Tips untuk Ibu Hamil: Mengatasi Sulit Tidur Selama Masa Kehamilan


Naviri Magazine - Sulit tidur selama hamil sering kali disebabkan karena ketikdaknyamanan, yang biasanya disebabkan karena perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan. Selain rahim yang membesar sehingga mempersulit posisi tidur, perut yang besar juga akan menekan usus ke atas, sehingga mendesak diafragma yang berakibat ibu hamil jadi susah bernapas. 

Di samping hal-hal tersebut, berikut ini beberapa hal lain yang menyebabkan ibu hamil jadi sulit tidur.

Sering buang air kecil

Pada waktu Anda hamil, ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena organ tersebut harus menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum hamil. Proses penyaringan tersebut kemudian menghasilkan lebih banyak urine. 

Kemudian, janin dan plasenta yang membesar juga memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga menjadikan ibu hamil harus sering ke kamar kecil untuk buang air. 

Peningkatan detak jantung

Selain ginjal sebagaimana yang disebutkan di atas, jantung juga bekerja secara meningkat pada waktu Anda hamil. Jantung memompa lebih banyak darah, karena diperlukan unuk mengirim suplai ke rahim, juga untuk mendistribusikannya ke seluruh tubuh.

Napas yang lebih pendek

Karena rahim makin membesar, kondisi tersebut menghasilkan tekanan pada rongga diafragma (bagian antara perut dan dada). Kondisi tersebut menjadikan Anda mungkin merasakan napas jadi lebih cepat dan dalam, karena Anda memerlukan oksigen lebih banyak.

Kaki kram dan punggung nyeri

Kram pada kaki dan nyeri pada punggung juga dapat menjadikan ibu hamil sulit tidur. Masalah ini disebabkan karena Anda kini telah berbadan dua (adanya janin dalam kandungan Anda). Apabila kram kaki membuat Anda terbangun dari tidur, cobalah tekankan telapak kaki Anda secara cukup keras ke tembok, atau angkat/ganjal kedua kaki Anda.

Heartburn dan sembelit

Heartburn adalah rasa panas pada perut. Hal ini terjadi pada waktu isi lambung keluar kembali ke saluran makanan (esophagus). 

Pada waktu hamil, hormon progesteron yang meningkat menyebabkan otot sistem pencernaan bergerak lebih lambat, dan otot pembatas antara esophagus dan lambung menjadi lebih rileks, sehingga makanan cenderung menetap di lambung dan di usus lebih lama, dan mudah berbalik ke bagian lebih atas. Asam lambung yang berbalik tersebut yang menjadikan perut terasa panas, dan pergerakan usus yang melambat kadang mengakibatkan sembelit.

Related

Tips 5730264523907962097

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item