Kisah Bugsy Siegel, Bos Mafia yang Membangun Pusat Perjudian Las Vegas (Bagian 1)


Las Vegas di Amerika Serikat telah menjadi kiblat perjudian dunia yang terbesar dan paling populer sejak akhir abad ke-20. Sebagai pusat perjudian, wilayah itu telah melalui sejarah panjang yang kontroversial. 

Selain perjuadian, kriminalitas juga memberi warna pada pertumbuhan Kota Las Vegas di masa awal. Dan, membicarakan sejarah Las Vegas tidak akan lengkap tanpa menyebut satu nama penting: Benjamin Siegel. 

Encyclopaedia Britannica mencatat nama Benjamin “Bugsy” Siegel sebagai mafia yang memainkan peran sangat penting dalam membangun kerajaan judi di Las Vegas. Sebagaimana tokoh-tokoh mafia lain, kisah hidup Bugsy Siegel pun sangat khas. 

Siegel lahir pada 28 Februari 1906 di bilangan Brooklyn, New York, dalam keluarga yang perekonomiannya pas-pasan. Dia tumbuh dengan mengakrabi kehidupan jalanan dengan segala tekanan hidup dan keterbatasan. Untuk makan sehari-hari, dia harus bekerja serabutan. 

Di masa remajanya, Siegel mulai terlibat dalam kriminalitas sebagai penagih “uang keamanan” dari para pedagang kelontong Yahudi di New York. Sekira 1918, Siegel berkenalan dengan Meyer Lansky, seorang kriminal kakap, yang kemudian menyeretnya dalam aksi-aksi pencurian mobil. 

Pada 1920-an, Siegel menjajaki pula bisnis penyelundupan dan perjudian kecil-kecilan di sekitar New York, New Jersey, dan Philadelphia. Aksi-aksi pencurian mobil yang dia lakukan pun membuatnya perlahan dikenal di kalangan sindikat Amerika Serikat. 

Dia pun mulai disewa untuk jasa pembunuhan berencana. Konon, jasa pembunuhan inilah yang menjadi cikal bakal Murder, Inc—kemudian dianggap sebagai sindikat pembunuhan berskala nasional di Amerika Serikat. 

Kepiawaian Siegel dalam menjalankan pembunuhan sempat menarik perhatian Lucky Luciano, seorang bos kriminal paling ditakuti kala itu. Pada 1931, Luciano mengumpulkan empat orang yang menurutnya punya potensi. Bugsy Siegle termasuk dalam empat rekrutan istimewa itu—bersama Albert Anastasia, Vito Genovese, dan Joe Adonis. 

Mereka berempat kemudian terlibat dalam suatu misi berat yang tentunya diganjar bayaran tinggi. Perintahnya: membunuh Joe Masseria. 

Joe Masseria tentu bukan orang sembarangan. Dia bos mafia kelahiran Sisilia, Italia, yang bermigrasi ke Amerika Serikat kala usianya baru 16 tahun. Bagi Luciano, sepak terjang Masseria di dunia kriminal dianggap bisa merepotkan bisnisnya.
 
Akhirnya, pada 15 April 1931, empat pemuda yang disewa oleh Luciano itu berhasil memberondongkan tembakan dan memastikan Masseria tewas di tempat. Setelah pembunuhan itu, nama Bugsy Siegel jadi semakin terkenal di kalangan kriminal Amerika Serikat. Terlebih, dia juga punya wajah yang terbilang cukup tampan. 

Pada 1937, seorang pimpinan jaringan mafia memberinya wewenang untuk mengembangkan wilayah pesisir barat. Siegel rupanya juga jeli membaca peluang dan kemudian membuka bisnis rumah perjudian di wilayah barunya itu. Dia bahkan berinovasi dengan mengembangkan kapal judi yang beroperasi di lepas pantai. 

Bisnis perjudian itu sukses dan membuat Siegel makin tajir. Tapi, itu bukan satu-satunya tambang uangnya karena Siegel juga merambah bisnis narkotika dan pemerasan. Selain itu, dia juga piawai dalam membangun hubungan baik dengan bintang-bintang Hollywood seperti Clark Gable dan Jean Harlow. 

Pada akhir dekade 1930-an, Siegel telah menjadi salah satu bos sindikat mafia paling kaya di penjuru negeri Paman Sam. Meski begitu, dia masih juga mengejar ambisi membangun pusat perjudian berskala nasional. Pada 1945, Siegel mulai melirik Las Vegas untuk dijadikan basis bisnisnya. 

Meski begitu, lokasi kota yang berada di sebelah timur laut Los Angeles sempat dipertanyakan. Pasalnya, membutuhkan sekira enam jam perjalanan darat untuk menempuh rute Los Angeles-Las Vegas—kurang nyaman untuk ukuran waktu itu. Lain itu, Siegel pun harus memastikan tidak ada rivalnya yang mengincar lokasi itu. 

Siegel berhasil meyakinkan kawan-kawannya yang tergabung dalam sebuah konsorsium bisnis mafia. Dia berjanji akan menyulap tempat itu menjadi pusat perjudian nasional. Konsorsium mafia itu pun menggelontorkan biaya hingga US$1,5 juta untuk memulai proyek Siegel. 

Siegel lantas memanfaatkan dana itu untuk mengakuisisi dan merenovasi Hotel Flamingo sesuai visinya. 

Baca lanjutannya: Kisah Bugsy Siegel, Bos Mafia yang Membangun Pusat Perjudian Las Vegas (Bagian 2)

Related

Figures 2856312358713899353

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item