Sempat Jadi Misteri, Penyebab Gejala Long Covid Akhirnya Terkuak!

Naviri Magazine - Misteri soal munculnya gejala long covid baru-baru ini terkuak. Para peneliti akhirnya mengetahui mekanisme dasar munculnya long covid bagi pasien covid-19 yang telah ‘negatif’ dan sembuh.

Long Covid adalah gejala berkepanjangan usai dinyatakan sembuh dari Covid-19. Beberapa orang mengalami gejala Long Covid seperti kabut otak, masalah pernapasan, dan banyak lainnya.

Penemuan tersebut dimuat dalam The Public Library of Science ONE (PLOS ONE). Dari hasil riset tersebut peneliti menemukan bahwa produksi auto-antibodi yang bekerja selama terinfeksi Covid-19 berminggu-minggu berdampak pada gangguan regulasi sistem kekebalan.

Hal itu mengakibatkan aktivasi berlebihan pada protein kekebalan dan peradangan. Yang menarik, jika temuan ini bisa diverivikasi maka peneliti akan mampu membangun hubungan dengan Long Covid, seketika antibodi akan menjadi target yang menjanjikan sebagai terapi.

“Semua yang kami temukan konsisten menunjukkan bahwa antibodi memicu Long Covid. Jadi ini adalah perkembangan menarik yang perlu dipelajari lebih lanjut,” kata pemimpin peneliti John Arthur, profesor dan kepala Divisi Nefrologi di Universitas Arkansas untuk Medical Sciences (UAMS) College of Medicine, dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Healthline.

Lebih lanjut disebutkan bahwa antibodi yang dimaksud menargetkan enzim yang banyak bekerja selama terinfeksi Covid-19 adalah ACE2.

Enzim ini sangat penting bagi partikel virus corona SARS-CoV-2 untuk memasuki sel inang, karena mereka masuk melalui reseptor ACE2 di permukaan sel. Pada infeksi khas, ACE2 memecah protein kekebalan sehingga mengakibatkan penurunan aktivasi sistem kekebalan.

Para ilmuwan percaya ini adalah salah satu metode dan menjadi alasan kenapa Covid-19 begitu merusak tubuh.

Namun, pada penyintas yang mengalami Long Covid, para peneliti berhipotesis bahwa tubuh menciptakan antibodi otomatis terhadap ACE2 yang bertahan lama, menghasilkan aktivitas ACE2 yang lebih rendah dan kerusakan dari sistem kekebalan yang terlalu aktif.