Dokumen Rahasia Tentang Skenario Perang Dunia III (Bagian 5)


Naviri Magazine - Artikel ini lanjutan artikel sebelumnya (Dokumen Rahasia Tentang Skenario Perang Dunia III - Bagian 4). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah artikel sebelumnya terlebih dulu.

Penimbunan dan penyebaran militer

Hal yang penting dalam transfer senjata Amerika Serikat ke negara-negara mitra dan sekutunya adalah pemilihan waktu saat pengiriman dan penyebarannya. Operasi militer yang disponsori Amerika Serikat biasanya akan dilancarkan setelah sistem persenjataan berada di tempat, dengan efektif dikerahkan melalui pelaksanaan pelatihan personil. 

Terkait hal itu, yang kita pahami adalah desain militer global yang teliti dan terkoordinasi yang dikontrol oleh Pentagon, melibatkan angkatan bersenjata gabungan lebih dari empat puluh negara. Itu merupakan penyebaran militer multinasional global, dan sejauh ini merupakan pertunjukan sistem senjata mutakhir terbesar dalam sejarah dunia.

Pada gilirannya, Amerika Serikat dan sekutunya telah mendirikan pangkalan militer baru di berbagai belahan dunia. Dalam hal ini, Jules Dufour menyatakan, “Permukaan bumi disusun sebagai sebuah medan perang yang luas.” (Lihat Jules Dufour, The Worldwide Network of US Military Bases, Global Research, July 1, 2007).

Ia juga menambahkan, “Militer Amerika Serikat memiliki pangkalan di 63 negara. Pangkalan militer baru telah dibangun sejak 11 September 2001 di tujuh negara. Secara total terdapat 255.065 personil militer Amerika Serikat yang ditempatkan di seluruh dunia.” 

Skenario Perang Dunia III

“Tanggung jawab wilayah komandan dunia” mendefinisikan rancangan militer global Pentagon, yang merupakan salah satu penaklukan dunia. Penyebaran militer ini terjadi di beberapa wilayah secara bersamaan, di bawah koordinasi komando regional Amerika Serikat, yang melibatkan penimbunan sistem persenjataan buatan Amerika Serikat oleh pasukan Amerika Serikat dan negara-negara mitra, beberapa di antaranya mantan musuh, termasuk Vietnam dan Jepang.

Keadaan sekarang ditandai dengan pembangunan militer global yang dikontrol oleh sebuah negara adidaya dunia, yang menggunakan banyak sekutunya untuk memicu perang regional.

Sebaliknya, sewaktu terjadi Perang Dunia II, hal itu merupakan gabungan yang terpisah dari medan perang regional. Mengingat teknologi komunikasi dan sistem persenjataan tahun 1940-an, belum ada strategi yang terkoordinasi selama “waktu aktual proses berlangsung” dalam aksi militer antara wilayah geografis yang luas.

Perang global didasarkan pada penyebaran terkoordinasi kekuatan militer tunggal dominan, yang mengawasi tindakan sekutu-sekutu dan mitranya.

Dengan pengecualian Hiroshima dan Nagasaki, Perang Dunia II ditandai dengan penggunaan senjata konvensional. Perencanaan perang global bergantung pada militerisasi ruang angkasa. Sementara perang yang akan diarahkan terhadap Iran tidak hanya akan menggunakan senjata nuklir, tapi juga sistem persenjataan canggih, termasuk senjata elektrometrik dan teknik modifikasi lingkungan.

Dewan Keamanan PBB

Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi terhadap Republik Islam Iran, termasuk embargo senjata yang diperluas, juga “kontrol keuangan yang lebih ketat”. Hal itu merupakan ironi yang pahit, karena resolusi itu disahkan oleh Dewan Keamanan PBB yang dalam beberapa hari sebelumnya secara tegas menolak untuk mengadopsi sebuah mosi yang mengutuk Israel atas serangannya terhadap Freedom Flotilla di Gaza, armada di perairan internasional.

Cina maupun Rusia, karena ditekan oleh Amerika Serikat, telah mendukung sanksi Dewan Keamanan PBB, yang sebenarnya merugikan mereka. Keputusan mereka dalam Dewan Keamanan PBB berkontribusi melemahkan aliansi militer mereka, yaitu organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), tempat Iran memiliki status sebagai pengamat. 

Resolusi Dewan Keamanan PBB membekukan kerja sama militer bilateral masing-masing antara Cina dan Rusia, juga perjanjian dagang dengan Iran. Hal itu berakibat serius pada sistem pertahanan udara Iran, yang sebagian bergantung pada teknologi dan keahlian Rusia. Berdasarkan kenyataan itu, kita pun melihat bahwa Resolusi Dewan Keamanan PBB seperti memberi “lampu hijau” untuk melancarkan perang terhadap Iran.

Membangun konsensus politik untuk perang

Secara serempak, media Barat telah mencap Iran sebagai ancaman terhadap keamanan global, mengingat dugaan program senjata nuklir (meski sebenarnya tidak ada). Bergemanya pernyataan resmi media, menuntut pelaksanaan hukuman pemboman yang diarahkan terhadap Iran dalam rangka menjaga keamanan Israel.

Baca lanjutannya: Dokumen Rahasia Tentang Skenario Perang Dunia III (Bagian 6)

Related

International 5035713738850700332

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item