Kisah dan Kiprah Yockie Suryoprayogo di Dunia Musik Indonesia (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah dan Kiprah Yockie Suryoprayogo di Dunia Musik Indonesia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Konser Kantata Takwa pada 23 Juni 1990 di Senayan disebut-sebut sebagai salah satu konser musik terbesar di Indonesia. Ada beberapa perkiraan jumlah penonton. Sejumlah media menyebut 100 ribu orang. Sejumlah yang lain menyebut 150 ribu.

Kiprah Yockie tidak hanya terbatas dalam lingkup musik rock. Ia pernah punya kerja sama panjang dengan Chrisye. Semua bermula dari album Lomba Cipta Lagu Remaja 1977 yang dirilis oleh Radio Prambors. Yockie berperan sebagai musisi dan penata lagu di album itu. 

Di album yang sama, ada lagu "Lilin-Lilin Kecil" ciptaan James F. Sundah yang dinyanyikan oleh Chrisye. Kerja sama mereka terus berlanjut, melahirkan enam album. Dari Sabda Alam (1978) higga Nona (1985). 

Yockie pernah pula bekerja sama dengan Eros Djarot, Chrisye, dan Nasution Bersaudara di album soundtrack Badai Pasti Berlalu (1977), yang oleh Rolling Stone Indonesia dinobatkan sebagai album Indonesia terbaik sepanjang masa. 

Pria berkacamata ini dikenal sebagai sosok yang tegas, oleh sebagian orang dianggap sebagai sikap yang keras. Terutama terkait hak kekayaan intelektual. Ia menegur sutradara Hanung Bramantyo yang memakai lagu "Kesaksian" tanpa izin. 

Konser Kantata Barock pun digugat karena alasan yang sama, bahkan hingga ke pengadilan. Saat PT Arasy Cinta Sakti merilis ulang album Badai Pasti Berlalu, Yockie mengirimkan somasi karena album itu dirilis tanpa izin. 

Ia memang tak pandang bulu. God Bless juga pernah digugat karena memainkan repertoar "Menjilat Matahari", "Cendawan Kuning", juga "Kehidupan" tanpa seizinnya. Pertikaiannya dengan Ahmad Albar pada 2003 juga sempat menjadi konsumsi khalayak luas.

Yockie juga pernah bertikai dengan Chrisye, kawan lamanya. Bahkan hingga tak bertegur sapa. Dalam buku The Last Words of Chrisye (2010), Chrisye menuturkan perang dinginnya dengan Yockie dan Eros Djarot. Ada yang bilang perselisihan ini dikarenakan idealisme tiga orang yang sama-sama kuat, dan tak ada yang mau mengalah. Perlahan, ada jarak di antara tiga orang yang pernah kompak mengarap Badai Pasti Berlalu ini.

Orang-orang dekat, juga penggemar, tahu benar bahwa Yockie adalah orang yang serius soal musik. Ia juga tak segan memberikan saran dan kritik pada musisi-musisi muda. 

Tak lama setelah menjadi bintang tamu di acara temu wicara Archipelago Festival, 14 dan 15 Oktober 2017, Yockie jatuh sakit dan tak sadarkan diri. 

Pada 24 Januari 2018, puluhan kawan Yockie menggelar pentas Pagelaran Sang Bahaduri untuk mengumpulkan dana pengobatan Yockie. Ada banyak musisi yang tampil di acara ini. Mulai Benny Soebardja sang kawan lama sejak di Giant Step, Kadri Mohamad, Keenan Nasution, Dira Sugandi, hingga Mondo Gascaro. Konser ini berhasil mengumpulkan dana Rp514 juta.

Namun pada 5 Februari 2018, Yockie Suryo Prayogo meninggal dunia. Usianya 63 tahun. Indonesia harus menelan pil pahit sekali lagi. Salah satu musisi terbesarnya pergi.

Yockie meninggalkan seabrek warisan bagi dunia musik Indonesia. Dari album bersama God Bless, album-albumnya bersama Chrisye, Badai Pasti Berlalu, hingga album-album yang pernah ia produseri. Pengetahuan musiknya yang luas, tak pernah ia simpan sendirian. Ia mempersilakan banyak orang untuk menimba samudera ilmu darinya. 

Dengan sikap hidupnya, juga idealisme yang ia bopong hingga masuk liang lahat, Yockie mengajarkan bahwa seorang musisi tidak boleh berhenti belajar. Tidak boleh berhenti bereksplorasi. Harus tidak betah di zona nyaman. Seorang musisi harus selalu lapar terhadap penemuan cakrawala bermusik baru.

Related

Music 7456494953546526400

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item