID-19 buatan sendiri dan dua di antaranya telah memasuki uji klinis fase 3.

Kabar ini pun membantah rumor tentang vaksin Nusantara masuk dalam rencana uji coba fase ketiga di Turki.

"Hasil klarifikasi saya kepada otoritas berwenang di Turki dapat dipastikan tidak pernah ada pemikiran, rencana maupun pembicaraan pemerintah Turki untuk membeli vaksin Nusantara di Indonesia," katanya.

Related

News 5276030710596795273

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item