Menguak Kisah dan Misteri Masa Lalu dari Penemuan Manusia Es
https://www.naviri.org/2022/01/menguak-kisah-dan-misteri-masa-lalu.html
Naviri Magazine - Pada masa lima ribuan tahun lalu, bumi pernah mengalami zaman es, dan pada masa itu manusia-manusia yang tinggal di bumi harus menghadapi kondsi hidup yang amat berat. Kenyataan itu memunculkan banyak pertanyaan bagi para ilmuwan, seperti bagaimana mereka bertahan hidup, apa yang mereka makan, dan lain-lain.
Belakangan, ilmuwan menemukan jasad seseorang yang diidentifikasi sebagai orang yang hidup di Zaman es. Mereka menyebutnya Oetzi si Manusia Es.
Pria tersebut hidup 5.300 tahun lalu, dan meninggal di sungai es membeku. Jenazahnya terawetkan di es selama ribuan tahun, sampai ditemukan pada tahun 1991. Ilmuwan berhasil menemukan sejumlah hal tentang kehidupannya, termasuk apa yang dia makan sebelum meninggal.
Mereka mengatakan, pria tersebut memenuhi lambungnya dengan lemak dari kambing liar, daging rusa merah, biji-bijian kuno einkorn, dan pakis beracun.
Seberapa berlemak? Tingkat lemak makanannya adalah 50%, jauh lebih tinggi dari 10% seperti umumnya makanan modern.
"Jika Anda mempertimbangkan ketinggian tempat berburu Manusia Es, Anda memerlukan pasokan energi seperti ini," kata Dr Frank Maixner dari Eurac Research Institute for Mummy Studies di Bolzano, Italia. "Dan cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan memakan lemak; ini memberikan energi yang diperlukan untuk dapat bertahan di lingkungan yang berat seperti itu."
Kajian yang diterbitkan di Current Biology tersebut memberikan gambaran tentang menu Zaman Tembaga.
Susunan makanan Manusia Es telah dianalisa sebelumnya, tetapi tidak serinci ini. Penyelidikan terbaru ini didasarkan pada isi lambungnya. Yang mengejutkan, bagian tubuh ini baru ditemukan karena letaknya tidak biasa, akibat proses mumifikasi badannya.
Para ilmuwan dapat menyimpulkan lemak bukan berasal dari produk susu, tetapi dari ibex Alpen, spesies kambing liar yang hidup di pegunungan Alpen Eropa.
"Susunan makanannya adalah campuran seimbang karbohidrat, protein, dan juga lemak," kata Dr Maixner. "Cukup mengejutkan tingginya tingkat lemak yang dia makan."
Makanan itu membuat Oetzi dapat mendaki es, tetapi kemungkinan rasanya tidak begitu enak.
"Itu lemak kambing, dan sulit membayangkan rasanya," kata Dr Maixner. "Sudah pasti tidak seenak seperti yang kita makan sekarang. Apalagi kalau diingat tidak adanya garam, rasa asli daging itu, lemak itu—semuanya, saya pikir sulit untuk dimakan."
Meskipun Manusia Es tidak harus berurusan dengan makanan olahan, terdapat sisi negatif susunan makanannya. Dia sudah menunjukkan tanda-tanda penyumbatan arteri saat meninggal. Dia kemungkinan tewas dalam perang, karena terdapat luka-luka di tubuhnya. Pria ini juga membawa senjata, termasuk sebuah kapak tembaga.
Dia juga kemungkinan memakan obat dari tanaman, karena para peneliti menemukan jejak bracken, sejenis pakis, di lambungnya. Kemungkinan lain, dia membungkus makanan dengan daun pakis, dan secara tidak sengaja memakan spora beracun. Daging hewan liar kemungkinan dimakan secara langsung atau bisa juga dikeringkan.