Kisah Kehidupan Winston Churchill, Tokoh Terbesar Britania Sepanjang Masa (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Kehidupan Winston Churchill, Tokoh Terbesar Britania Sepanjang Masa - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Kerja pertamanya selepas mengundurkan diri dari dunia militer adalah pergi ke Afrika Selatan, sebagai koresponden untuk surat kabar The Morning. Ia mengabarkan Perang Boer Kedua antara Kekaisaran Britania melawan penduduk Boer yang berbahasa Belanda. Ia ikut ditangkap oleh tentara Boer dan sempat ditahan di penjara setempat sebelum akhirnya berhasil meloloskan diri.

Terjun ke Dunia Politik

Pulang ke Inggris, Churchill terjun ke dunia politik pada 1900. Ia terpilih sebagai anggota parlemen untuk Oldham dari Partai Konservatif. Pada 1904, ia membelot ke Partai Liberal dan menghabiskan satu dekade berikutnya untuk berkarier sebagai politisi. 

Termasuk saat duduk di Dewan Perdagangan pada 1908, ia melakukan reformasi aturan perburuhan. Reformasi itu berbentuk pemberlakuan maksimal delapan jam kerja bagi para penambang, menetapkan upah minimum, dan melakukan pertukaran tenaga kerja antarnegara untuk menekan pengangguran.

Pada 1911, kariernya bergeser menjadi Kepala Angkatan Laut Britania Raya. Tugas pertamanya adalah membentuk staf perang angkatan laut, guna menghadapi agresivitas angkatan laut Jerman. 

Lewat kampanye di depan jajaran kabinet, Churchill berhasil meyakinkan mereka untuk mau mengeluarkan dana besar bagi pengembangan angkatan laut. Usulannya disetujui dan kemudian dikenal sebagai pengeluaran angkatan laut terbesar dalam sejarah Inggris. Karier Churchill berikutnya di angkatan laut adalah berhadapan dengan situasi Perang Dunia I.

Keinginannya untuk kembali ke dunia ketentaraan muncul kembali. Pada November 1915, Churchill mengundurkan diri dari jajaran pemerintah, dan aktif berdinas kembali sebagai letnan kolonel di resimen infanteri Royal Scots Fusiliers. Resimen ini bertugas di Prancis.

Tetapi karier militer keduanya tak lama bertahan. Pada Juni 1916, ia kembali ke dunia politik. Aksinya keluar masuk militer dan politik sejalan dengan keanggotaannya dalam partai. Tercatat, ia juga bolak-balik menyeberang dari Konservatif ke Liberal.

Pada 1924, Churchill giliran menjabat sebagai Chancellor of the Exchequer (Menteri Keuangan), dan secara kontroversial memilih Inggris untuk bergabung kembali menggunakan standar emas. Pada pemilu 1929, Churchill tidak mendapatkan kursi di pemerintahan, dan menghabiskan waktu 11 tahun berikutnya untuk menulis dan berpidato.

Setahun sebelum pengunduran diri Perdana Menteri Neville Chamberlain pada 1940, Churchill, yang sempat vakum lama dari jabatan pemerintahan, kembali ditunjuk sebagai Kepala Angkatan Laut Britania Raya.

Pengunduran diri Chamberlain memberi jalan bagi Churchill untuk naik menjadi perdana menteri dengan modal dukungan semua koalisi partai. 

Secara resmi, Churchill menjabat sampai tahun 1945. Pada pemilu tahun itu, Partai Konservatif sebagai kendaraan politiknya mengalami kekalahan. Ia kemudian menjadi pemimpin oposisi yang garang terhadap pemerintahan Partai Buruh.

Pemilu 1951 mengantarkan Churchill kembali duduk di kursi perdana menteri untuk kedua kalinya. Pada masa jabatan keduanya ini, ia banyak disibukkan dengan urusan luar negeri. Di antaranya adalah situasi darurat di Malaya, Pemberontakan Mau-Mau, Perang Korea, hingga Kudeta Iran yang dapat dukungan dari Inggris.

Penghargaan Nobel Sastra diraih Churchill pada 15 Oktober 1953 sebagai ganjaran atas deretan karya tulis yang dilahirkan dari tangannya, termasuk beberapa novel. Dan di tahun itu pula, ia mulai terserang penyakit stroke serius dan resmi pensiun meletakkan jabatan Perdana Menteri pada 1955. Meski demikian, Churchill tetap menjadi anggota parlemen sampai 1964.

Dekade pengujung kehidupan Churchill dibanjiri puji dan hormat. Selama periode ini pula, ia menerbitkan karya besar terakhirnya, A History of the English-Speaking Peoples, dan Mendirikan Churchill College di Cambridge. 

Ia menikmati kunjungan terakhir ke Gedung Putih pada 1959. Di Amerika, Churchill menjadi orang kedua yang menerima gelar warganegara kehormatan setelah Marquis de Lafayette.

Sir Winston Leonard Spencer-Churchill menghembuskan nafas terakhir pada 24 Januari 1965 dalam usia 90 tahun. Upacara kenegaraan mengiringi pemakaman jenazahnya. Ia dikubur bersama orang tuanya di gereja kecil di Bladon, depan Istana Blenheim, tempat ia memulai kehidupan panjangnya. 

Related

History 1504391240592939425

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item