Di Balik Perang Rusia-Ukraina: Ada Apa dengan Vladimir Putin? (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Di Balik Perang Rusia-Ukraina: Ada Apa dengan Vladimir Putin? - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Ketika direktur CIA, William Burns, diminta untuk menilai kondisi mental Putin, Burns mengatakan bahwa dia "telah mendidih dalam kombinasi yang mudah terbakar antara keluhan dan ambisi selama bertahun-tahun".

Burns menggambarkan pandangan Putin telah "mengeras" dan bahwa dia "jauh lebih terisolasi" dari sudut-sudut pandang lain.

Apakah presiden Rusia gila? Itu adalah pertanyaan yang diajukan banyak orang di Barat. Tetapi cuma segelintir ahli yang menganggap pertanyaan itu berfaedah.

Seorang psikolog dengan keahlian di bidang tersebut mengatakan ada kesalahan asumsi bahwa karena kita tidak dapat memahami keputusan seperti menyerang Ukraina, kita anggap orang yang membuat keputusan itu adalah "gila".

CIA memiliki tim yang melakukan "analisis kepemimpinan" terhadap pada pengambil keputusan, mengacu pada tradisi yang berasal dari upaya untuk memahami Hitler. Mereka mempelajari latar belakang, hubungan dan kesehatan, dan menganalisis kecerdasan rahasia.

Sumber lain adalah bacaan dari mereka yang pernah berhubungan langsung, seperti yang dilakukan sejumlah pemimpin lainnya.

Pada tahun 2014, Angela Merkel dilaporkan memberi tahu Presiden Obama bahwa Putin hidup "di dunia lain".

Sementara itu Presiden Macron, ketika dia duduk satu meja dengan Putin baru-baru ini, dilaporkan melihat pemimpin Rusia itu "lebih kaku, lebih terisolasi" dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Apakah ada yang berubah? Beberapa berspekulasi, tanpa banyak bukti, tentang kemungkinan kesehatannya yang buruk atau dampak pengobatan.

Yang lain menunjuk ke faktor psikologis seperti merasa waktunya sendiri hampir habis baginya untuk memenuhi apa yang dia lihat sebagai takdirnya dalam melindungi Rusia atau memulihkan kebesarannya.

Pemimpin Rusia itu terlihat mengisolasi dirinya dari orang lain selama pandemi Covid dan ini juga mungkin memiliki dampak psikologis.

"Putin kemungkinan tidak sakit mental, juga tidak berubah, meskipun dia lebih terburu-buru, dan kemungkinan lebih terisolasi dalam beberapa tahun terakhir," kata Ken Dekleva, mantan dokter dan diplomat AS, dan saat ini aktif di lembaga George HW Bush Foundation for US-China Relations.

Tetapi yang menjadi perhatian sekarang adalah bahwa informasi yang dapat dipercaya masih belum menemukan jalannya ke dalam lingkaran tertutup Putin.

Sebelum invasi, dinas intelijennya mungkin enggan memberi tahu dia apa pun yang tidak ingin dia dengar. Seperti istilah 'asal bapak senang', mereka memberi perkiraan cerah tentang bagaimana invasi akan berlangsung dan bagaimana pasukan Rusia akan diterima sebelum perang.

Dan minggu ini seorang pejabat Barat mengatakan bahwa Putin mungkin masih belum memiliki pandangan soal betapa buruknya keadaan yang dihadapi pasukannya, seperti yang dimiliki intelijen Barat.

Ini mengarah pada kekhawatiran tentang bagaimana dia mungkin bereaksi ketika dihadapkan dengan situasi yang memburuk bagi Rusia.

Teori orang gila

Putin pernah menceritakan kisah mengejar tikus ketika dia masih kecil. Dia mengisahkan bahwa saat dirinya mendorong tikus ke sudut, tikus itu bereaksi dengan menyerangnya, sehingga memaksa Vladimir cilik berbalik lari.

Pertanyaan yang diajukan para pembuat kebijakan di Barat adalah bagaimana jika Putin yang merasa terpojok sekarang?

"Pertanyaannya sebenarnya adalah apakah dia akan menggandakan tingkat kebrutalan dalam hal sistem senjata yang dia siapkan," kata seorang pejabat Barat.

Ada kekhawatiran dia bisa menggunakan senjata kimia atau bahkan senjata nuklir taktis.

"Kekhawatirannya adalah dia melakukan sesuatu yang luar biasa terburu-buru dengan cukup menekan tombol yang berbahaya," kata Adrian Furnham.

Putin mungkin menganggap dirinya berbahaya atau bahkan tidak rasional - ini adalah taktik terkenal (sering disebut teori "orang gila") di mana seseorang yang memiliki akses ke senjata nuklir mencoba membuat lawannya mundur dengan meyakinkan mereka bahwa dia mungkin cukup gila untuk menggunakan senjata nuklir meskipun semua orang bisa binasa.

Bagi kalangan intelijen dan pembuat kebijakan di Barat, memahami niat dan pola pikir Putin hari ini kian penting. Memprediksi responsnya sangat penting dalam mengetahui seberapa jauh mereka dapat mendorongnya tanpa memicu reaksi yang berbahaya.

"Konsep diri Putin tidak membiarkan kegagalan atau kelemahan. Dia membenci hal-hal seperti itu," kata Ken Dekleva. "Putin yang terpojok dan lemah adalah Putin yang lebih berbahaya. Terkadang lebih baik membiarkan beruang keluar dari gua dan kembali ke hutan."

Related

News 7708750224010396742

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item