Hati-hati, Terlalu Kurus Ternyata Sama Buruknya dengan Obesitas


Naviri Magazine - Banyak orang mempersepsikan bahwa tubuh yang kurus jauh lebih baik dan lebih sehat dibanding tubuh yang gemuk. Karena anggapan tersebut, banyak orang yang mati-matian melakukan diet dengan harapan dapat menguruskan badan atau mengurangi berat badan. Kadang-kadang, diet yang dilakukan sampai membuat pelakunya terobsesi. 

Anggapan bahwa tubuh kurus lebih sehat dibanding tubuh gemuk mungkin memang benar, karena potensi masalah yang muncul dari kondisi obesitas, misalnya, memang tidak bisa dianggap enteng. Namun, situasi menjadi lain ketika hasrat mengendalikan berat badan dilakukan dengan mengabaikan standar kesehatan.

Menurut Departemen Kesehatan, postur tubuh seseorang dapat dinilai dari pengukuran antropometri yang bertujuan untuk menilai apakah komponen tubuh sesuai dengan standar normal. Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT).

IMT yang normal untuk perempuan adalah antara 17-23, sedang untuk laki-laki di antara 18–25. Seorang perempuan dikatakan kurus bila IMT-nya kurang dari 17, dan gemuk bila IMT-nya di atas 23. Bila IMT di atas 30, maka orang tersebut menderita obesitas yang berpotensi membuat tubuh rentan dengan berbagai problem kesehatan.

Dr. Joel Ray, seorang dokter di rumah sakit St. Mitchael Toronto, menyatakan otoritas kesehatan seharusnya tidak mengarahkan orang untuk percaya bahwa menjadi kurus lebih sehat. Hal ini dikarenakan setiap manusia juga harus melihat massa otot dan keberadaan lemak sehat yang sebenarnya juga dibutuhkan.  

“IMT menggambarkan tidak hanya lemak tubuh, tapi juga massa otot. Jika kita ingin terus menggunakan IMT dalam perawatan kesehatan dan inisiatif kesehatan masyarakat, kita juga harus menyadari bahwa individu yang kuat dan sehat adalah seseorang yang memiliki jumlah lemak tubuh dan tulang dan otot yang cukup," kata Dr. Ray.

British Medical Journals juga menjelaskan bahwa mempunyai tubuh yang terlalu kurus akan menyebabkan sejumlah masalah pada metabolisme tubuh. Tubuh yang terlalu kurus dapat mengakibatkan penurunan tingkat kekebalan. Sel kekebalan tubuh membutuhkan nutrisi untuk menyerang patogen yang masuk. 

Jika seseorang tidak tercukupi nutrisinya, mereka kehilangan sumber bahan baku untuk membentuk imunitas itu sendiri. Akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan virus flu, alergi, dan infeksi menjadi berkurang.

Kondisi lain yang sering ditemukan pada orang-orang yang sengaja menguruskan badannya adalah anemia. Kondisi kekurangan darah ini akibat rendahnya produksi zat besi, vitamin B-12, dan folat dalam tubuh. 

Kekurangan nutrisi tersebut juga bisa meningkatkan potensi tulang keropos. Hal ini dikarenakan kepadatan tulang seseorang sangat dipengaruhi kecukupan vitamin D yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi.

Ketika tubuh kekurangan nutrisi karena terlalu kurus, organ hati akan bekerja lebih keras untuk menyediakan pasokan energi, dan menjaga tubuh tetap memiliki fungsi normal. Kerja organ hati dan jantung yang terus-terusan dipaksa setiap hari inilah yang memungkinkan peningkatan penyakit hati dan jantung. Menurut American Heart Assosiation, jantung dan hati abnormal bisa memicu kerusakan otak hingga paru-paru. 

Tubuh yang terlalu kurus juga berpotensi mengganggu kesuburan. Bila berat badan laki-laki sangat rendah, kemampuan memproduksi sperma berkurang signifikan. Jumlah sperma yang rendah (oligospermia) berarti bahwa air mani mengandung sperma yang lebih sedikit dari biasanya—jumlahnya dapat mencapai kurang dari 20 juta sperma per mililiter semen. 

Bila jumlah sperma rendah, kemungkinan membuahi sel telur juga akan menurun, dan akan mengakibatkan potensi kehamilan menjadi menurun.

Related

Health 2944850705803275482

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item