Mengapa Biaya Darah di RS Lebih Mahal Dibanding di PMI?
https://www.naviri.org/2021/09/mengapa-biaya-darah-di-rs-lebih-mahal.html
Naviri Magazine - Selain mendapatkan darah donor dari PMI (Palang Merah Indonesia), orang-orang yang membutuhkan donor darah juga bisa mendapatkannya melalui rumah sakit (RS).
Jika mendapatkan darah dari PMI dibebani biaya Rp350 ribu, biaya darah di rumah sakit bisa lebih besar. Mengapa biaya darah di rumah sakit lebih mahal atau lebih besar dibanding di PMI?
Ternyata, walaupun darah yang diterima dari RS merupakan pasokan darah dari PMI, dan sudah dijamin aman digunakan, pihak RS masih menerapkan standar ganda dengan melakukan screening ulang darah.
Hal itu dilakukan lantaran SOP (standart of procedure) RS menjamin kualitas darah yang diberikan kepada pasien benar-benar terjaga. Biaya darah donor RS juga akan semakin mahal apabila pasien membutuhkan darah cepat, dan hanya mengambil komponen tertentu dari donor.
Pengambilan darah dengan cara tersebut dinamakan apheresis. Yakni penerapan teknologi medis berupa proses pengambilan salah satu komponen darah dari pendonor melalui suatu alat atau mesin apheresis. Pada prosedur donor apheresis, komponen darah yang diambil hanyalah komponen yang diperlukan, misalnya platelet atau trombosit.
Sementara komponen darah lainnya dikembalikan lagi ke dalam tubuh donor saat itu juga. Dengan keadaan seperti itu, sekantung komponen darah bisa dibebani biaya sebesar Rp 3-4 juta.
Misal kita ambil trombosit, dari sekantung darah yang isinya 350 ml, hanya jadi sekitar 10 ml, sedikit sekali. Apalagi trombosit juga perlu tempat penyimpanan khusus yang terus berputar agar tidak rusak, dan umurnya hanya bertahan selama 4 jam.
Jadi, semisal dalam waktu 4 jam trombosit donor tidak segera disalurkan, maka komponen tersebut harus segera dimusnahkan. Perlu diketahui, setiap komponen darah juga memiliki umur pakai, jika darah sudah dianggap tidak layak maka dilakukan prosedur pemusnahan yang tidak sembarangan. Tentu dalam pemusnahan ini juga dibebani biaya operasional.