Mengapa Banyak Orang Menolak Pakai Masker dan Sabuk Pengaman? (Bagian 1)


Mengenakan sabuk pengaman atau masker dapat membantu menyelamatkan nyawa, tapi mengapa beberapa orang masih menolak untuk mengenakannya, dan bahkan memprotes peraturan yang mewajibkan?

Kini, banyak yang membandingkan protes pemakaian masker dan sabuk pengaman. "Saya hanya membenci mereka," kata seorang perempuan ketika ditanya mengapa dia menolak memakai sabuk pengaman.

"Saya rasa saya membenci mereka karena Anda diminta harus memakainya, dan saya pikir itu lebih merupakan perintah 'Anda wajib memakainya', jadi saya tidak menginginkannya."

"Menurut saya, apakah kamu laki-laki atau perempuan, itu adalah bentuk dominasi," jawab pria di sebelahnya. Saya yang bertanggung jawab dengan hidup saya, Anda tidak bisa memberi tahu saya apa yang harus saya lakukan.

Dua orang yang diwawancarai di atas adalah pengemudi Inggris yang mengaku tidak memakai sabuk pengaman di mobil, meskipun di Inggris warga diwajibkan mengenakan sabuk pengaman di kursi depan sejak 1983 dan di kursi belakang sejak 1991.

Alasan seperti itu mungkin Anda dengarkan dari para pengunjuk rasa yang menolak untuk memakai masker saat berada di depan umum selama pandemi.

Keberatan mereka bukan hanya tentang kenyamanan, atau bahkan keraguan bahwa masker bisa menyelamatkan nyawa. Selain itu, ada juga alasan kebencian karena diberitahu apa yang harus diperbuat oleh pihak berwenang.

Selebriti telah menggunakannya untuk menunjukkan bahwa selalu ada orang-orang yang tak mau taat aturan. Media telah menunjukkannya dalam upaya menjelaskan asal mula protes terhadap aturan-aturan yang dapat membantu mengendalikan penyebaran pandemi.

Pengenalan undang-undang pemakaian sabuk pengaman tidak sekuat aturan untuk memakai masker wajah. Penerapan peraturan itu berantakan dan lambat.

Awal yang tidak pasti

Meskipun bukti bahwa sabuk pengaman menyelamatkan nyawa tidak dapat disangkal, ada kalanya aturan yang mewajibkan penggunaannya tampak tidak pasti. Produsen mobil, perusahaan asuransi, penegak hukum, politisi, dan pengemudi memiliki masing-masing dalam undang-undang sabuk pengaman.

Bagi pabrik mobil, masalahnya adalah biaya. Pada saat itu mereka berharap sabuk pengaman diwajibkan karena harganya jauh lebih murah daripada kantong udara - teknologi lain yang dikampanyekan pelobi.

"[Jika sabuk pengaman diwajibkan], penganjur kantung udara, yang mengembang saat tabrakan untuk melindungi pengendara, khawatir perangkat itu tidak akan pernah digunakan secara luas," tulis New York Times pada 28 Februari 1985.

Sebanyak 65% orang Amerika menentang sabuk pengaman yang diwajibkan karena alasan kenyamanan.

Satu kantung udara di pertengahan tahun 80-an harganya mencapai $ 800, dibandingkan dengan beberapa dolar untuk sabuk pengaman. Seandainya undang-undang mewajibkan semua mobil untuk memasang kantung udara, harga mobil baru akan meningkat sehingga menciptakan kejutan di pasar.

Pengemudi paling menginginkan kenyamanan.

Satu survei menemukan bahwa 86% orang Amerika mengakui bahwa sabuk pengaman menyelamatkan nyawa, sementara hanya 41% dari orang-orang itu yang benar-benar menggunakannya (survei lain menunjukkan jumlahnya bahkan lebih rendah di negara lain).

Sementara sebanyak 65% orang Amerika menentang pemakaian sabuk pengaman secara wajib karena alasan kenyamanan.

Perusahaan asuransi lebih menyukai kantung udara daripada sabuk pengaman. Manfaat dari kantung udara adalah "pasif" - ia siap untuk menyelamatkan hidup Anda.

Jika kantung udara dipasang, pengemudi tidak punya pilihan apakah akan menggunakannya atau tidak, dan alat itu bisa mengurangi cedera dan kematian akibat kecelakaan juga ganti rugi perusahaan asuransi.

Polisi juga enggan menghentikan pengendara di jalan untuk menegakkan hukum. Jadi mereka yang mendukung sabuk pengaman berhadapan dengan mereka yang pro kantung pengaman.

Tapi perdebatan biasanya tidak berpusat pada penyelamatan lebih banyak nyawa.

New York adalah negara bagian AS pertama yang memperkenalkan undang-undang yang mewajibkan penggunaan sabuk pengaman di kursi depan mobil pada 1 Januari 1985, beberapa tahun setelah Inggris, Kanada, Prancis, dan Jerman.

Tapi undang-undang yang mewajibkan sabuk pengaman butuh waktu bertahun-tahun untuk diperkenalkan sepenuhnya.

Di beberapa negara, pengenalan aturan sabuk pengaman untuk pengemudi kursi depan dan penumpang kursi belakang berjarak puluhan tahun.

Jepang, misalnya, pertama kali membuat sabuk pengaman wajib digunakan pengemudi dan penumpang di kursi depan pada tahun 1971, tetapi untuk penumpang kursi baru diwajibkan tahun 2008.

Undang-undang itu juga tak diterapkan di semua wilayah atau negara bagian. Misalnya di sebuah negara bagian AS, Anda diwajibkan mengenakan sabuk pengaman, tapi ketika melintasi negara bagian lain, Anda bisa melepasnya.

New Hampshire masih belum memiliki undang-undang yang mewajibkan orang dewasa untuk memakai sabuk pengaman.

Pendekatan membingungkan yang sama berlaku untuk intervensi kesehatan masyarakat lainnya, seperti pengenalan undang-undang helm sepeda motor.

Di AS, ada tiga negara bagian (Illinois, Iowa, dan New Hampshire) yang tidak mewajibkan helm pengendara sepeda motor untuk segala usia, tetapi wilayah itu berbatasan dengan negara bagian yang mewajibkan semua pengendara mengenakan helm.

Baca lanjutannya: Mengapa Banyak Orang Menolak Pakai Masker dan Sabuk Pengaman? (Bagian 2)

Related

Science 765871336241877090

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item