Semua Hal yang Perlu Anda Tahu Seputar Happy Hypoxia (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Semua Hal yang Perlu Anda Tahu Seputar Happy Hypoxia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Bagaimana psikologis pasien covid-19 dengan kondisi happy hypoxia?

Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini juga mengaku sering menangani pasien Covid-19 dengan kondisi happy hypoxia. Kata dia, kecenderungannya pasien yang mengalami gejala ringan, enggan untuk dirawat.

"Mereka menolak opname, karena takut, ada pemulasaran jenazah covid seperti itu. Mereka pulang dan datang kembali sudah dalam keadaan berat, yang seperti ini juga angka kematiannya cukup besar," kata dokter Yani.

Bagaimana mendeteksi happy hypoxia bagi pasien yang isolasi di rumah?

Mendeteksi gejala awal pasien covid-19 yang mengalami happy hypoxia, tidaklah sulit. Meskipun dalam kondisi tidak bermasalah dalam pernapasan, dan bisa beraktivitas normal, tubuh pasien yang mengalami gejala tersebut akan lemas.

"Pasien covid yang bergejala tapi tidak di rumah sakit, mungkin di rumah saja, tapi mengalami makin lemah, batuk makin menetap, ini harus hati-hati. Kalau saran saya harus menuju ke rumah sakit," kata Erlina.

Sementara itu, juru bicara Covid-19 Universitas Sebelas Maret (UMS), Jawa Tengah, Tonang Dwi Ardiyanto mengatakan kadar oksigen dalam darah bisa dideteksi dengan alat, pulsasi oksimeter. Saat ini pulsasi oksimeter banyak diburu dan harganya pun melangit.

Namun, tanpa alat tersebut, kata dia, pasien juga bisa melakukan deteksi tanda-tanda happy hypoxia. Caranya, duduk tegap, dan mengambil napas dalam-dalam sebanyak 2-3 kali.

"Kalau pada orang biasa, tidak ada masalah dengan hypoxia, mestinya tidak masalah. Tapi kalau ada risiko ke arah sana ada timbul batuk. Jadi seperti tersedak-sedak. Itu ada tanda-tandanya mengarah ke hypoxia," kata dokter Tonang.

Namun, bagi dokter Yani, belum ada cara yang objektif untuk mengukur saturasi oksigen selain menggunakan pulsasi oksimeter. "Karena saat ini kita sebagai klinis, kita harus melihat bukti dengan oksimeter tadi," katanya.

Apakah hanya terjadi di Jawa Tengah?

Otoritas kesehatan Jawa Tengah mengatakan rata-rata pasien covid-19 di wilayahnya mengalami gejala happy hypoxia. Pernyataan ini membuahkan tanya, apakah happy hypoxia hanya terdapat di wilayah tertentu dengan kondisi pasien yang tertentu.

Namun, Tonang Dwi Ardiyanto mengatakan, happy hypoxia adalah salah satu gejala pasien covid-19 yang sudah mendunia.

"Ya, sebetulnya untuk saat ini bukan hanya Jawa Tengah, ini ya ditemukan di banyak tempat. Sebetulnya, bukan berarti Jawa Tengah istimewa lain dengan yang lain, tidak. Internasional pun melaporkan yang sama," katanya.

Ia menambahkan, sejauh ini happy hypoxia juga tidak melulu ditentukan oleh penyakit penyerta. Hal ini yang masih belum bisa diungkap dan perlu penelitian lebih jauh.

Apakah pemerintah Indonesia mengakui kondisi happy hypoxia?

Kondisi happy hypoxia dianggap sebagai hal baru dari covid-19. Juru bicara satgas penanganan Covid-19, Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan ini merupakan hal yang wajar ditimbulkan dari suatu penyakit.

"Kenapa tidak mengakui, semua dunia juga bisa mengakui, nanti muncul lagi gejala yang lain atau manifestasi yang lain, ya biasa-biasa saja, itu kan manisfestasi penyakit," kata Wiku.

Berapa jumlah orang Indonesia mengalami happy hypoxia?

Pemerintah Indonesia sejauh ini sudah memampang data kategorisasi pasien positif covid-19 berdasarkan gejala-gejalanya.

Jumlahnya berdasarkan komplikasi gejala dari pasien, yaitu batuk (70%), riwayat demam (46,5%), demam (38%), sesak napas (34%), lemas (29,5%), pilek (25,7%), sakit tenggorokan (24,7%), sakit kepala (21,7%), mual (18,7%), keram otot (15%), menggigil (8,9%), sakit perut (7,5%) hingga diare (7,1%).

Namun, kondisi happy hypoxia belum terdata.

"Untuk diteliti ke situ masih jauh, karena kan kalau mau diteliti seperti itu harus satu-satu, semuanya diikuti, terus dilihat gejalanya berbeda itu," kata Juru bicara satgas penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia dengan happy hypoxia?

Menurut Wiku, pemerintah lebih memprioritaskan upaya pencegahan dan promosi agar masyarakat terhindar dari infeksi virus corona. Kata dia, upaya ini lebih bermanfaat dari pada penanganan.

"Jadi preventif dan promotif yang harus digembar-gemborkan pada masyarakat untuk melindungi diri," katanya.

"Jadi intinya, kalau kita melindungi diri, menjauhi dari kemungkinan tertular, kita sudah tahu cara penyakit ini menular, apalagi potensi misalnya, tahu-tahu dia hypoxia, caranya jangan sampai tertular, caranya apa, ya protokol kesehatan, sudah."

Baca lanjutannya: Semua Hal yang Perlu Anda Tahu Seputar Happy Hypoxia (Bagian 3)

Related

Health 4430195072767517932

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item