Mengapa Kita Takut Berpisah dengan Orang-orang Terkasih? (Bagian 2)

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya ( Mengenal Poliandri, Ketika Satu Wanita Memiliki Banyak Suami - Bagian 1 )....


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengenal Poliandri, Ketika Satu Wanita Memiliki Banyak Suami - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Cara seseorang menghadapi kecemasan saat berpisah dengan orang terdekat sangat bergantung pada sistem keterikatan dalam dirinya. Ada tiga jenis sistem keterikatan menurut Hal Shorey, pakar psikologi dari Institute for Graduate Clinical Psychology, Widener University: secure, anxious, dan avoidant. 

Orang-orang dengan sistem keterikatan secure cenderung nyaman dengan keintiman, dan tidak begitu mengkhawatirkan hubungannya dengan pasangan. Umumnya, mereka dibesarkan dalam kondisi keluarga yang hangat dan penuh kepedulian.

Lain cerita dengan orang-orang yang memiliki sistem keterikatan anxious dan avoidant. Orang-orang dengan sistem keterikatan anxious akan terus mencemaskan apakah pasangannya benar-benar menyayanginya. Ini bisa disebabkan oleh pola asuh orangtua yang tidak begitu memperhatikan mereka. 

Sementara itu, orang-orang dengan sistem keterikatan avoidant biasanya cenderung menghindari keintiman, karena mereka awalnya dibesarkan oleh orangtua yang tidak menoleransi kebergantungan atau perasaan tidak aman. 

Dari kacamata orang-orang ini, hubungan intim akan menumbuhkembangkan sifat bergantung sehingga alih-alih membiarkan orang lain masuk dalam kehidupannya dan menjadi kian dekat, mereka malah mengeblok diri untuk mencegah kerentanan mereka terkuak.

Bukan hanya saat ditinggal pasangan saja rasa cemas berlebihan terjadi. Rosita Alvarez, seniman dari Texas, merasakan hal serupa saat anak-anaknya berada jauh darinya. Kecemasan Alvarez mendorongnya untuk mengontak anak-anak secara intens. 

“Saya ingin mendengar suara mereka selama mungkin, kalau-kalau mereka meninggal sewaktu-waktu,” ucapnya kepada The Wall Street Journal. Pagi, siang, dan malam, ia terus berada di dekat ponselnya, dan saat ponsel Alvarez berdering, ia kerap membayangkan sesuatu yang buruk. “Saya takut bila anak saya terpisah secara fisik, dia juga akan terpisah secara emosional dengan saya."

Kecemasan Alvarez ini dipupuk sejak ia kecil, ketika ia harus berulang kali pindah rumah mengikuti tempat tugas orangtuanya. Ia mencoba menjaga hubungan dengan teman-teman sekolahnya lewat surat-menyurat di setiap kota yang pernah ia tinggali, tetapi tidak selalu ia mendapat balasan. 

Beranjak dewasa, ia harus berpisah dengan sang suami yang meninggal karena serangan jantung setelah sepuluh tahun menikah. Kepahitan-kepahitan inilah yang akhirnya membentuk cara dia berkomunikasi dengan anak-anaknya, yang bagi sebagian orang bisa dianggap overprotektif atau obsesif.

Sebagaimana kecemasan orangtua ke anaknya seperti dialami Alvarez, orang-orang dengan SAD atau tipe anxious akan mengerahkan segala daya upaya untuk mempertahankan relasinya. 

Periset dari Haverford College, Pennsylvania, menemukan bahwa individu-individu yang sangat cemas ketika berada jauh dari pasangan bekerja lebih keras untuk menghindari perilaku yang potensial merusak hubungan seperti berselingkuh. Orang-orang dengan SAD juga berpotensi mengalami kecemburuan berlebihan lantaran kerap berfantasi pasangannya tidak akan kembali kepadanya.

Menjadi seseorang dengan SAD atau memiliki pasangan yang demikian bukanlah kendala sepele dalam sebuah hubungan. Besar peluang pasangan individu dengan SAD menjadi turut tertekan saat menghadapi kecemasannya. Alhasil, hubungan-hubungan yang dijalani dari waktu ke waktu pun sulit dipertahankan. Meski demikian, tak mustahil bagi mereka mewujudkan hubungan yang langgeng.

Yang pertama dapat dilakukan oleh si penderita SAD adalah menyadari dirinya memiliki gangguan psikis tersebut, kemudian tidak menyerah dengan kondisi yang dialaminya. 

Di sisi lain, pasangan atau orang-orang yang terlibat dengan penderita SAD, dapat menjadi support system yang baik, dan memetakan hal-hal apa saja yang sering memicu kecemasan si penderita. Dari situ, solusi-solusi untuk mengurangi kecemasan dapat dibicarakan bersama. 

Related

Relationship 6187618749212012641

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item