Ini 4 Rekomendasi Buku untuk Self Healing, agar Bangkit dari Duka dan Keterpurukan
https://www.naviri.org/2021/09/ini-4-rekomendasi-buku-untuk-self.html
Naviri Magazine - Membaca atau mendengar kabar duka di sekitar kita memang bisa menimbulkan perasaan sedih. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan psikolog anak dan keluarga di Jakarta, Samanta Elsener.
“Kabar duka mengandung energi negatif. Jadi kalau kita mengacu pada tabel energi emosi dari David R. Hawkins, duka itu termasuk yang rendah, dan kita [masih] bisa terbawa,” ujar Samanta.
Bahkan, kamu bisa merasakan kecemasan setelah mendengar atau membaca kabar duka secara bertubi-tubi. Bila perasaan ini tidak hilang setelah seminggu, Samanta menyarankan untuk melakukan self healing.
Ada beberapa upaya self healing yang bisa kamu lakukan di rumah. Salah satunya membaca buku. Dengan membaca buku, kamu setidaknya bisa menemukan referensi untuk keluar dari suatu masalah.
Nah, berikut ini empat rekomendasi buku untuk self healing dari Samanta dan berbagai sumber.
“How to Do the Work: Recognize Your Patterns, Heal from Your Past, and Create Your Self” oleh Dr. Nicole LePera
Ini merupakan buku pertama yang direkomendasikan Samanta untuk kamu yang ingin melakukan self healing. Melalui buku ini, penulis yang juga merupakan psikolog klinis, Dr. Nicole LePera, menawarkan panduan self healing serta upaya untuk menciptakan kehidupan yang lebih bersemangat dan menyenangkan.
Nicole juga membantu pembaca untuk mengenal pengalaman buruk dan trauma di masa kanak-kanak yang mengakibatkan stres dan trauma. Bila tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa membuat siklus yang membuat seseorang merasa tidak bahagia, tidak puas, dan tidak sehat.
“A Manual for Being Human” oleh Dr Sophie Mort
Buku selanjutnya yang direkomendasikan Samanta untuk self healing adalah “A Manual for Being Human” oleh Dr. Sophie Mort. Buku ini membantu pembaca untuk memahami alasan seseorang merasa cemas, stres, insecure, dan sedih dari waktu ke waktu.
Melalui metodologi tiga langkah yang dikembangkan berdasarkan pengalaman penulis selama bertahun-tahun, pembaca akan dipandu untuk mengidentifikasi masalah yang timbul dari pengalaman masa lalu dan peristiwa kehidupan saat ini. Pembaca juga diajak untuk melihat kebiasaan buruk dan siklus negatif yang mungkin terjadi.
“Why Has Nobody Told Me This Before?” oleh Dr. Julie Smith
Selain dua buku di atas, Samanta juga merekomendasikan buku “Why Has Nobody Told Me This Before?” oleh Dr. Julie Smith. Lewat buku ini, penulis membagikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk bisa melewati pasang surut kehidupan.
Buku ini cocok dijadikan pegangan oleh kamu yang ingin mengoptimalkan kesehatan mental. Penulis juga berupaya membantu pembaca untuk tetap tangguh, tidak peduli apa pun yang terjadi dalam hidup.
Di buku ini, kamu akan menemukan cara mengelola kecemasan, menghadapi kritik, mengatasi suasana hati yang buruk, membangun kepercayaan diri, menemukan motivasi, dan belajar memaafkan diri sendiri.
“Option B: Facing Adversity, Building Resilience, and Finding Joy” oleh Sheryl Sandberg dan Adam Grant
Dalam buku ini, Chief Operating Officer (COO) Facebook, Sheryl Sandberg, menceritakan pengalaman kepergian suaminya, Dave Goldberg, secara mendadak akibat serangan jantung.
Sheryl secara terbuka dan jujur menceritakan kesedihannya usai kepergian suaminya. Tak cuma berisi memoar, Sheryl juga menggandeng psikolog asal Amerika Serikat (AS) Adam Grant untuk menulis tentang cara bangkit dari situasi sulit.
Lewat buku ini, pembaca juga akan lebih memahami tentang resiliensi. Dalam buku ini ditulis bahwa resiliensi datang dari dalam diri kita dan dari dukungan orang-orang di sekitar.
Resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bangkit dari keterpurukan. Bahkan setelah mengalami peristiwa yang paling menghancurkan hidup, seseorang tetap mungkin untuk tumbuh dan menemukan makna kehidupan yang lebih dalam.
Di buku ini, penulis juga menjelaskan tentang cara membantu orang lain yang mengalami krisis dalam hidup, mengembangkan belas kasih untuk diri sendiri, dan membesarkan anak-anak yang tangguh.