Melatih Kecerdasan Emosional Anak: Pengertian, Manfaat, dan Cara


Sebagai orang tua, Anda memiliki tanggung jawab untuk mendorong anak Anda untuk mengembangkan kecerdasannya. Ini berarti, tentu saja, kecerdasan akademis—tetapi itu bukan satu-satunya jenis kecerdasan yang penting.

Kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence (EQ) didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan dan mengelola perasaan secara tepat dengan tetap menghargai perasaan orang lain. Ini adalah seperangkat keterampilan yang dapat dipelajari anak-anak pada usia berapa pun.

Manfaat Kecerdasan Emosional bagi Anak

Selama beberapa dekade terakhir, penelitian telah menemukan bahwa kecerdasan emosional memberikan berbagai manfaat yang akan bermanfaat bagi anak Anda sepanjang hidupnya. Berikut adalah beberapa sudut pandang bagaimana melihat kecerdasan emosional sebagai aset:

EQ tinggi terkait dengan IQ tinggi: Anak-anak dengan tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi tampil lebih baik pada tes standar. Mereka juga cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi.

Hubungan yang lebih baik: Keterampilan kecerdasan emosional membantu anak-anak mengelola konflik dan mengembangkan persahabatan yang lebih dalam.

EQ masa kanak-kanak terkait dengan kesuksesan yang lebih tinggi selama masa dewasa: keterampilan sosial dan emosional anak di taman kanak-kanak dapat memprediksi kesuksesan seumur hidup. Anak-anak yang mampu berbagi, bekerja sama, dan mengikuti arahan pada usia 5 tahun lebih mungkin untuk memperoleh kesuksesan di usia dewasa.

Peningkatan kesehatan mental: Individu dengan tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi cenderung tidak mengalami depresi dan penyakit mental lainnya.

Permasalahan kecerdasan emosional ini jadi perhatian bersama sejak pandemi Covid-19 terjadi. Pandemi menyebabkan banyak orang harus berada 24 jam di lingkungan rumah melakukan berbagai kegiatan. Bagi anak, kondisi pandemi Covid-19 akan menjebak mereka kesulitan mengembangkan EQ.

Sebagai contoh, proses belajar-mengajar online bisa merangsang peningkatan kadar stres anak karena kurangnya kecerdasan emosional. Walaupun sejumlah platform belajar online sudah memiliki standar tertentu untuk menghindari anak jadi makin burn-out selama proses belajar mengajar, kecerdasan emosional tetap jadi hal penting yang perlu dimiliki anak.

Platform bimbel online Ruang Guru adalah salah satu contoh platform belajar yang menyajikan pelajaran secara unik, kreatif, menarik, dan menyenangkan bagi siswa. Dengan begitu, siswa bisa menghindari terjadinya kenaikan tingkat stres dan burn out selama masa-masa belajar dari rumah.

Untuk bisa merasakan langsung bagaimana interaksi dan proses belajar-mengajar siswa dengan pengajar Ruang Guru, Anda bisa mencoba aplikasi bimbel online tersebut dengan hanya unduh aplikasinya di sini.

Bagaimana Orang Tua Melatih Kecerdasan Emosional Anak?

Kabar baiknya lainnya adalah semua anak memiliki kapasitas dan kemampuan mempelajari keterampilan dan melatih kecerdasan emosional. Anak-anak hanya membutuhkan orang dewasa untuk mengajari mereka caranya. Berikut ini 5 cara untuk melatih serta meningkatkan kecerdasan emosional: 

1. Beri Label Pada Emosi Anak

Anak-anak perlu tahu bagaimana mengenali perasaan mereka. Anda dapat membantu anak Anda dengan memberi nama pada emosinya—setidaknya emosi yang Anda curigai dirasakan oleh anak Anda.

Kata-kata emosional seperti "marah", "kesal", "pemalu" dan "menyakitkan" semuanya dapat membangun kosakata untuk mengungkapkan perasaan. Jangan lupa untuk membagikan kata-kata untuk emosi positif juga, seperti “gembira”, “bersemangat”, “bersemangat”, dan “berharap”.

2. Tunjukkan Empati

Saat anak kesal, terutama ketika emosinya tampak agak dramatis, bisa jadi orang tua tergoda untuk meminimalkan perasaannya. Sayangnya, komentar yang meremehkan akan membuat anak merasa bahwa perasaannya itu salah.

Pendekatan yang lebih baik adalah dengan memvalidasi perasaan anak dan menunjukkan empati, bahkan walau Anda tidak mengerti mengapa mereka begitu kesal. Dengan begitu, anak akan terlatih menyampaikan perasaannya lewat tutur kata.

3. Tunjukkan Cara yang Tepat untuk Mengekspresikan Perasaan

Anak-anak perlu tahu bagaimana mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sesuai secara sosial. Orang tua adalah ujung tombak utama bagaimana cara menunjukkan ekspresi dengan tepat.

Orang tua bisa memulai dengan berbicara "saya marah" saat sedang marah atau mengatakan "perasaanku kecewa" sewaktu melihat sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi. Dengan begitu, anak akan mulai belajar mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih halus daripada berteriak atau melempar barang.

4. Ajarkan Cara Mengatasi yang Sehat

Begitu anak-anak memahami emosi mereka, mereka perlu belajar bagaimana menangani emosi-emosi itu dengan cara yang sehat. Mengetahui cara menenangkan diri, menghibur diri, atau menghadapi ketakutan mereka bisa jadi rumit bagi anak kecil.

Ajarkan keterampilan khusus pada anak terkait hal tersebut. Misalnya, anak dilatih mempelajari cara menarik napas dalam-dalam beberapa kali saat mereka marah untuk menenangkan tubuhnya.

Anda juga dapat membantu anak Anda membuat perangkat yang membantu mereka mengatur perasaan mereka. Buku mewarnai, buku lelucon favorit, musik yang menenangkan, dan lotion yang wangi adalah beberapa hal yang dapat membantu melibatkan indra mereka dan menenangkan emosi mereka.

5. Kembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah

Bagian dari membangun kecerdasan emosional melibatkan belajar bagaimana memecahkan masalah. Setelah perasaan diberi label dan ditangani, inilah saatnya untuk mencari cara mengatasi masalah itu sendiri.

Misalnya, si anak marah karena kakaknya terus mengganggu mereka saat ia sedang ikut bimbel online. Bantu mereka mengidentifikasi setidaknya lima cara mereka dapat memecahkan masalah ini. Solusi tidak harus berupa ide yang bagus, sebab tujuannya hanya untuk memancing anak mau bertukar pikiran.

Seiring bertambahnya usia anak Anda, bicarakan situasi kehidupan nyata—apakah itu hal-hal yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari mereka atau masalah yang Anda baca di berita. Saat anak Anda bertingkah karena marah atau menyakiti perasaan seseorang, luangkan waktu untuk berbicara tentang bagaimana idealnya tindakan mereka dalam lingkungan sosial.

Dengan contoh kedua praktik tadi, dukungan, dan bimbingan yang berkelanjutan, anak dapat melatih serta mengembangkan kecerdasan emosional yang mereka perlukan untuk berhasil dalam hidup di masa depan.

Related

Parenting 2853914042651032362

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item