Sejarah dan Asal Usul Orang Indonesia ‘Kecanduan’ Makan Mi Instan


Warga Indonesia ternyata masuk paling 'rakus' dalam konsumsi mi instan di dunia, menempati posisi teratas kedua setelah China. Keberadaan mi instan di Indonesia tak terpisahkan masifnya penggunaan tepung terigu berbahan baku gandum yang impornya jutaan ton per tahun.

Sebelum Soeharto menjadi presiden, tepung adalah sesuatu yang harus diimpor. Pendiri mi instan Supermi, yang eksis sejak 1968, harus mengimpor tepung terigu, yang merupakan bahan baku mi instan produksi mereka.

Ketika Soeharto baru naik akhir 1960-an, Soeharto sangat mengharapkan beras impor sebanyak-banyaknya untuk menjaga perut rakyat Indonesia. Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto, menyebut Soeharto meminta lebih banyak beras dari yang diberi Amerika Serikat.

Adam Malik mewakili Indonesia berusaha meyakinkan Amerika untuk mendapatkan bantuan pangan, berupa beras. Bagi Amerika, memenuhi beras untuk Indonesia bukan masalah mudah, tapi tidak begitu sulit untuk gandum.

Pejabat Amerika berharap rakyat Indonesia mau mengonsumsi gandum seperti India, karena Amerika tak punya beras dalam jumlah besar, dan gandum bisa dengan segera dikirimkan oleh Amerika.

"Presiden Johnson yakin bangsa Indonesia akan menyukai gandum ketika mereka sudah terbiasa," lapor Penasehat Keamanan Nasional Amerika Walter Rostow, seperti dicatat Borsuk & Chng.

Pemerintah Indonesia akhirnya setuju dengan gandum. Pada 1967, sebagian orang kaya Indonesia sudah biasa makan roti, suatu makanan yang di masa lalu dianggap mewah.

Indonesia tak hanya bukan produsen gandum, tapi juga belum punya pabrik penggilingan. Terkait ide penggilingan itu, Borsuk & Chng menyebut beberapa cerita sejarah pabrik tepung di Indonesia.

Bustanil Ariefin mengaku bahwa ketika dia bertanya kepada Robert Kuok (raja tepung Malaysia) apakah bisa menggiling tepung untuk Jakarta, Kuok bilang, "Pak Bustanil, mengapa tidak membuat pabrik sendiri saja?" Setelah bicara pada Soeharto soal ide pabrik penggilingan sendiri itu, Liem Sioe Liong dipanggil untuk membicarakan pembangunan pabrik.

Robert Kuok sendiri mengaku antara 1969-1970 dua kali bertemu Liem Sioe Liong dan Djuhar Sutanto. Dimana Kuok bilang ke Liem dan Djuhar bahwa peluang bisnis terbaik mereka adalah meminta izin pendirian pabrik tepung kepada Presiden Soeharto, yang kemudian mengamini izin itu.

Sumber lain menyebut bahwa pengusaha Tionghoa lain yang pada 1960-an dekat dengan Soeharto, Jantje Liem, disebut sebagai orang yang pertama punya ide pembangunan pabrik tepung terigu di Indonesia. Namun, kemudian bukan Jantje Liem yang terlibat dalam bisnis tepung itu.

Mei 1969, Liem Sioe Liong--bersama Djuhar Sutanto, Ibrahim Risjad dan Sudwikatmono--mendaftarkan perusahaan bernama PT Boga Sari dengan modal awal Rp 500 Juta. Soeharto merestui perusahaan, yang kemudian diganti namanya menjadi PT Bogasari Flour Mills. Gandumnya kemudian tak hanya dari Amerika, tapi juga Australia.

Konsumen penting Boga Sari sebagai penghasil tepung terigu adalah pabrik-pabrik mi instan. Liem Sioe Liong sendiri kemudian membangun pabrik mi instan dengan merek Sarimi, kemudian Liem juga menjadikan Supermi dan Indomie satu kubu Liem.

Kata-kata Presiden Amerika Lyndon Johnson bahwa orang Indonesia akan menyukai gandum setelah terbiasa, akhirnya terbukti. Setelah setengah abad Bogasari menggiling tepung untuk pasaran Indonesia, orang Indonesia kemudian terbiasa dengan gandum atau tepung terigu.

Tepung terigu menjadi bahan makanan yang penting tanpa harus berpaling dari nasi, yang masih jadi makanan pokok. Tepung terigu yang sudah gorengan atau mi instan kerap mendampingi nasi dalam menu makan orang Indonesia.

Saat Indonesia harus bergantung dengan impor gandum sampai lebih dari 10 juta ton. Bahan pangan yang sampai saat ini sangat sulit dibudidayakan di Indonesia, sedangkan warga Indonesia sudah sangat bergantung.

Related

Indonesia 6802022368306955800

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item